19

2.6K 151 1
                                    

Pagi itu, langit masih tampak berwarna biru gelap. Dea sesekali melirik jam tangannya, rupanya masih pukul setengah enam pagi.

Dea hanya duduk menonton serial kartun favoritnya, Spongebob Squarepants sambil menikmati sarapannya pagi itu.

Terlihat kak Aan datang, dengan jahil kak Aan mencubit hidung Dea dari belakang.

"Apa sih kak." Keluh Dea.

"Enggak apa sih, kamu tuh ngapain pagi - pagi udah bangun. Biasanya kan kamu ngebo terus," Ejek kak Aan.

Dea hanya menatap kak Aan dengan tatapan sinis, kemudian melanjutkan sarapannya dan sibuk menonton serial kartun favoritnya di televisi. Kak Aan hanya menggeleng - gelengkan kepalanya lalu ia meninggalkan Dea dan pergi ke dapur untuk sarapan.

Dea masih mengingat - ngingat kejadian kemarin. Ia merasa sangat bahagia, baginya hari itu merupakkan hari yang sangat menyenangkan.

****

Arya's Side

Pagi itu, Arya masih terbaring dengan tangan kanannya yang diletakkan dibawah kepalanya. Ia masih teringat akan kejadian kemarin sore, sesekali ia tersenyum.

Tiba - tiba, handphone Arya berdering, rupanya ada pesan masuk dari Adit.

Aditya Ganesha: Arya, besok kan tanggal 8. Rencananya gue pengen nembak Dea, kira - kira gimana ya caranya? Lo bisa bantu gue gak?

Arya membaca pesan itu dengan raut wajah yang awalnya bahagia menjadi datar. Arya pun membalas pesan Adit,

Arya Airlangga: Ya silahkan saja, gunakkan caramu sendiri ya, saya tidak mengerti dengan hal yang seperti itu. Maaf.

Arya yang semula bahagia menjadi datar, ia langsung mematikan handphone nya dan lebih memilih untuk memainkan gitarnya.

***

Dea's Side

Handphone Dea berdering tanda bahwa ada pemberitahuan masuk, berharap Arya yang menghubunginya. Namun, rupanya dari Adit.

Aditya Ganesha: Selamat pagi, Dea! Besok sibuk gak, De?

Ah ... php, kupikir Arya yang menghubungiku. gumam Dea sedikit kesal. Tetapi, Dea tetap senang karena Dea memang memiliki sedikit perasaan suka untuk Adit.

Deandra Claresta: Pagi, Dit. Gak sibuk deh kayaknya, ada apa?

Tak lama setelah membalas pesan dari Adit, Handphone Dea berdering, lagu One yang dimainkan oleh Depapepe terdengar. Dea melihat layar handphone nya sambil sibuk mengemil makanan ringannya. Terpampang nama "Adit" di layar handphonenya. Langsung saja Dea menyentuh tombol telepon yang berwarna hijau.

"Hai, De!"

"Hai. Kenapa, Dit? Kenapa enggak bales pesan aja?"

"Haha, pengen ngomong lewat telepon aja biar bisa denger suara kamu."

"Heleh, bisa aja."

"Iya dong bisa, apa sih yang gak gue bisa? Oh iya, besok temenin gue yuk main basket."

"Tapi kan aku gak bisa main basket, dit... ya kali dah ntar aku cuma ngelihatin kamu aja, kayak apaan aja." Dea yang semula sibuk mengemil langsung melempar makanan ringannya itu.

"Yah, ntar aku ajarin deh! Gak apa, temenin aku aja."

Dea terdiam sejenak, mencoba berpikir apakah besok Arya akan mengajaknya ke Cafe seperti biasa atau tidak.

"Hei? De?"

"Oh ya, hm bisa deh kayaknya."

"Nah, gitu dong! Ntar aku yang datang ke kelas kamu aja ya pas pulang, De!"

"Sip, ditunggu ya."

"Oke, sampai jumpa besok, De!"

"Sampai jumpa besok juga, Dit."

Dea langsung menutup teleponnya dan mulai berimajinasi apa yang akan terjadi besok, seketika Dea melupakan Arya yang membuatnya bahagia karena kejadian kemarin sore itu.

Dea berimajinasi bahwa besok adalah hari dimana Dea dan Adit akan kembali pergi bersama.

Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul setengah satu siang, langsung saja Dea mengambil handuk dan baju gantinya, lalu pergi ke kamar mandi.

Dea masih tidak bisa berhenti berimajinasi.

Setelah mandi, Dea hanya duduk dibangku depan meja belajarnya, dan mengambil buku notebook, lalu ia menuliskan.

Juni, 2015.
Hi.
Hanya mau cerita.
Besok aku akan menemani Adit bermain basket.
Entah kenapa, rasanya senang sekali.
Akan kuceritakan besok ya, apa yang terjadi nanti.
Semoga tetap membuatku merasa bahagia.

Deandra Claresta.

Setelah menuliskannya, Dea langsung meletakan buku notebook nya itu ditempat semula.

Karena tidak tahu harus melakukan apa, Dea memilih untuk merebahkan diri di atas kasurnya itu sambil mendengarkan lagu - lagu yang dinyanyikan oleh band A Rocket to The Moon, band yang didengarkan Dea dan Adit bersama di mobil Adit untuk pertama kalinya.

Tiba - tiba, ada seseorang mengetuk pintu kamar Dea.

Ah merusak momen aja, pasti kak Aan nih. ucap Dea dalam hati dengan kesal.

"Ya, masuk."

Benar saja, itu adalah kak Aan yang selalu saja mengganggu dan merusak momen bagus.

"Kenapa kak?" Tanya Dea.

"Gak, cuma mau ngingetin jangan lupa makan. Jarang - jarang kan ada cowok yang ngingetin kamu makan." Jawab kak Aan mengejek.

Dea menatap kakaknya dengan tatapan sinis, lalu melipat kedua tangannya. "Yeh, gak sejones itu juga sih kak. Iya, ntar aja masih kenyang."

"Haha, kenyang kenapa? habis bahagia ya? Hayoloh kenapa sih? Cerita cerita dong sama kakak, siapa tau bisa bantu." Kata kak Aan yang kemudian duduk diatas kasur Dea.

"Gak ah, ngapain cerita - cerita yang ada ntar momennya malah dirusak. Udah sana! Pergi, jangan mengganggu!" Ujar Dea sambil mendorong badan kakaknya dengan cara menendang.

"Biasa aja kali. Ya udah, ane pergi ya, tong. Jangan lupa makan, ntar busung lapar... jangan nunggu ada yang ngingetin, percuma gak bakal ada yang ngingetin... hahaha." ejek kak Aan yang langsung pergi keluar kamar Dea sambil tertawa.

"Ah, ngejek aja terus kayak dirinya sendiri gak jomblo aja." Kata Dea berbicara sendiri dengan kesal.

-----

HAIIIIIII
Setelah sekian lama gak update akhirnya bisa update juga meskipun ceritanya ga panjang hehehehe....
Itu ceritanya langsung aja yaa di skip jadi bulan Mei, eh memang seharusnya ya? Maklum udah lama ga update jadi agak lupa gimana alurnya tapi alhamdulillah masih bisa berpikir elehh.

Kuusahakan, semoga ga pending lagi ya! Doakan saja hehe.
Maklum, kelas 9 udah banyak tugas... ini aja updatenya karena bosan gak tau harus ngapain :(

Dan.... maafkan kalau ceritanya jadi acakadul gak nyambung gitu haha. Okeee, selamat membaca :333

EdelweissWhere stories live. Discover now