Perlahan tapi pasti, Kai melepas cekalan tangannya ketika melihat Krystal mengangguk menyanggupi. Ia lalu menggeser tempatnya dan mengodekan agar Krystal mengisi ruang kosong tersebut.

"Aku tak akan berani macam-macam." Bujuknya pelan masih dengan suara serak. Krystal hanya tersenyum geli. Gadis itu tahu betul jika lelaki ini tak akan berani macam-macam dengan dirinya.

Tak menunggu lama, Krystal pun memposisikan dirinya berbaring di sebelah Kai. mereka berhadap-hadapan sambil memandang rindu satu sama lain. Tangan Krystal tergerak untuk mengurai surai coklat milik Kai.

"Jangan menyakiti dirimu untuk mendapat perhatianku." Bisiknya pelan. "Karena aku tak akan datang."

Kai memejamkan matanya mendapati belaian Krystal yang terasa lembut, "Kau akan tetap datang..." jawabnya yakin.

***

07.45 KST

Sehun mengerjapkan matanya perlahan mendapati sinar mentari menyapa wajah tirusnya. Perlahan-lahan mata sipit miliknya terbuka sempurna. Ia meregangkan seluruh otot tubuhnya sambil menatap sekeliling. Ia lalu bernafas lega ketika mendapati dirinya tertidur di ruangan kosong yang ada di lantai atas dengan terbalut selimut kepompong yang terbilang hangat.

Ia mengingat kembali kejadian semalam. Tak menyangka jika lelaki bernama Kim Minseok itu memiliki perhatian lebih padanya yang selalu angkuh.

Ia menyibak tempat tidur kepompong yang biasanya digunakan untuk berkemah itu. Sambil mencoba membersihkan kotoran di sekitar matanya, Sehun berjalan santai menuju pintu lift yang terletak tak jauh dari sana.

Tangannya tergerak memencet lantai dasar saat ia baru saja memasuki lift tersebut. Tapi ia urungkan. Jari telunjuk itu tergerak memencet tombol lain yang akan membawanya menuju lantai 3.

Lift itu dengan cepat membawanya ke lantai tujuan. Ia berjalan dengan santai di lorong yang terbilang sepi itu. Langkahnya terhenti tepat di depan sebuah pintu bertuliskan CEO.

"Tuan Oh Sehun..." Seorang wanita berpenampilan khas sekretaris langsung menghampirinya tatkala melihat anak lelaki satu-satunya dari sang CEO datang berkunjung.

Sehun tersenyum singkat, tak akan ada bungkukan hormat yang akan Sehun berikan. "Appa..."

"-beliau akan sampai sebentar lagi..." jawab sekretaris pribadi Oh Youngmin itu sigap. Seakan mengerti dengan jelas apa yang ingin Sehun tanyakan.

Dengan santai, Sehun membuka kenop pintu itu dan masuk ke dalam. Sempat ia lihat si gadis sekretaris membungkuk hormat sebelum dirinya hilang dibalik pintu yang menutup perlahan. Sehun mengitari ruangan besar itu. Tak banyak yang berubah semenjak terakhir ia masuk ke ruangan ini beberapa bulan lalu.

Ia mengambil duduk di kursi besar milik ayahnya. Ia sempat bermain dengan kursi itu sejenak. Maju mundur dan berputar menggunakan kursi itu. Bermain-main bagai anak kecil. Hingga ia secara tak sengaja menjatuhkan beberapa dokumen penting yang ada di meja akibat permainan konyol tersebut.

Buru-buru diambilnya dokumen tersebut dan merapikannya asal. Ayahnya akan marah jika mengetahui Sehun mengacaukan semuanya hanya karena bermain-main tak jelas di ruangan penting itu. Kegiatan berbenahnya terhenti tatkala ia menemukan sebuah lembaran foto yang terselip di antara dokumen-dokumen itu.

Ia tersenyum sinis memandangi potret yang tercetak jelas di sana. Sebuah foto pernikahan yang terlihat usang. Tergambar dengan jelas potret Ayahnya tengah tersenyum canggung dalam balutan jas dengan wanita cantik berwajah ras melayu yang tersenyum manis di sebelahnya.

Saat ia sedang asyik mengamati foto tersebut, seketika ayahnya datang dan merebut foto tersebut. Terlihat tatapan takut yang coba lelaki itu tutupi. Sehun hanya tersenyum remeh melihat respon yang diluar perkiraannya.

Sasaeng Fans [EXO]Where stories live. Discover now