Bab:4

225K 21.7K 607
                                    

Selamat HUT RI ke 77🥳

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Seorang pria tampan berlari cepat memasuki mansion nya, penampilannya terlihat sangat berantakan dengan kemeja putih polos yang ia gulung sampai siku dan kancing atas kemeja yang ia buka hingga memperlihatkan dada bidang nya.

Ketukan pertemuan antara sepatu pantofel dengan keramik, menimbulkan suara keras.

Sesampai tempat ia pria itu tuju, ia langsung membuka pintu dengan keras.

BRAKK

DEGG

Dunianya seakan berhenti saat itu juga, melihat wanita yang amat sangat ia cintai kini tergantung dengan leher yang terikat.

"ELIZAAAAAAAA!" Teriaknya langsung mengambil tubuh istrinya yang sudah tak bernyawa dan memeluknya erat.

Di lantai, pria itu yang tak lain adalah Erland dengan tangan gemetar memegang pipi mulus milik istrinya. Air matanya tak dapat di bendung lagi ketika merasakan tubuh istrinya terasa dingin tak bernyawa.

Padahal baru beberapa jam yang lalu ia masih melihat tatapan kebencian istrinya yang ditujukan untuknya, tapi kini mata indah berwarna biru sapphire itu sudah tertutup untuk selama-lamanya.

Erland menangis keras memeluk tubuh Eliza untuk yang pertama dan terakhir kali nya, kenapa sangat sulit untuknya meminta kebahagiaan sedikit saja pada Tuhan.

Di seluruh hidupnya ia hanya menginginkan istrinya, itu saja. Ia tak pernah memaksa tuhan untuk membuat istrinya membalas perasaannya, cukup membuat istrinya berada di sisinya itu sudah membuatnya sangat bahagia. Tapi kenapa sangat sulit, masalah terus datang menimpa nya hingga akhirnya ia hanya bisa memeluk tubuh tanpa nyawa istrinya.

"Jangan tinggalkan aku El, ku mohon." Bisiknya di telinga sang istri.

"Bangun sayang."

"Jika kau mau pergi, tolong bawa aku El. Jangan tinggalkan aku, ku mohon jangan tinggalkan aku."

Erland terus berbisik memohon pada mayat istrinya untuk ikut membawanya pergi, menghiraukan kenyataan bahwa kini istrinya sudah tidak bernyawa.

"Tuan, kita harus mengurus pemakaman nyonya." Ucap Max yang tiba-tiba datang.

"Pemakaman?" Lirih Erland merasa dunianya kembali gelap seperti terakhir kali ayah dan ibunya pergi meninggalkan nya.

"PEMAKAMAN APA HA! ISTRI SAYA MASIH HIDUP, DIA MASIH HIDUP DIA TIDAK AKAN MENINGGALKAN SAYA!" Teriak Erland keras.

Max mendudukkan kepalanya takut.

"Ta-tapi nyonya sudah meninggal tuan." Ucapnya berusaha menyadarkan Erland.

'Tapi tuan dan nyonya Demian sudah meninggal tuan muda."

Ucapan dua puluh tahun yang lalu lagi-lagi terdengar di telinga Erland, membuat pria berwajah tampan itu kembali merasakan jatuh ke dalam lubang yang sampai kapanpun tak ada yang bisa membawanya keluar kecuali wanita di pelukan nya ini.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now