𝟎𝟔𝟕. izana kurokawa - help me

5.8K 698 61
                                    

izana kurokawa & kakucho hitto : high school 1st year !

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

izana kurokawa & kakucho hitto : high school 1st year !

Remaja bermanik orchid itu menghela nafas lelah, sejak tadi mulutnya tidak berhenti menggerutu. Di awal sekolah menengah atasnya, Izana langsung mendapat tugas yang banyaknya sudah seperti kasih sayang seorang ibu.

Petang, waktu dimana tubuhnya sudah menampung semua kelelahan dari pagi. Karena sekolahnya menerapkan sistem full day school, juga Izana yang menyalonkan diri sebagai anggota OSIS membuat lelahnya berlipat.

Melempar tas nya ke ranjang, Izana berjalan ke kamar mandi, kemudian langsung berendam dengan air hangat sembari memejamkan kedua mata. Ia benar-benar lelah—sangat lelah!!

Selesai mandi, Izana memilih langsung tidur saja tanpa makan malam lebih dulu. Hidup seorang diri memang menyusahkan. Rasanya Izana ingin berhenti sekolah saja, kemudian langsung mencari istri.

Beberapa menit setelah memejamkan kedua matanya, Izana mengumpat dalam hati. Sialan! Ia tahu jika ini hanya mimpi. Tetapi tubuhnya justru sulit di gerakkan, ditambah ia juga tidak bisa membuka mata. Menurutnya, mimpi terbangun di kuburan adalah mimpi paling konyol. Tidak adakah tempat selain kuburan?

Atensinya teralihkan oleh sosok seorang gadis berseragam putih abu-abu dengan rambut panjang yang di biarkan tergerai secara acak-acakan. Terlihat seperti baru saja menjadi korban pelecehan dengan kedua mata sembab dan juga lebam dimana-mana. "[Name]?"

Gadis itu menoleh—dan benar saja, ia adalah [Name], seorang gadis yang akhir-akhir ini sering memenuhi pikiran Izana. Di awal masa SMA nya, Izana dibuat jatuh hati dengan sosok gadis yang terbilang cukup misterius. Daripada berbicara, [Name] lebih banyak bertindak dan tidak suka basa-basi, perempuan itu juga terlihat sering menyendiri.

Lagi-lagi Izana dibuat kebingungan. Apa maksud dari tingkah [Name]—tangannya bergerak, menunjuk ke semua arah batu nisan dengan ekspresi kosong. Dan apa maksud dari kata 'tolong aku' yang diucapkan olehnya?

Izana mengernyit heran, "Hah?" merupakan satu-satunya respon yang keluar dari mulutnya. Mungkinkah ini azab karena sengaja meninggalkan pekerjaan rumah dan berniat menyalin jawaban Kakucho besok pagi-pagi buta?

"Tolong aku." ucapnya lagi, sembari berjalan sempoyongan ke arah Izana—yang justru semakin membuat sang lelaki kebingungan.

Nafas Izana terengah-engah, peluh keringat menetes dari pelipisnya. Kembali mengumpat, Izana beranjak dari ranjang dan berniat mengerjakan PR nya, berharap agar mimpi konyolnya tadi segera terlupakan.

Niat hati ingin melupakannya, tetapi mimpi yang sama terus datang setelah Izana memejamkan mata. Bahkan kemarin, Izana sampai rela tidak tidur seharian penuh karena tidak suka dengan mimpi itu.

Izana menguap, rasa kantuknya tidak main-main. Saat ini, di ruang kelas hanya ada Izana dan sosok gadis yang selalu datang ke mimpinya akhir-akhir ini. Mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk segera membicarakan hal tersebut dengan sang gadis.

"[Name]?" Mengabaikan rasa kantuk yang kian menjadi, Izana membalikkan kursinya agar menghadap ke arah sang gadis. "Kau aneh, belakangan ini kau selalu datang ke mimpi ku, sebenarnya kau itu manusia apa setan sih?!" ucapnya kelewat kesal.

Gadis itu memberikan tatapan mata sayu yang sama persis seperti di mimpi Izana. "Tolong aku."

Izana tersedak air liurnya sendiri. Ia menggebrak meja dan menatap lekat gadis yang duduk di depannya. "Itu—kau berkata seperti itu!!!"

Tepukan di bahu mengagetkan Izana. Ia langsung membalikkan badan dan melihat Kakucho yang memandangnya penuh tanya. "Mulai gila."

"Maksud datang-datang langsung bicara begitu?!" Izana mendengus kesal.

"Oh—lagi latihan teater ya?" Satu pertanyaan konyol keluar dari mulut Kakucho. Tidak habis pikir, baru selangkah memasuki kelas, dirinya sudah di sambut oleh suara gebrakan meja dan bising dari pojok kelas.

"Apa sih, aku lagi bicara sama [Name],“ Izana kembali duduk di kursinya. "Aneh banget, sudah satu minggu dia datang ke mimpiku."

Ia tidak salah dengar 'kan? [Name] katanya?

Kakucho menggoyang-goyangkan tubuh Izana seraya menepuk kedua sisi pipinya. Mencoba menyadarkan teman dekatnya. "Kau bicara sama siapa??!"

"[Name], memangnya ada yang salah?" Izana justru bingung dengan kelakuan Kakuchou.

"Menurut rumor yang pernah ku dengar, [Name] itu salah satu murid sini yang bunuh diri tahun lalu karena korban bully, tapi tidak tahu juga sih, benar atau salah." Kakucho berbicara dengan tangan yang sibuk memakai dasi.

"Bunuh diri katamu?" Izana masih belum mempercayai pernyataan yang baru saja dikatakan oleh temannya beberapa detik yang lalu.

Jika yang di katakan Kakucho itu memang benar, lantas gadis yang kini duduk di hadapannya... sudah meninggal? Izana menampilkan ekspresi wajah datar—mengabaikan jantungnya yang terus berdegup kencang. Pura-pura tidak menyadari keberadaan [Name] dan lanjut berbincang dengan Kakucho.

Mungkin, Izana akan terus melakukan hal seperti itu hingga [Name] pergi dari hidupnya. Bagaimanapun, ia dan [Name] itu berbeda.

Terus mengabaikan [Name]... memangnya Izana sanggup? Mengingat fakta jika ia terlanjur jatuh hati dengannya. 

---
Tokyo Revengers © Ken Wakui
24/11/2021

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Where stories live. Discover now