𝟎𝟓𝟗. manjirou sano - boyfriend

5.5K 878 97
                                    

MANJIROU melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat yang sudah ia janjikan bersama dengan sang pacar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

MANJIROU melangkahkan kaki jenjangnya menuju tempat yang sudah ia janjikan bersama dengan sang pacar. Siapa yang menyangka jika ketua Touman itu memiliki pacar? Hanya petinggi Touman saja yang tahu tentang hubungan mereka. 

Pemilik rambut pirang tersenyum simpul kala melihat seorang gadis yang tengah duduk di kursi taman sembari mengotak-atik benda persegi panjang pipih di tangannya. Bukan Manjirou namanya jika tidak jahil. Dengan pelan-pelan, ia kembali melangkahkan kakinya mendekati sang gadis, kemudian langsung menutup mata gadis itu menggunakan kedua telapak tangannya.

Gadis yang kerap di panggil [Name] itu terperanjat kaget. Bagaimana tidak? Ia tengah menunggu sang pacar yang tidak kunjung datang dengan bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosan, tetapi tiba-tiba saja kedua matanya ditutup oleh makhluk asing.

"Siapa sih?!" ucapnya kesal. Walaupun sebenarnya [Name] sudah tahu siapa pelaku yang sampai saat ini masih terus menutup kedua matanya. "Memangnya kau tidak takut? pacarku berandalan." lanjutnya kemudian terkekeh karena geli dengan ucapan sendiri.

Manjirou ikut terkekeh, ia tidak lagi menutup kedua mata sang pacar. "Memangnya siapa pacarmu?"

Mengabaikan pertanyaan itu, [Name] justru berdecak sebal. "Kenapa lama sekali?!"

Seakan balas dendam, Manjirou juga mengabaikan pertanyaan [Name]. Ia mengulurkan tangan kanannya, "Put your hand in mine!"

[Name] menahan tawanya saat mendengar Manjirou yang baru saja mengucapkan sepenggal lirik lagu. Meletakkan tangannya di tangan Manjirou, kemudian mulai melangkahkan kakinya sejajar dengan langkah kaki Manjirou. Tujuan dua sejoli itu adalah festival musim panas.

"Sini!" ajak Manjirou—masih menggandeng tangan [Name]. Terus menariknya hingga berada di depan stand Shateki.

"Kalau tidak kena, kita putus." celetuk [Name]. Mungkin kekesalannya sudah kian membuncah. Mulai dari Manjirou telat, sekarang laki-laki itu justru sibuk bermain sendiri.

Manjirou mengangguk, tantangan [Name] terlalu mudah baginya. Ia hanya perlu menarik pelatuk saja. Namun, ekspektasinya terlalu tinggi. "Kenapa sulit sekali?" Dua peluru sudah ia gunakan, tetapi tidak mengenai tumpukan kaleng di depan sana. Nasibnya kini hanya tinggal peluru terakhir. Manjirou tentu tidak mau jika putus dengan cara konyol.

Dengan ragu, Manjirou kembali menarik pelatuk tersebut. Ia menyunggingkan senyum bangga saat peluru terakhirnya berhasil merobohkan tumpukan kaleng.

"Itu, itu saja hadiahnya!" [Name] berseru antusias sembari menunjuk ke arah boneka panda berukuran satu setengah meter yang merupakan hadiah terbesar dalam permainan tersebut.

Manjirou memberikan ekspresi wajah datar. Padahal niat awalnya bermain adalah mengincar gantungan kunci berbentuk Taiyaki. "Tidak boleh!" Manjirou sudah lebih dulu mengambil hadiahnya dan kembali menggandeng tangan [Name]. Diam-diam ia menyunggingkan senyum tipis saat melihat wajah kesal [Name].

Malam itu berakhir dengan Manjirou yang mencoba satu persatu setiap permainan di festival. Setelah puas bermain seorang diri, Manjirou mengajak [Name] untuk segera pulang.

[Name] menepis tangan Manjirou yang ingin kembali menggandengnya. Berjalan mendahului sang pria, [Name] terus-terusan menggerutu di dalam hati. Manjirou benar-benar membuatnya kesal.

[Name] pikir ia dan Manjirou akan menaiki satu persatu wahana, membeli permen kapas, makan eskrim berdua, tetapi kenyataannya justru Manjirou sibuk bermain sendiri dan ia hanya menonton keuwuan pasangan lain.

"Kenapa mengikuti ku terus sih?!" [Name] melebarkan langkah kakinya dan berjalan lebih cepat—dengan maksud agar Manjirou tertinggal.

"Mengantarmu sampai depan rumah, memangnya apa lagi?" Walaupun [Name] terus mengabaikannya, Manjirou tetap mengantar gadis itu sampai depan rumah. Sejak awal Manjirou memang berniat membuat [Name] kesal—karena menurutnya, wajah kesal [Name] itu terlihat menggemaskan.

Karena masih merasa kesal dengan tingkah Manjirou, [Name] dengan sengaja terus mengabaikan rentetan pesan ataupun panggilan darinya. Tetapi malam ini, ia membutuhkan Manjirou. Jari lentiknya memencet ikon telepon pada nomor yang selalu tersemat di chat paling atas.

"Manjirou?" [Name] menggigit bibir bawahnya menahan rasa takut. Sudah tahu hanya di rumah sendiri, tetapi ia nekat menonton film horor dan berakhir ketakutan.

Terdengar suara kekehan pelan dari seberang telepon. "Nonton film horor lagi?"

[Name] mengumpat kesal saat tiba-tiba telepon di matikan. Tetapi setelah itu, ia mengernyitkan dahi karena Manjirou yang menggantinya menjadi video call.

"Tidak usah di matikan sampai pagi." ucap Manjirou. [Name] menganggukkan kepala dan mulai berbaring seraya menarik selimutnya. Persetan dengan ponselnya yang akan panas di esok hari, ia tidak peduli.

"Selamat malam," [Name] hanya berdeham pelan menanggapi ucapan Manjirou, kemudian segera memejamkan kedua matanya.

[Name] tersenyum tipis ketika mengingat wajah bangun tidur Manjirou—walaupun hanya melalui ponsel. Hari libur telah usai, [Name] yang sudah memakai seragam segera bergegas pergi ke sekolah. Tetapi pandangannya salah fokus dengan boneka panda yang di letakkan di kursi depan rumah. Tangannya terulur mengambil secarik kertas yang terselip di antara kedua kaki boneka itu.

untuk pacarku <3

[Name] mengenali tulisan tangan tersebut. Karena walaupun seorang berandalan, tulisan Manjirou itu rapi. Ketika [Name] masih senyum-senyum sendiri, suara klakson motor menginterupsi nya. Terlihat Manjirou dengan motor CB250T tersenyum lebar ke arahnya. "Selamat pagi, pacar."

---Tokyo Revengers © Ken Wakui01/11/2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---
Tokyo Revengers © Ken Wakui
01/11/2021

kangen mikey (

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang