Bab:19

204K 18.8K 441
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dahulu ya 🌟

⚠️ Banyak typo berseberan, di mohon untuk hati-hati dalam membaca ⚠️

HAPPY READING!

"Sayang, kamu masih marah ya?"

Erland hanya terdiam, tak ada tanda-tanda ia akan membalas pelukan Eliza seperti biasanya. Merasakan itu, Eliza melepaskan pelukannya dari Erland dan langsung menuju di hadapan Erland.

"Kamu gak kangen sama aku?" Tanya Eliza sambil memeluk Erland lagi tapi kini dari depan.

Erland masih tetap terdiam, Eliza tersenyum kecut Erland benar-benar marah besar kali ini. Saat ia ingin melepaskan pelukannya, sebuah tangan kekar memeluk pinggangnya dengan erat membuat Eliza langsung tersenyum lebar dan kembali memeluk tubuh Erland dengan erat.

"Kamu diemin aku selama lima jam aja aku udah kangen. Gak enak tau di diemin, istilah nya seperti masak sayur tanpa garam pasti rasanya hambar dan gak enak begitulah aku kalau gak di tegur sama kamu." Adu Eliza sambil menggesekkan hidungnya di dada bidang Erland yang sudah menjadi kebiasaannya beberapa hari ini.

Senyuman lebar tak dapat di tahan bibir Erland, tangan kanannya bergerak mengelus surai pirang istrinya sedangkan tangan kirinya masih memeluk pinggang Eliza.

Eliza melepaskan pelukan tangannya dari tubuh Erland, dengan kaki yang menjinjit ia memegang kedua pipi suaminya. Mendapatkan perlakuan itu, Erland menatap wajah cantik istrinya lekat.

Mata biru sapphire indah itu menatapnya teduh, Erland seketika mengingat bahwa mata inilah 20 tahun yang lalu berhasil membawanya keluar dari ruang kegelapan yang menakutkan.

"Jangan marah lagi ya. Suamiku itu lembut dan baik, jadi jangan berubah jadi monster oke?" Ucap Eliza menatap Erland dengan lembut.

Mendengar ucapan Eliza, Erland tersadar tak seharusnya ia mendiami istrinya seperti tadi. Bagaimana jika tadi Eliza marah dan kembali seperti dulu, Erland benar-benar tak akan memaafkan dirinya sendiri.

"Maaf." Ucap Erland menatap Eliza penuh penyesalan.

"Maafin aku El, tidak seharunya aku ma-"

CUP

Eliza mengecup bibir Erland sebentar.

"Kamu gak salah, seharusnya aku yang salah karena menemui Lucas tanpa memberi tahumu. Maafkan aku ya." Ucap Eliza.

"Jangan sebut namanya El!" Ucap Erland tidak suka jika nama Lucas disebut oleh bibir manis Eliza.

Mengetahui kecemburuan Erland, Eliza terkekeh kecil.

"Baiklah-baiklah tidak lagi."

Tangan Erland bergerak mengelus pipi Eliza.

"Kamu membutuhkanku gila saat mendapat laporan bahwa kamu menemui pria itu." Ucap Erland jujur.

Mendapat laporan dari Max bahwa Eliza sedang di resto bersama Lucas membuat amarahnya langsung naik drastis, bahkan ia langsung meninggalkan meeting penting tanpa mengucapkan satu kata pun dan langsung pergi ke restoran itu dengan sangat cepat.

"Maafkan aku sayang, awalnya aku memang ingin pergi dengan Celine tapi di pertengahan jalan aku tak sengaja melihat Erick yang berjalan kaki karena tak di jemput oleh kedua orangtuanya. Jadi karena tuan Demian ini memiliki istri cantik dan baik, sehingga aku menolong bocah malang itu. Dan kebetulan saat itu Erick sangat lapar, dan ada restoran dekat jadi aku membawanya ke sana."

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant