14

3K 165 2
                                    

Malam itu, Dea yang sedang sibuk memainkan game COC nya itu tiba - tiba menerima pesan line dari seseorang. Dea langsung melihat notification untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan.

"Arya? Ada apa nih, tumben." Gumam Dea yang langsung membuka pesan dari Arya.

Arya Airlangga: Dea... sabtu tanggal 4 April nanti kamu jadi nonton bareng Adit?

Dan membalasnya,

Me: Gak tau juga, nih... kayaknya jadi. Kenapa?

Arya Airlangga: Kamu yakin? Saya rasa gak usah deh... Memang klub bola nya kapan main? Jam berapa?

Me: Jam sembilan malam.

Arya Airlangga: Itu malam banget. Saya rasa kamu terlalu ngaco. Mending gak usah.

Dea tidak membalas, meskipun ia membaca pesan itu. Dea terlihat seperti sedang salah tingkah, dan mulai senyum - senyum sendiri.

Lalu, Dea beranjak dari tempat dia duduk dan mengambil kotak musik yang berbentuk persis dengan milik Arya.

Setelah itu, Dea langsung merebahkan diri diatas tempat tidurnya sambil memainkan kotak musik tersebut. Hingga pada akhirnya, Dea meletakkan kotak musik itu ke samping bantalnya dan tertidur pulas.

*****

Keesokan harinya, Dea telah duduk dihalaman rumahnya dengan pakaian seragam serta atribut lengkap untuk hari kamis.

Dea tampak resah, ia berulang kali melirik jam tangannya yang berwarna biru itu sambil menatap jalan.

Kakak laki - lakinya yang sedang berdiri sambil memainkan handphonenya melihat Dea dengan tatapan heran.

"Kenapa dek? Arya nya masih lama gak? Ya udah, gini aja biar kakak yang antar kamu ke sekolah..." Ujar kakak laki - lakinya yang baru saja pulang kemarin sore dari kuliahnya di Surabaya sambil menepuk pundak Dea.

"Gak usah kak." Tolak Dea yang masih sibuk melirik jam tangannya itu.

Kakak laki - lakinya yang biasa dipanggil dengan sebutan kak Aan hanya menggeleng - gelengkan kepalanya. "Nanti kalau kamu telat bagaimana? Udahlah biar kakak yang antar kamu aja, udah ah ayo." Ajaknya.

"Gak usah kak, bentar lagi juga pasti datang. Sabar sedikit saja." Jawab Dea.

Tak lama kemudian, tampak motor vespa Arya terparkir didepan pagar rumah Dea. Arya yang mengetahui ada orang lain di halaman rumah Dea langsung turun dari motornya dan menghampiri Dea.

"Akhirnya," Kata Dea dengan volume suara kecil.

"Maaf saya telat, tadi saya habis mengantarkan adik saya soalnya orang tua saya sedang pergi. Tidak apa kan?" Kata Arya dengan tergopoh - gopoh.

"Oh ini yang namanya Arya, yang kemarin sore diceritain Dea--" belum selesai bicara, Dea langsung menijak kaki kakaknya itu sambil menunjukkan raut wajah kesal. "--hehe bercanda, yaudah berangkat gih sana. Nanti kalian telat gimana, Arya kakak titip adik kakak ya kalau nakal jewer saja telinganya sampai merah juga gak apa." lanjutnya. Dea kembali menatap kakaknya itu dengan wajah kesal.

"Yaudah ya kak... kami pamit dulu ya kak." Pamit Dea yang kemudian bersalaman dengan kakaknya, diikuti oleh Arya yang ikut bersalaman dengan kak Aan.

Setelah itu, Dea dan Arya langsung berlari mengarah ke tempat motor vespa antik itu terparkir. Arya langsung memberikan salah satu helm nya kepada Dea. Kemudian, Arya menyalakan motor vespanya tersebut dan menjalankannya dengan kecepatan yang lumayan cepat.

*****

Terlihat gerbang sekolah yang baru saja ditutup oleh penjaga sekolah. Arya dengan sontak langsung menambah kecepatan motornya itu.

EdelweissOnde histórias criam vida. Descubra agora