Bab:3

228K 20.8K 626
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Eliza duduk terdiam di kursi meja makan, melihat para pelayan sibuk menyajikan banyak menu makanan malam ini. Mungkin karena Erland pulang, tapi saat Erland tidak pulang juga mereka akan tetap menyajikan banyak makanan untuknya.

Ia sedikit menghela nafas lega, untung saja para pelayan di sini tidak pernah membencinya meskipun seberapa jahat dan kejamnya dia memperlakukan mereka. Tidak seperti novel-novel yang pernah ia baca, di mana para pelayan banyak tidak tau diri bahkan di kehidupan nyata juga banyak para pelayan yang berani merangkak di tempat tidur majikan nya hanya demi uang.

Bicara tentang kejadian di ruang keluarga tadi, ia benar-benar keceplosan menyebut nama Lucas. Karena saat itu ia memang sedang memikirkan Lucas dan Luna, bagaimana caranya ia menghindari mereka karena tidak mungkin selamanya ia akan berdiam diri di rumah.

Eliza juga butuh refreshing, seperti shopping, liburan,dan jalan-jalan ke tempat yang indah. Terkurung di rumah hampir seminggu, meskipun segala keinginannya selalu ada di mansion ini tapi tetap saja ia akan merasa bosan.

Bahkan sekarang ia juga merindukan kegiatan pemotretan nya, meskipun dahulu ia sering mengeluh karena kecapean tapi ternyata jika ia tak bekerja ia merasa tidak tau harus melakukan apa lagi ia serasa jadi beban dan pengangguran.

Tidak mungkin kan selamanya ia terkurung di sini, astaga masih banyak impiannya yang belum ia gapai di kehidupan sebelumnya dan Eliza bertekad di kehidupan ini ia harus melakukan apa yang ia inginkan lakukan dahulu.

Seperti melihat bunga sakura di Jepang, berkeliling ke negara kincir angin Belanda, dan masih banyak lagi!

Eliza terus memikirkan keinginannya yang super banyak itu, tanpa menyadari bahwa kini Erland sudah duduk di kursi khusus di siapkan untuknya yang merupakan pemilik dari segala yang ada di sini.

Erland melihat ke arah Eliza sekilas, bukan hanya perubahan sikap tapi penampilan juga Eliza sangat berubah. Jika dahulu Eliza sering memakai riasan tebal denah segala dress mewah dan kurang bahan, maka kini Eliza tampak sangat sederhana dengan dress rumahan yang tidak terlalu menampilkan lekuk tubuhnya, dan jangan lupa wajah tanpa make up nya yang mana membuat kecantikan naturalnya terlihat.

"Nyonya." Panggil madam Solina saat melihat Eliza yang sedari tadi diam.

"Nyonya." Panggilnya lagi.

"Ahh iya, kenapa!" Kaget Eliza tersentak kaget.

Madam Solina tersenyum kecil.

"Nyonya mau makan apa?" Tanyanya.

Eliza dengan sedikit gugup menyempilkan rambutnya di belakang telinga, ia baru sadar bahwa Erland sudah ada dan kini menatapnya dengan tatapan tajam.

"Bisa mati kalau lama-lama kayak gini terus."

Menarik nafas dalam-dalam, Eliza berusaha menenangkan dirinya.

"Tenang El, bersikap seperti biasanya saja oke."

Elisa yang sudah mendapatkan pencerahan batin, langsung menunjukkan makanan yang ingin ia makan. Dan madam Solina dengan cepat mengambilkan nya untuk Eliza.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ