chapter 6

1.8K 179 14
                                    

Hai-hai
Vote nya dong...






Happy Readin...

*****

"Ustadz...?"

Kania tak menyangka jika dirinya bisa bertemu tak sengaja dengan Ustadz Adam. Pria itu kali ini sedang menundukkan pandangannya. Pakainya bukan seperti pakaian yang ia gunakan saat mengajar ngaji, melaninkan pakaian yang dipakai oleh anak-anak muda zaman sekarang.

"loh?, sudah saling kenal ya?" tanya Umi Azkia seraya menatap mereka bergantian.

"iya, umi. Kania itu murid ngajinya Adam" balas Adam. Pria itu masih saja menundukkan pandanganya.

Kania tersenyum "duh ustadz, jujur banget sih jadi orang" Batin Kania dalam hatinya.

"Kania mengaji dimasjid?" tanya Umi Azkia pada dirinya.

"iya, tente, eh ibu, eh umi, siapa sih manggilnya" balas Kania begitu gugup. Ia masih tak menyangka jika dirinya bertemu dengan camer (calon mertua).

"panggilnya Umi aja"

"iya, bu, eh umi maksudnya"

Dret... Dret...

Dering telfon itu menyadarkan Kania. Dasar, dirinya benar-benar lupa jika Adinda sudah menunggu diparkiran. Auto kena marah Adinda nih.

"kalau gitu, Kania pamit dulu ya Umi, ustadz. Assalamualaikum" pamit Kania yang langsung melangkah pergi. Biasalah, ada calon mertua sedikit lebih sopan.

*****

"lama banget sih lo, gue tinggal juga lo!" kesal Adinda. Anak itu kali ini sedang sangat marah pada Kania.

"ya maap, gue lupa" balas Kania seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"lupa mulu lo, masih muda aja pikun. Apa lagi tua lo" sewot Adinda.

"sewot banget lo, lagi pms ya?"

"Da. Gue mau cerita, pokoknya ini cerita pa-"

"paling Kiyowo dan membuat hati bergejolak serasa dimabuk cinta. Udah hapal gue" srobot Adinda yang sudah hafal dengan kata-kata sahabatnya itu.

"GUE KETEMU NYOKAPNYA USTADZ ADAM... OMO... JINJA... AAAAA GILA.." teriak Kania seraya menggeplak lengan Adinda yang saat ini sedang menyetir mobil. (kebiasaan cewek, kalau seneng nabok orang)

"suara lo merdu banget, telinga gue sampe budeg dengernya" seru Adinda, telinganya saat ini sedang terasa berdenging.

"kaya gak tau gue aja lo"

"ya minimal tau diri lah"

"lo mikir nggak sih, kalau ini pertanda gue jodoh sama Ustadz?"

"terlalu pd itu tidak baik, lagian ini juga kebetulan, mana mau Ustadz yang begitu Masyaa Allah, mau sama lo yang Astofirullah"

Kania yang mendengar itu pun dengan refleks memukul Adinda.

"lo kalo ngomong cas cis banget gila"

*****

Saat ini, Kania dan juga Adinda sedang berada di tempat mie ayam lesehan milik burok, bu Roknia. Sesuai perjanjian, Kania akan mentlaktir bestie jametnya itu untuk makan dilesehannya burok.

"Minimal tau diri kalau ditlaktir Kids" sindir Kania. Anak itu begitu kesal, lantaran Adinda sudah menghabiskan 3 porsi mie ayam.

"sekali-kali" balas Adinda seraya cengengesan.

"Kania" panggil seseorang dari sana.

Kania yang merasa terpanggil pun menolehkan pandangannya, disana sudah terdapat Exsel. Ya, cowok yang selalu mendekatinya.

"lo ngapain disini Xel?" tanya Kania pada Exsel yang sedang bersama teman-temannya.

"gue kesini, mau ngingat kenangan" balasnya seraya tersenyum tipis.

Kania yang mendengar itu, seketika wajahnya berubah.

"Adinda, disini juga lo?" tanya Exsel pada Adinda.

"Yo'i, bro" balas Adinda.

"kalau gitu gue mau bayar mie ayamnya dulu" pamit Kania yang sudah berdiri. Ia pun segera berjalan untuk membayar semua pesanannya.

"lo masih sama ya. Kan" gumam Exsel seraya menatap Kania.

*****

"Dari mana saja kamu Kania?" tanya Ainur yang sudah berada diambang pintu seraya melipat tangannya didepan dada.

"ada deh, ibu-ibu itu gak boleh tau" balas Kania.

"dasar" kini perhatian Ainur tertuju pada sebuah tas belanja "kamu habis belanja ya Kania?"

"iya ma, udah dulu, Kania capek mau istirahat aja, bye mama" Kania langsung saja melangkahkan kakinya dan menuju kekamarnya.

Kania langsung saja merebahkan tubuhnya diatas ranjang kesayangannya itu. Pikirannya masih tertuju pada saat Exsel berkata 'melihat Kenangan'. baginya, kata-kata itu terdengar ambigu.

"Aaa..." teriak Kania frustasi.

Kania merubah posisinya menjadi duduk, kemudian ia melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya. Gadis yang masih mengenakan seragam sekolah itu, kali ini sedang melamun memikirkan entah apa.

"apa gue belum bisa lupa..."

Bersambung...

Lupa apa ya?
Bye-bye....









Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Where stories live. Discover now