Bab:20

196K 18.1K 851
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Luna duduk di ruang tamu yang tampak sangat megah di mansion utama keluarga Demian, memang tak perlu di ragukan lagi bahwa keluarga Demian termasuk jejeran keluarga yang sudah ada beratus-ratus tahun lamanya dan termasuk keluarga yang memiliki kekayaan tak terhitung.

Di lihat dari dekorasi ruang tamunya saja sudah tampak sangat mewah, dengan setiap sudut ruangan terdapat banyak hiasan yang memiliki harga fantastis dan daya tarik mereka masing-masing membuatnya tak bosan berada di sini.

Di tambah lagi dengan sebuah foto yang sangat besar yang terpasang di tembok berwarna putih itu, foto yang berisikan dua tuan rumah disini yaitu Erland dan Eliza.

Selian foto besar, juga banyak bingkai-bingkai kecil berisikan gambar wanita cantik yang memperlihatkan pertumbuhannya dari bayi hingga sekarang yang terpajang rapi. Melihat ini saja Luna begitu merasakan bahwa keberadaan Eliza sangat berarti di mansion ini.

Semua yang ada di sekitarnya adalah benda-benda kesukaan Eliza, dan ia sangat tahu Eliza menyukai benda-benda mahal dengan harga fantastis di lihat wanita itu yang setiap harinya akan berpenampilan glamor dengan semua produk yang di gunakan nya adalah produk pilihan yang di rancang khusus untuk wanita yang berstatus sebagai nyonya Demian.

"Ahh Luna, maaf membuatmu menunggu lama." Ucap suara lembut yang datang dengan aura mencekam.

Luna berdiri dan melihat kesamping, ia tersenyum kecil melihat sepasang suami istri yang kini berjalan terlihat sangat serasi.

Dengan pria tampan dengan jas hitam andalan, dan wanitanya yang kini ia rangkul mesra yang memakai dress rumahan tapi terlihat sangat mewah mungkin dari bahannya atau bentuk tubuhnya yang sempurna membuat apapun yang di gunakan tampak mewah dan elegan.

"Eliza, Erland." Ucap Luna menundukkan kepalanya ramah menyapa pasangan suami istri itu.

Eliza membalasnya dengan senyuman lembut, sedangkan Erland ia hanya menatap Luna sekilas lalu kembali menatap istrinya di samping dengan tatapan penuh puja.

"Ini udah siang, Erland mau berangkat kerja ya?" Tanya Luna basa-basi.

"Iya, tadi kami sama-sama bangun kesiangan. Tadi saja kami baru selesai sarapan pagi lebih tepatnya siang sih, makannya agak lama datang ke sini." Jawab Eliza.

Luna tersenyum menanggapi itu. Suami istri bangun kesiangan? Ia tahu apa maksud Eliza, dan sepertinya ucapan Eliza ketika di rumah Celine bukan hanya sekedar omongan.

"Er, aku antar kamu sampai sini aja ya soalnya ada Luna gak enak ninggalin dia." Ucap Eliza pada Erland yang tak henti-hentinya menatap nya terus, ia sedikit malu karena disini bukan hanya mereka berdua tapi ada Luna juga.

"Tidak apa-apa." Ucap Erland mengelus surai pirang istrinya lembut.

"Hari ini kamu di rumah aja kan? Gak kemana-mana?" Tanya Erland.

"Emangnya tuan Demian ini mengizinkan saya berkeliaran kah?" Tanya Eliza balik dengan sindiran.

"Tentu tidak." Jawab Erland sambil terkekeh kecil.

"Ya udah kalau sana kerja. Ingat jangan main mata sama cewek lain, kamu itu udah punya istri cantik dan seksi jadi jangan punya mata gatal!" Peringat Eliza yang di balas kekehan kecil dari Erland.

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Where stories live. Discover now