chapter 8

1.7K 183 20
                                    

Halo...
Ada yang kangen nggak nih?
Hehe... Bercanda ya...






Happy Reading

*****
Rintik-rintik air masih saja turun, membuat dua remaja itu hanya berdiam saja dengan pikiran masing-masing. Mungkin jika kalian pikir Kania diam karna canggung, kalian salah, karna saat ini Kania sedang memikirkan topik pembicaraan.

"Ustadz" panggil Kania memecah keheningan diantara mereka berdua.

"kenapa Kania?" tanya ustadz Adam yang tak berani menatap Kania, bahkan jarak diantara mereka begitu jauh, takutnya akan menimbulkan fitnah.

"ustadz mau tau nggak apa yang lebih deras dari pada hujan?" ujar Kania.

Ustadz Adam nampak berpikir "air terjun?"

"salah, jawabannya, cintaku padamu"

Ustadz Adam hanya bisa menggelengkan kepalanya, baginya, Kania adalah cewek paling aneh yang pernah ia temui.

"Adam"

Ustadz Adam yang merasa terpanggil pun mencari sumber suara itu, ya, disana sudah terdapat wanita paruh baya yang membawakannya payung.

"Ya Allah, Umi, kenapa kesini? Ini dingin umi" omel Adam pada Umi Azkia.

"Umi kesini itu kasihan kalau putra kesayangannya umi ini kedinginan" balas Umi Azkia seraya tersenyum lebar.

"Adam nggak papa umi, harusnya umi duduk aja dirumah"

"nggak, umi nggak mau anak umi kedinginan"

Adam tersenyum, ia begitu beruntung mempunyai Ibu yang begitu menyayanginya.

Umi Azkia menoleh kesebalah kirinya, disana Umi dibuat penasaran oleh gadis cantik yang sedang duduk seraya tersenyum kearahnya.

"Halo Umi" sapa Kania dengan menunjukkan senyum pepsodennya dan melambaikan tangannya.

Umi menyengritkan dahinya, entah kenapa ia merasa tidak asing dengan gadis itu.

"Masyaa Allah, Ini siapa cantik sekali?" tanya Umi kepada Kania.

"ini Kania, umi, cewek yang tadi nabrak umi" jelas Kania.

"Masyaa Allah, Ini Kania? Cantik sekali Nduk, Umi sampai pangkling" seru Umi Azkia begitu terkejut melihat penampilan Kania yang sangat berbeda dari waktu itu.

"umi bisa aja, Kania jadi salting nih" ujar Kania malu-malu.

Umi Azkia tersenyum, dan menggelengkan kepalanya, baginya Kania itu gadis yang lucu.

"Kania belum pulang?" tanya Umi Azkia.

"belum umi, nunggu hujannya reda dulu" balas Kania.

"yah, umi nggak tau jika ada Kania, jadi umi cuma bawa payung dua, untuk Umi dan Adam saja.

"nggak papa Umi, Kania nunggu hujan reda aja"

"umi antar aja ya?"

"jangan umi, dingin" srobot Ustadz Adam begitu saja.

"biar Adam saja yang antar Kania"

*****

Diperjalan Kania dan juga Ustadz Adam hanya berdiam saja, jangan salah faham ya, mereka berdua membawa payung masing-masing, dan jarak mereka juga agak jauh.

"masih jauh?" tanya Ustadz Adam membuka suara.

"apanya yang jauh?" tanya Kania balik.

"rumah kamu" balas Ustadz Adam menjelaskan.

"oh, kirain cerita cinta kita"

Der...

Kania terkejut tak kala mendengar suara petir yang bergelgar, dengan refleks Kania pun berteriak dan menjatuhkan payungnya.

"ada apa Kania?" tanya ustadz Adam yang begitu khawatir.

"Kania takut petir ustadz" balas Kania yang masih menutup telinganya.

"jangan takut, Allah selalu ada disamping kita Kania" ujar ustadz Adam menenangkan Kania.

"tapi Kania takut ustadz, biasanya kalau ada petir, Kania dipeluk sama Mama, kalau sekarang ustadz mau nggak peluk Kania?"

"Astofirullah Bukan mahram Kania" omel Ustadz Adam yang refleks beristigfar mendengar perkataan Kania.

"bercanda ustadz" ujar Kania seraya cengengesan.

"ustadz, gimana caranya biar kita bisa menjadi mahram?" tanya Kania.

"karna kita tidak memiliki hubungan keluarga atau saudara, jadi kita tidak bisa menjadi mahram, kecuali jika kita menikah" jelas Ustadz Adam.

"kalau gitu nikah-in Kania dong ustadz, biar jadi mahram"

*****

Setelah mengantar Kania, Ustadz Adam langsung menuju ke Masjid untuk menjemput Uminya.

"Assalamualaikum" salam Adam kepada uminya yang saat ini sedang membereskan beberapa Al-Qur'an.

"Waalaikumsalam" balas Umi Azkia seraya tersenyum.

"sudah nak, nganter Kania nya?" tanya Umi Azkia kepada putranya itu.

"sudah umi" balas Adam.

"kalau gitu, pulang yuk umi, udah malam, jangan sampai umi masuk angin" ajak Adam.

Umi Azkia dan Adam pun melangkahkan kakinya untuk menuju kerumahnya. Hujan masih saja turun, namun sudah tak terlaku deras.

"Adam, tadi Abah-nya Adiba datang kerumah, katanya dia ingin bertemu kamu nak"

Bersambung...

Btw mau ngapain ya?
Ikuti terus perjalanan cerita ini ya...
Bye-bye...



Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Where stories live. Discover now