chapter 3

2.3K 212 13
                                    

Halo...
Tinggalkan jejak bestie...
Jangan lupa untuk vote ya...






Happy Reading...

*****

Sinar mentari telah terbit. Suara kicuan burung menghiasi pagi hari ini. Aroma segar dedaunan basah begitu membuat hati tentram. Pagi kali ini juga begitu cerah seakan-akan mengikuti apa yang ada didalam hati Kania.

"Astuti..." panggil Kania kepada Adinda seraya berlari menuju kearahnya.

"nama gue Adinda. Jamet!" kesal Adinda.

"Da. Gue mau cerita, pokoknya ini cerita paling Kiyowo dan membuat hati bergejolak serasa dimabuk cinta" cerocos Kania begitu saja.

"cerita apa?" tanya Adinda yang mulai penasaran.

"kamu nanyaa~, aku mau cerita apa?" ujar Kania menirukan suara yang sedang viral dimedia sosial itu.

"gak jadi nanya deh gue" Adinda pun langsung saja melangkah pergi meninggalkan Kania.

"canda Astuti..."

"yaudah cepetan cerita"

Kania menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya.

"jadi, kemarin gue disuruh sama emak gue buat ngaji, nah otomatis gue nolak dong. Tapi karna emak gue ngancem jadinya mau atau pun tidak gue harus menerima. Nah, dan akhirnya gue pun menerima. Dan ini adalah scen paling gue seneng..."

"apaan?"

"kalau rame, lanjut part dua"

Plak

Adinda refleks menabok punggung Kania. Ia sedang serius mendengarkan malah bercanda tuh anak.

"sakit jamet" kesal Kania seraya meringis. punggungnya terasa panas seperti dibakar oleh api-api yang mebara. Seperti cintanya Kania kepada ustadz Adam.

"makanya cepetan, gue udah PW banget nih mau denger cerita lo"

"jadi scen yang paling gue seneng itu ketika. Ustadz yang ngajar gue ganteng banget, kaya idol K-pop woy. Gila sih, gue aja heran ada orang setampan itu" Histeris Kania.

"terserah lo deh"

*****

"lo nggak mau pulang sama gue aja Kan?" ajak Adinda kepada Kania yang saat ini sedang duduk dihalte bus seraya menunggu ojek, atau taxi lewat.

"nggak usah, gue naik ojek aja" tolak Kania.

"beneran?, nanti lo nangis lagi"

"beneran, udah sana pulang"

Adinda pun melaju pulang dengan menggunakan mobil merah kesayangannya. Sedangkan Kania ia masih duduk seraya menunggu ojek atau Taxi yang lewat.

"bang ojek..." teriak Kania begitu melengking ditelinga abang ojek itu.

"ayok neng"

Lauhul Mahfudz ku [SUDAH PO]Where stories live. Discover now