chapter 2

2.5K 246 40
                                    

Vote nya bestie...
Biar Tata semangat nih...






Happy Reading...

*****

Malam pun tiba. Kania, anak itu terlihat sudah rapi, dengan menggunakan gamis berwarna hitam yang dipadukan dengan kerudung segi empat berwarna coklat milo. Saat ini anak itu sedang duduk seraya berkaca.

"Ma, Kania gak mau baju ini, kania mau pakai rok aja" protes Kania. Memang benar, memakai gamis lebih susah, dulu Kania sering jatuh jika memakai ini.

"udah gak usah protes. Tinggal pakai aja apa susahnya, cepetan sana berangkat, nanti telat loh"

"iya"

Kania pun turun kelantai bawah bersama Mamanya. Disana sudah ada pria paruh baya yang terkesima melihat dirinya menggunakan kerudung dan gamis itu.

"Masyaa Allah, Cantik banget anak Papa" seru Ardi, Papa Kania.

Kania tersenyum "iya dong, anak papa gitu loh"

"emangnya putri papa ini mau kemana?" tanya Ardi yang sudah penasaran. Tumben-tumbenan sekali anak-nya yang brutal dan tak tau diri ini memakai pakaian muslim.

"Kania mu ngaji, sebenarnya Kania mau nolak, tapi Mama ngancem terus" bisik Kania pada Papanya.

Sontak, Ainur pun mebolakan matanya.

"yaudah deh, Kania berangkat ngaji dulu, bye-bye Papa, bye juga Mama" seru Kania yang langsung saja pergi melangkahkan kakinya.

"salamnya Kania!"

"Assalamualaikum"

*****

Disana, Kania tak henti-hentinya mendumel dalam hatinya. Lantaran masa dirinya harus mengaji dengan bocil-bocil SD yang begitu ramai.

"ck, Mama bo'ong, katanya ada anak gedenya" gumam Kania kesal. Ia terus saja mendumel dalam hati.

"Apa lo liat-liat!" Kania memelototi bocil yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh.

"Aaa Kania mau pulang..."

"ih udah gede kok nangis" ujar anak kecil yang berada disana.

Kania menoleh "idih, siapa yang nangis, pd banget lo bocil"

"Assalamualaikum" ujar seorang laki-laki dengan memakai baju koko dan juga sarung, tak lupa ia juga menggunakan peci.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak.

Kania pun menolehkan pandanganya kebelakang, disana sudah ada pemuda tampan yang membuatnya terkesima dan juga terpesona.

"wih..., ganteng banget" ujar Kania dalam hatinya seraya tersenyum merkah.

"gak papa deh dibohongin, yang penting ustadznya ganteng" gumam Kania.

"untuk memulai ngaji kita, ayo ber-do'a dulu" ajak pemuda itu.

"Bismillahirohmanirohim Robbi zidnii 'ilmaa warzuqnii fahmaa. Aaminn..."

"ayo, siapa yang mau diajari dulu?" tanya ustadz dengan nada lembut.

"saya ustadz" ujar salah satu anak.

"eh, gue dulu cil" sela Kania begitu saja.

"enak aja, kakak datangnya paling akhir jadi harus akhir juga" ujar anak itu tak mau kalah.

"iya... Kakak juga udah gede, harusnya mengalah" ujar bocil yang satunya.

"yaudah deh iya, dasar bocil, kualat lo nanti" maki Kania begitu kesal.

Seraya menunggu gilirannya, sesekali Kania melirik ustadz itu. Tidak ia sangka ada orang setampan itu. Ia kira orang-orang yang tampan dan Soleh hanya ada di Wattpad saja.

Merasa diperhatikan oleh Kania. Ustadz itu menundukkan pandangannya. Ia sedikit merasa risih jika Kania terus memperhatikannya.

Tak berselang lama, semua bocil pun sudah selesai mengaji, dan beberapa dari mereka sudah pulang kerumah. Saat ini giliran Kania yang mengaji.

"halo ustadz" sapa Kania seraya tersenyum ramah.

Ustadz itu hanya menangguk, ia juga mundur beberapa langakah untuk membuat jarak dengan Kania.

"ustadz kenapa mundur?, gue bau ya?, emang sih sebelum kesini Kania makan jengkol dulu" ujar Kania cengengesan.

"kamu tidak bau, kita mamang harus jaga jarak saja" balas ustadz itu.

"namanya siapa ganteng?, Kiw-Kiw" ucap Kania tak tau malu, seraya menaik turunkan alisnya.

"saya Adam, panggil saja ustadz Adam"

"ustadz Adam. Hawanya mana?"

"belum ditemukan"

"gimana kalau hawanya Kania aja?"

*****

"MAMA..."

Ainur refleks menutup telinganya mendengar teriakan Kania yang bagitu merdu, alias merusak dunia. Gadis yang baru selesai mengaji itu langsung berlari menuju kearahnya.

"mama bohong" ujar Kania begitu saja.

"bohong apa?" tanya Ainur yang tak faham dengan pembicaraan anaknya itu.

"katanya yang ngaji enggak bocil-bocil. Tapi kok malah bocil semua" kesal Kania seperti anak kecil.

"tapi nggak papa kok, Kania malah seneng"

Ainur menyengritkan dahinya "seneng?, kamu kesambet apa Kania?"

"ih... Kok kesambet sih. Kania seneng karna ustadznya ganteng. Mama tau aja kalau Kania pecinta cogan"

Bersambung...

Pecinta cogan ayo tunjuk kaki...

Tinggalkan jejak. Tapi jangan jejak masa lalu ya... Slebew...


Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Where stories live. Discover now