Serpihan 11

Mulai dari awal
                                    

"S...soojung..." katanya terbata-bata. Oknum yang melakukan serangan mendadak tadi malah mencoba tak peduli. Ia dengan santainya duduk di kursi dan siap memakan segala hidangan yang tersuguh di atas meja.

-Flashback off-

***

Sungai Han - 21.01 KST

Kai tersenyum singkat mendapati ingatan masa lalunya terputar kembali secara tak sadar. Kisah cinta polos kedua muda-mudi yang saat itu belum mengerti bagaimana kerasnya kehidupan. Kisah di mana belum ada kepalsuan dan kebohongan yang memuakkan.

"Jongin..." Kai langsung menoleh ke sumber suara dan mendapati Krystal tengah berdiri dengan nafas tak teratur.

Gadis itu berjalan mendekat padanya. Rautnya berubah semakin khawatir melihat seberapa parah lebam dan luka yang kini menghiasi wajah manis Kai.

"Jongin... Apa yang ter-" Krystal tak mampu melanjutkan kata-katanya. Tangannya tergerak menyentuh luka-luka itu.

Kai hanya bisa meringis tatkala Krystal menyentuh luka yang parah. "Aku akan panggil dokter untuk meny-"

"-kau tahu aku tak menyukai itu." Potong Kai cepat.

"Lukamu terlalu parah untuk dibiarkan." Ucap Krystal geram.

Kai diam tak menjawab. Sebagai gantinya, ia mengeluarkan sebuah card key yang ada di sakunya dan menyerahkannya pada Krystal.

"Kau bisa membersihkan ini semua di apartemen ku kan?"

Krystal sempat terdiam, hingga akhirnya ia menyetujui rencana itu. Ia lalu membantu Kai berdiri dan menuntunnya menuju mobil yang terparkir tak jauh dari sana.

"Aku tak menyangka.... kau masih mengingat tempat ini, Soojung-ah.." gumam Kai lirih saat perjalanan menuju mobil.

Krystal membalasnya dengan senyuman. "Aku tak akan pernah lupa..." gumamnya tak kalah lirih.

***

Atap gedung SM Ent. - 21. 26 KST

Angin malam terasa menusuk, menandakan musim dingin akan tiba tak lama lagi. Hari semakin malam, angin berhembus kian kencang. Hal ini biasanya dimanfaatkan orang-orang untuk menyelimuti tubuh mereka dengan selimut tebal sambil berbaring malas di atas kasur.

Namun tidak bagi Sehun. Berbagai hal buruk yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya memilih menyendiri di atap gedung. Sambil ditemani beberapa botol soju, ia berharap dapat melepaskan sedikit tanggung jawab yang ada di pundaknya malam ini.

Ia kembali menenggak soju yang entah sudah gelas keberapa. Sambil menikmati angin malam yang menusuk, matanya menatap sekeliling.

Pandangannya tiba-tiba terhenti. Ia menyipitkan matanya tatkala melihat ada kepulan asap yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang. Merasa penasaran, ia pun membawa langkahnya mendekat. Jalannya sempoyongan, menandakan dirinya yang sudah sedikit mabuk.

Sehun terkaget ketika sampai di tempat dimana kepulan asap tadi berasal. "Apa kau merokok?" ucapnya santai namun dalam.

Orang yang ditanyainya menoleh dan sempat terkaget sebelum akhirnya ia bisa memperbaiki rautnya menjadi datar kembali. "Aku sudah cukup umur." Jawabnya santai.

"Aku tak menyangka wajah bayi sepertimu bisa menghisap hal seperti itu." Ejek Sehun remeh.

Lelaki itu mendengus geli, "Wajah bayi bukan berarti mental bayi." Ucapnya mantap.

Sehun sempat terdiam mendapati jawaban itu. Otaknya terputar untuk memikirkan sesuatu. Ia lalu mengacungkan botol soju yang ia bawa padanya. "Boleh ku tukar itu dengan ini?"

Sasaeng Fans [EXO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang