Bab:24

172K 19.1K 2.7K
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

Di ruang tamu mansion besar keluarga Demian, terdapat dua orang pria dewasa yang sedang berbicara serius.

"Kalau kau terus khawatir seperti ini, kenapa tidak kau susuli saja istri mu." Ucap Hendar melihat raut khawatir tercetak jelas di wajah Erland meskipun tertutup dengan muka datarnya.

Erland hanya diam dengan duduk tegap sambil terus menatap pintu masuk menunggu istrinya pulang.

"Sedari dulu Eliza tak suka aku ikut campur dengan urusan nya." Ucapnya tanpa menatap Hendar.

"Ya kan dulu, bukankah sekarang sudah berubah?" Tanya Hendar.

"Lagi pula aku merasa ada yang tidak beres dengan nyonya Hunter itu, atau lebih tepatnya mertua mu." Lanjutnya.

Erland lagi-lagi terdiam, bukan hanya Hendar yang berpikiran seperti itu ia pun juga. Seluruh yang di lakukan Eliza ia mengetahuinya, semenjak pertemuan pertama nya dengan Eliza 20 tahun yang lalu ia selalu mengikuti kemana Eliza pergi secara diam-diam seperti penguntit. Ia tahu apa yang Eliza alami, apa yang Eliza pijaki, apa yang Eliza tangisi, dan apa yang Eliza hadapi, bahkan semuanya yang menyangkut Eliza ia tahu.

Hanya saja selama ini Erland diam karena ia hanya menunggu dimana disaat Eliza mengadu padanya, Eliza bukan wanita yang mudah di tindas dan Erland percaya itu. Dan jika suatu saat Eliza mengadu tentang apa yang di lakukan ibunya selama ini berarti Eliza sudah lelah menghadapi itu, dan tugas  Erland selanjutnya yaitu membasmi tanpa sisa orang-orang yang berani menyakiti maupun merundung istrinya.

Tap

Tap

Tap

Secara bersamaan Erland dan Hendar melihat arah datangnya suara langkah kaki, melihat datangnya seorang wanita cantik yang kini berpenampilan berantakan dengan wajah yang merah tercetak jelas gambar tangan di pipinya yang putih membuat kedua pria tampan itu membelalakkan matanya terkejut terlebih lagi Erland.

"Eliza!" Erland langsung berdiri dan menghampiri istrinya.

Eliza yang hari ini merasa di kuras habis-habisan baik tenaga maupun pikiran langsung memeluk Erland saat Erland di depannya, mencurahkan segala sakit di dadanya. Ini bukan karena ia lemah, tapi ini adalah perasaan asli Eliza hingga membuatnya sedih dan kecewa.

Kali ini ia benar-benar kecewa dengan sifat Rosaline, jika dahulu ia hanya sering meminta perhiasan-perhiasannya kali ini sungguh keterlaluan. Bermain tangan dengannya, menghina ayahnya bahkan memaksanya menceraikan Erland. Eliza tak apa jika di hina sedikitpun, tapi tidak dengan ayahnya yang sudah di surga.

Dan tentang menceraikan Erland, akhirnya ia tahu kenapa dahulu Eliza begitu kekeh ingin menceraikan Erland yaitu karena permintaan Rosaline.

"Hiks Erland." Tangis Eliza menumpahkan segala sakit yang selama ini ia pikul dalam menghadapi sifat ibunya.

Mendengar tangisan Eliza, Erland mengetatkan rahangnya marah. Tapi tangannya dengan lembut membalas pelukan Eliza.

"Hiks kenapa mama jahat banget sama aku Er, kenapa dia hanya sayang sama Luna di bandingkan aku anak kandungnya. Hiks mama jahat sudah menghina papa yang sudah di atas, mama hiks mengatakan papa berpenyakitan dan menyusahkan sama sepertiku."

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang