𝟎𝟖𝟑. shinsuke kita - asmaraloka

4K 459 23
                                    

hi i'm back!!
how are u guys *˙︶˙*)ノ

— tentang relationship orang pinter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

— tentang relationship orang pinter.

"Menurut saya, membawa gadget ke sekolah itu perlu. Selain agar lebih mudah dalam mengabari keluarga jika suatu saat terjadi apa-apa, siswa juga lebih mudah dalam mencari informasi ataupun materi yang belum dipahami."

Sudah belasan menit berlalu, tetapi tatapan mata Shinsuke tak berubah sedikit pun. Ia terus memandang ke arah gadis di hadapannya yang tengah berbicara panjang lebar. Namun, bukannya mendengarkan apa yang disampaikan sang gadis, Shinsuke justru salah fokus dengan helaian rambut yang terbang mengikuti arah angin. Dalam diam Shinsuke berpikir, mungkinkah saat ini ia tengah menatap masa depan?

Ketika gadis itu kembali duduk, giliran Shinsuke yang kini berdiri dan menyampaikan argumennya. "Tetapi kenyataannya banyak siswa justru menggunakan gadget tidak seperti yang semestinya, mereka seringkali asik bermain gadget saat jam pelajaran. Lagipula jika alasannya lebih mudah dalam mencari informasi, bukankah hal tersebut bisa dilakukan dengan cara membaca buku? Dengan begitu justru membuat minat baca siswa menjadi tinggi."

Seolah tak mau kalah, gadis yang kerap dipanggil [Name] itu kembali menyela kalimat panjang lebar yang sudah dibeberkan oleh seorang Kita Shinsuke. "Itu—" Sang gadis mengumpat dalam hati ketika ia belum sempat menyelesaikan ucapannya, bel istirahat justru sudah berdentang.

Benar, sejak tadi keduanya hanya berdebat untuk penilaian bahasa Indonesia saja. Namun, hal tersebut malah dianggap terlalu serius oleh sang gadis pemilik rambut sebahu itu—ia bertingkah seolah tengah berdebat dalam suatu ajang perlombaan internasional.

[Name] selalu berusaha membuat semua hal yang ia lakukan lebih unggul dari Shinsuke—walaupun hal itu terasa mustahil dan justru membuatnya frustasi sendiri.

Gadis itu seringkali berpikir, sebenarnya Kita Shinsuke itu spesies apa sih? Kenapa dari akademik sampai non-akademik bisa ia lakukan semua dengan sempurna? Beruntung sekali bukan seorang yang suatu hati nanti menjadi istrinya?

"Nanti jam terakhir ulangan matematika, kita tinggi-tinggian nilai yuk? Yang menang boleh minta apa aja ke yang kalah." Celetuk sang gadis secara tiba-tiba, entah ia sedang berbicara dengan siapa—yang jelas itu membuat Shinsuke menoleh ke arahnya.

Setelah sepersekian detik, Shinsuke kembali fokus dengan materi yang sedang dipresentasikan di depan oleh kelompok lain. "Kamu bicara sama saya?" Wajar jika ia bertanya seperti itu, sang gadis saja berbicara tanpa menoleh ke arahnya.

"Ya sama siapa lagi?!" Masih sama, [Name] tidak menatap sang lawan bicara. Bagaimanapun ia tidak mau menjadi golongan manusia yang sering bicara sendiri disaat kelompok lain tengah presentasi.

Atau mungkin [Name] tidak siap jika harus bertatapan dengan Shinsuke di jarak yang terbilang sangat dekat ini. Hanya duduk bersebelahan untuk mengerjakan tugas kelompok saja jantungnya sudah berdegup kencang, apalagi jika sampai bertatapan?

Karena diam-diam, Shinsuke telah berhasil membuatnya jatuh cinta.

Puluhan detik berlalu, tetapi ia masih tidak mendapat respon dari laki-laki yang duduk disebelahnya. Lantas, [Name] menghembuskan nafas kesal. "Jadi mau nggak?!" tanyanya dengan nada yang sedikit ia tinggikan, namun tetap berupa bisikan. Terlihat jika Shinsuke menganggukkan kepalanya pelan disertai dengan senyum tipis.

Ketika sesi mengoreksi jawaban ulangan, mood [Name] tiba-tiba saja buruk. Bodohnya ia baru ingat jika tipe soal seperti itu harus dibagi dua terlebih dahulu. Sudah jelas jika nilai Shinsuke lebih tinggi dari miliknya.

Sebelum benar-benar keluar dari kelas, ketika berjalan melewati depan meja sang gadis, Shinsuke tertawa kecil melihat raut wajah [Name] yang tengah bersungut kesal. "Tinggian nilai saya." ucapnya—terkesan meledek.

Hanya tiga kata, tetapi sukses membuat hati [Name] panas. Ia berdiri, kemudian menyusul langkah kaki Shinsuke. "Lagi hoki aja tuh!" Mulutnya memang berucap seperti itu, tetapi dalam hati ia merutuki kebodohan diri sendiri. Ketika seorang yang seringkali menduduki posisi peringkat satu paralel mendapat nilai 100 di ulangan matematika, ia justru berkata 'hoki'??? Memang tidak tahu diri.

"Jadi mau apa?" Tanpa [Name] sadari, ia justru terus mengikuti Shinsuke hingga parkiran motor. Gadis itu mengakui jika dirinya memang bodoh. Padahal ia golongan antar-jemput, tetapi malah ke parkiran motor. Memang berada di dekat Shinsuke membuatnya kehilangan akal.

Shinsuke nampak berpikir, sebelum akhirnya, "Minta besok tinggi-tinggian nilai lagi, boleh?" tuturnya sembari mengenakan helm.

"Oke!" Gadis itu berseru, kemudian langsung pergi begitu saja sebelum semakin malu. Setelah jarak memisahkan mereka, [Name] justru sedikit berteriak, "Yang menang boleh minta traktir apa aja ke yang kalah!!"

Shinsuke tersenyum simpul. "Lucu." gumamnya pelan.

Hal seperti itu terus berlanjut hingga beberapa bulan ke depan, membuat hubungan keduanya terasa lebih dekat. Mulai dari sering pulang bareng—dengan dalih traktiran, hingga study date setiap akhir pekan.

"Mau sampai kapan kita tinggi-tinggian nilai mulu?" Gadis itu bertanya setelah menelan satu gigitan roti cokelat. "Emangnya kamu gak rugi kalau harus traktir aku terus?"

Shinsuke menggelengkan kepala. Toh, kadangkala sang gadis yang harus mentraktirnya. Jadi anggap saja jika mereka berdua hanya melakukan barter. "Sampai lulus."

Melihat sang gadis menaikkan salah satu alisnya, Shinsuke tertawa kecil. "Nanti yang paling banyak menangnya boleh minta apa aja ke yang kalah." jelasnya.

Gadis itu tertawa hingga menampakkan rentetan gigi putihnya. "Padahal awalnya juga gitu, kok bisa jadi traktir-traktiran ya?" Lagi-lagi [Name] menggigit roti cokelatnya, kemudian kembali bertanya, "Emangnya kalau kamu yang menang mau minta apa?"

Shinsuke berdiri dari duduknya, mengacak pelan surai sang gadis sembari tersenyum simpul sebelum kedua kaki jenjangnya bergerak kembali ke kelas. "Minta kamu jadi pacar saya."

---
Haikyuu © Haruichi Furudate
17/08/2022

---Haikyuu © Haruichi Furudate17/08/2022

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

kalian ngapain?? 🤡

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Where stories live. Discover now