𝟎𝟕𝟗. hajime kokonoi - toy

5.1K 625 8
                                    

"Kalau begitu tidak usah dekat-dekat denganku!" ucap seorang remaja penggila uang sembari memijat pelipisnya

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Kalau begitu tidak usah dekat-dekat denganku!" ucap seorang remaja penggila uang sembari memijat pelipisnya.

[Name] mengernyitkan dahi merasa tak yakin. "Oke!" serunya, kemudian beranjak dari kursi halte. Tetapi baru selangkah, ia membalikkan badan dan kembali duduk di sebelah Koko. "Aku masih punya hati nurani."

Koko terkekeh pelan. Detik berikutnya hingga belasan menit kedepan, suasana begitu sunyi. Bahkan dua manusia yang tak pernah akur itu juga merasa sedikit canggung. Bersyukur, bus yang di tunggu-tunggu sudah datang.

Tanpa mengucapkan sepatah katapun, [Name] langsung mengambil tas milik Koko dan meraih pergelangan tangannya. "Ayo! Jangan sampai ketinggalan bus part 2."

Setelah masuk ke dalam bus, Koko langsung duduk di dekat kaca, diikuti oleh [Name] yang duduk di sebelahnya. Cuaca begitu dingin karena hujan tidak kunjung mereda.

Saat [Name] menolehkan kepala ke samping, ia dikejutkan dengan Koko yang menyadarkan kepalanya di sandaran kursi bus sembari memejamkan kedua mata. Dengan sedikit keraguan, juga rasa malu yang menggebu, [Name] mengubah posisi Koko menjadi bersandar di bahu nya.

"Ngeselin!" celetuknya, karena baru sadar jika posisi seperti ini akan membuat bahu nya terasa pegal. Tetapi sekali-kali berbuat baik dengan musuh juga bagus—lagipula sang musuh bebuyutannya tengah sakit.

"Jadi tidak ikhlas?" Suara yang begitu lirih, tetapi mampu membuat [Name] terkejut dan refleks mendorong tubuh Koko. Karena lemas, dengan tidak elite nya Koko terhuyung hingga kepalanya membentur kaca bus.

"Eh—" [Name] jadi panik sekarang. Ia kembali merengkuh tubuh Koko dan menyandarkan di bahu nya lagi. "Cup cup..." ucapnya seraya menepuk-nepuk bagian kepala Koko yang baru saja terbentur kaca.

"Kau pikir aku bocah yang akan menangis setelah kejedot?!" ucap Koko tidak terima. Tetapi jika boleh jujur, dahinya memang terasa sedikit nyeri.

"Diam." [Name] terus menepuk-nepuk kepala Koko dengan sangat pelan, tetapi lama-kelamaan tepukan itu berubah menjadi sebuah usapan lembut di pelipis.

Diam-diam Koko menyunggingkan senyum atas perlakuan sang gadis. Mungkin ini memang waktu untuk ia move on dari cinta pertamanya.

"[Name]?" panggilan itu membuat sang gadis menghentikan aktivitasnya. "Maaf jika sikapku sering mengganggumu."

[Name] hanya berdeham pelan, sedangkan Koko terus menundukkan kepalanya lantaran tidak mempunyai keberanian untuk bersitatap dengan sang gadis. "Maaf juga karena niat awalku mendekatimu agar cepat move on dari Akane-san. Tapi sepertinya, aku justru benar-benar menyuka—"

"Aku sudah tahu." potong [Name] tanpa menatap lawan bicaranya.

"Hah?!" Seketika Koko ngelag dengan ucapan [Name]. "Apanya yang sudah tahu?"

"Aku tahu kau memang bodoh, tapi tidak kusangka jika kau sebodoh ini. Apa kau berpikir jika aku juga menyukaimu karena aku terus-terusan peduli dengan setiap hal yang kau lakukan?" Gadis itu menjeda kalimatnya. "Sejak awal aku sudah tahu jika kau hanya mempermainkanku, karna itu aku juga balas mempermainkanmu. Ternyata membuat Kokonoi Hajime menjadi mainan itu menyenangkan juga."

"Brengsek!" umpat Koko, rasanya sangat memalukan. Ia memang berpikir jika [Name] benar-benar menyukainya, tanpa menaruh curiga jika gadis itu juga mempermainkannya.

"Kau tadi bilang benar-benar menyukai ku, huh?" [Name] menoleh ke arah Koko seraya tersenyum miring. "Sepertinya kita juga sama lagi."

Setelah sepersekian detik, Koko baru menyadari apa yang [Name] katakan. "Jadi kau juga menyukai ku?" tanyanya sedikit berteriak, tetapi [Name] langsung membekap mulutnya.

"Sadar tempat bodoh!" bisik [Name] di telinga Koko, yang hanya di balas sebuah cengiran tak berdosa. "Sayang sekali, padahal menjadikanmu sebagai mainan lebih menyenangkan."

Koko tertawa kecil, ia kembali menyandarkan kepalanya di bahu [Name]. "Lebih menyenangkan lagi kalau kau menjadikanku pacar."

Beruntung, bus dan hujan sudah berhenti, [Name] jadi bisa langsung pergi tanpa membiarkan Koko mengetahui pipinya yang bersemu merah. Tetapi setelah turun dari bus, laki-laki itu justru kembali berulah dengan berteriak ; "I love you [Name]!" sembari melambaikan tangan.

[Name] yang sudah selangkah memasuki blok rumahnya lantas membalikkan badan dan menghadap Koko yang masih diam di tempat pemberhentian bus. "I hate you, but I love you too Koko!!" serunya, kemudian menjulurkan lidah.

Mengabaikan kepalanya yang masih sakit, Koko kembali tertawa kecil dan membalas juluran lidah sang gadis.

---
Tokyo Revengers © Ken Wakui
29/01/2022

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Där berättelser lever. Upptäck nu