"DIMANA ISTRI SAYA!" teriak Erland lalu menarik kerah leher polisi di depannya.

"Ma-mayat itu i-istri a-anda tu-tuan." Jawab sang polisi dengah terbata-bata.

DEGGG

Mata Erland membelalak sempurna, wajah dan ekspresi marahnya tadi kini seketika hilang di gantikan dengan tatapan kosong. Tangan Erland yang tadinya memegang kerah leher polisi, kini terjatuh dengan lemas.

Hendar mendengar itu memejamkan matanya, untuk sekarang Hendar benar-benar tak sanggup melihat ekspresi Erland lagi.

Kabar ini mampu menghentikan desiran darah yang mengalir di tubuh Erland, kabar ini membuat kerja jantung Erland seketika berhenti, kabar ini juga membuat Erland seketika lupa bagaimana caranya ia bisa menghembuskan nafasnya dan kabar ini seketika mendorongnya kembali dalam lubang yang begitu dalam dan gelap yang sampai kapanpun tak akan bisa ia keluar tanpa uluran tangan istrinya.

Tapi kini istrinya....

Kesadaran Erland kembali, seluruh kulitnya kini memerah dan kini ia ingin mengangkat tangannya untuk menghajar polisi di depannya karena berani-beraninya mengatakan bahwa mayat itu adalah istrinya.

Tapi sebelum tangan Erland menyentuh kulit polisi itu, polisi di depannya sudah terlebih dulu memperlihatkan cincin di tangannya yang membuat Erland lagi-lagi menegang.

"Kamu menemukan ini di tempat kejadian, ini merupakan bukti terkuat meyakinkan anda bahwa korban adalah istri anda tuan. Selain cincin ini, kamu juga menemukan barang bukti lainnya, yaitu sisa-sisa pakaian yang digunakan nyonya yang tidak termakan api sepenuhnya."

DEGGGG

Hancur, itulah yang dapat mendeskripsikan kondisi Erland saat ini.

Erland ingin mengelak,tapi bukti-bukti yang polisi tunjukkan padanya membuat bibirnya kelu.

Menatap cincin yang masih indahnya sama seperti cincin yang melingkar di jari manisnya membuat dada Erland berdenyut sakit, cincin ini memang dia sendiri yang mendesain nya dengan begitu indah dan tak mudah hancur meskipun di bom nuklir sekalipun. Dan melihat cincin itu kini masih tampak berkilau dengan tulisan namanya yang tertera kecil di bagian dalam cincin tersebut, Erland langsung mengepalkan tangannya memegang cincin tersebut dengan begitu erat.

Erland menundukkan kepalanya, bahunya kini bergetar dan makin lama semakin bergetar hebat. Semua orang di ruangan itu langsung meninggalkan Erland, memberi ruang untuk Erland saat ini terkecuali Hendar yang kini masih berdiri tegap di belakang Erland.

Hendar terdiam melihat tubuh tegap di depannya yang biasanya tampak begitu kuat dan tegar, kini bergetar sangat hebat dengan bahu yang sudah lunglai.

Hendar tau perasaan Erland saat ini, Eliza yang begitu sangat Erland ingin selamatkan dari penyakitnya kini justru meninggal dengan kondisi sangat mengenaskan.

Eliza pergi dengan kesalahan pahaman mereka, dan kini kesalahpahaman itu tak mungkin terselesaikan karena Eliza kini selama-lamanya meninggalkan Erland.

"El, aku tau ini bukan kemauan mu untuk pergi. Tapi, kamu melupakan janjimu untuk terus bersama suami dan anak-anak mu El. Jika nanti anak-anak mu telah besar dan menanyakan dirimu, apa yang harus aku katakan pada mereka. Dan bagaimana cara ku untuk bisa membuat Erland menikmati hidup tanpa adanya dirimu, kau pergi dengan meninggalkan tugas yang begitu berat untukku dan aku hanya minta padamu agar kau bisa tenang di sana. Disini aku, akan berusaha sebisa mungkin menjaga mereka untukmu. Semoga tenang El."

Hendar mengangkat tangannya ingin menepuk pundak Erland,tapi sebelum berhasil ia hanya bisa menatap kosong di depannya karena Erland kini sudah pergi memeluk mayat istrinya dan menangis sejadi-jadinya di sana.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now