chapter 13

1.6K 141 20
                                    

Hai hai...
Halo sobat kesta...
Jangan lupa vote...
Gratis kok tenang aja...






Happy Reading...

*****

"yang ada lo yang nikung gue"

Mereka menjadi hening setelah Adinda berujar seperti itu, Kania menundukkan pandangannya merasa bersalah atas apa yang telah ia perbuat kepada sahabatnya itu.

"udah lah, itu masa lalu nggak usah dipikir" Adinda mengelus punggung Kania dengan tersenyum, ia tahu apa yang dipikirkan oleh sahabatnya itu.

"dari pada bahas masalalu mending bahas masa depan gue sama Ustadz Adam" seru Kania bergairah.

"halu mulu kerjaan lo" maki Adinda.

"dari pada halu sama fiksi"

*****

"tumben banget lo nggak belajar Din, biasanya lo belajar terus tiap hari" Kania berucap seraya memperhatikan Adinda yang terdiam menghadap kedepan.

Adinda mendongak menatap langit dengan tatapan sendu "mau gue belajar atau enggak, ortu gue tetep nggak peduli Kan"

"lo harus berjuang Bestie, tunjukkan pada ortu lo, kalau lo bisa bikin mereka bangga" Kania mencoba menghibur sahabat jametnya itu.

Adinda tersenyum "makasih bestie setan gue yang sangat aduhai slebew ini..."

"Yo'i sama-sama"

Mereka berdua pun melanjutkan langkah kakinya untuk berjalan-jalan mengelilingi komples Kania.

"eh Din, lo liat deh Ustadz Adam sama siapa woy?" tanya Kania seraya memperhatikan dua orang yuang sedang berbincang.

Adinda menoleh, ia menyengritkan dahinya "itu Ustadz Adam?"

Kania pun dengan segera menarik Adinda untuk mengumpat dibalik tembok.

"gila!, sakit jamet!" maki Adinda yang merasa kesal karna ditarik saja oleh Kania hingga membuatnya jatuh.

"hutss... Diam sayang" balas Kania seraya langsung membekap mulut Adinda.

"najis!!" maki Adinda lagi.

"ustadz kamu sama siapa?, aku cemburu loh" gumam Kania yang masih memperhatikan dua orang itu.

Adinda tersenyum jahil "lo nggak insecure apa?, gila saingan lo spek ukhty-ukhty gitu, lo yang spek setan yo ndak mampu"

"gue tabok lo, bilang gitu lagi!"

"tapi masa lo nggak mikir sih Kan, Ustadz Adam kan pastinya suka sama spek gituan, itu udah masuk kriteria banget" ujar Adinda memanas-manasi hingga membuat hati Kania semakin tak karuan.

Kania nampak berfikir, benar juga apa yang dikatakan Adinda, apalagi ustadz Adam pernah bilang jika idamannya rajin dan taat pada agama.

"lo bisa diem nggak sih, bikin gue makin overtingking aja lo jamet!" kesal Kania.

"gila-gila jangan bilang Ustadz Adam suka sama dia"

*****

"hompimpah alaiyum gambreng"

Itu suara bocil-bocil yang sedang bermain hompimpah untuk memperebutkan siapa yyang diajari pertama oleh Ustadz Adam. Kania juga ikut dalam pertandingan itu.

"Kak Kania terakhir lagi" seru Bocil perempuan yang meledeknya.

Kania kesal, ia menyilangkan tangannya didepan dada "alah udah biasa"

Ustadz Adam tersenyum, baginya ini terlalu lucu, maksidnya anak-anak kecil itu yang lucu, Kania tidak termasuk. Sebenarnya Ustadz Adam.sedikit kasihan melihat Kania yang selalu diurutan terakhir.

"udah sana cepetan" ujar Kania kesal

"jangan marah-marah dong kak, kasian banget terakhir terus" bocil itu tertawa dengan laknatnya.

"sudah-sudah, ayo mengaji" sela Ustadz Adam.

"nggak papa yang terakhir, asalkan gue yang pertama dihati Ustadz" seru Kania begitu lantang dan percaya diri.

"cie... Cie... Ustadz..." sorak semua bocil itu bersamaan.

Kania yang mendapati sorakan itu pun tersenyum merkah. sedangkan Ustadz Adam, ia masih menundukkan pandangannya, entah mngapa bibirnya berkedut untuk menampakkan sebuah senyuman, sebisa mungkin Ustadz Adam pun menahan senyumannya itu.

"bisa aja lo bocil-bocil, gue jadi salting brutal nih" ujar Kania malu-malu, saat ini ia memang sedang salah tingkah hingga ingin kayang, bahkan jantungnya saat ini sedang pargoy tak karuan.

"sudah-sudah ayo mengaji dulu, tidak baik jika seperti itu" suruh Ustadz Adam kepada para murid-muridnya itu.

"ih ustadz senyum-senyum, salah tingkah ya?" seru bocil dihadapan Ustadz.

"tidak, ustadz tidak salah tingkah" elak Ustadz Adam, padahal sebenarnya ia juga sedikit salah tingkah, hanya sedikit tapi, secuil dong.

"cie... Cie... Ustadz sama kak Kania" sorak mereka lagi.

"mantap cil, habis pulang ngaji lo semua gue traktir es krim, karna udah cie-cie'in gue sama Ustadz Adam" lontar Kania.

Ustadz Adam pun hanya bisa menggelengkan kepalanya, memang, setelah Kania mengaji disini, suasan tempat mengaji menjadi lebih asik, karna diselangi canda tawa dan tentunya gombalan Kania.

Namun, diluar sana, terdapat seseorang yang sedang memperhatikan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Bersambung...

Sape tuh yang liatin?
Jangan lupa vote...
Bye-bye...









Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang