Bab:38

115K 12.8K 2.5K
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Operasi Caesar yang berlangsung selama 2 jam lebih kini berhasil dengan sempurna, terlihat Eliza yang kini menatap binar dua bayi yang berada di gendongan dua suster di depannya.

Dengan senyuman lebar, Eliza mengambil bayi yang berbalut kain tebal dan lembut berwarna biru.

Kedua bayi itu terlahir dengan sehat dan sempurna, bayi kembar tak identik berjenis kelamin laki-laki dan perempuan ini tampak begitu menggemaskan dengan kulit masih berwarna merah.

"Apa ini yang lahir duluan?" Tanya Eliza dengan ibu jarinya mengelus lembut pipi bayi di gendongan nya.

"Iya nyonya, laki-laki lahir terlebih dahulu baru perempuan." Jawab salah satu suster di samping Eliza.

Eliza tersenyum semakin lebar.

"Kamu sekarang jadi seorang kakak, jadi tugasmu adalah menjaga adikmu." Ucap Eliza pelan pada bayinya.

Eliza mengangkat kepalanya dan menatap bayi yang berbalut kain berwarna pink di gendongan suster.

Suster yang mengerti keinginan Eliza tanpa berbicara, dengan cepat salah satu suster mengambil bayi laki-laki di gendongan Eliza dan suster yang satunya menyerahkan bayi perempuan pada Eliza.

Eliza tersenyum kecil melihat bayi keduanya, ia dengan lembut mencium kening dan kedua pipi bayinya sama seperti yang ia lakukan pada bayi laki-lakinya tadi.

"Jadi adik yang penurut ya, selalu dengar apa yang kakak mu ngomong." Bisik Eliza pelan dengan hati bergetar bahagia melihat kedua bayinya kini telah lahir.

Eliza menyerahkan kedua bayinya pada suster untuk di istirahatkan, mata Eliza yang awalnya tampak bahagia menatap kedua bayi tersebut kini tampak berubah sendu mengingat sampai sekarang Erland tak kunjung datang melihat keadaan nya dan kedua anak mereka.

Kembali membaringkan tubuhnya dengan pelan,Eliza meneteskan air matanya.

Seharusnya ini adalah momen yang bahagia untuknya dan Erland,tapi entah kenapa momen yang amat sangat di tunggu ini terasa menyesakkan.

Eliza berpikir, apakah Erland saat ini benar-benar telah membencinya? Bahkan Erland tak ada untuk melihat anak-anaknya.

Yang Eliza pikirkan dan mohonkan amat sangat, yaitu jangan sampai Erland membenci anak-anaknya.

"Kumohon Er, jika aku pergi jangan benci anak-anak. Mereka sangat membutuhkan mu, saat itu mereka hanya benar-benar memilikimu. Jadilah ayah yang baik untuk mereka."

Eliza perlahan memejamkan matanya, saat ini ia harus lebih banyak istrihat karena setelah kondisinya lebih baik ia akan langsung melakukan operasi transplantasi jantung.

Tanpa Eliza sadari, sedari dia bangun hingga menggendong kedua anak-anak nya dan sampai ia memejamkan mata lagi ternyata Erland berada di depan pintu dan mendengar suami yang ia ucapannya.

Di luar pintu, Erland mengepalkan tangannya mendengar ucapan Eliza. Sangat menyesakkan ketika mendengar Eliza sudah mengatakan hal itu, seolah-olah dia benar-benar akan pergi meninggalkan nya.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now