𝟎𝟒𝟖. hajime kokonoi - fate

7.1K 904 239
                                    

Hajime Kokonoi x [Full Name] x Akane Inui

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hajime Kokonoi x [Full Name] x Akane Inui

Tokyo Revengers © Ken Wakui

—~—

"Aku ingin membatalkan pernikahan ini." Ucap [Name] tegas. Keputusannya sudah bulat. Memikirkan hal itu saja, ia sampai tidak bisa tidur. [Name] mencintai Koko, tapi itu dulu, sebelum kebohongan laki-laki itu terungkap.

Koko terus diam, suaranya tercekat. Niat hati ingin menyanggah ucapan gadisnya, tetapi kalimat itu tersangkut di tenggorokan, kemudian kembali di telan. "Kau yakin?" Ia justru bertanya seperti itu.

[Name] memalingkan wajahnya. Tangannya mengepal, ingin sekali ia menampar wajah laki-laki di depannya, kemudian menangis dan bertingkah layaknya bocah.

"Jika hari itu Akane tidak datang, sampai kapan kau akan terus membohongi ku? Terus menutupi kesalahanmu dengan kesalahan lain, bertingkah seolah semuanya baik-baik saja. Apa kau tetap akan menikahi ku dan mengabaikan hal yang lebih pantas untuk di pertanggung jawabkan?" Sejauh ini, sepertinya itu adalah kalimat terpanjang yang Koko dengar keluar dari mulut [Name]. Karena sebetulnya wanita itu termasuk golongan manusia irit bicara yang hanya membuka suara jika penting saja.

Koko lelah. Semua kesibukannya akhir-akhir ini justru tidak berguna. Ingin marah, tetapi yang di ucapkan gadis itu tidak semuanya salah. "Itu terjadi diluar kemauan ku, [Name]."

"Aku tau kau begitu lelah. Harus mengurus pekerjaan dan mengurus keperluan pernikahan kita yang semakin dekat secara bersamaan. Tapi bukannya lebih baik kau berbicara saja denganku, meminta bantuan ku? Bukan malah menjernihkan pikiran dengan minum sampai mabuk, kemudian menghamili sekretaris sendiri." [Name] kembali mengucapkan kalimat panjang yang membuat tenggorokannya terasa kering.

Pandangan sang gadis jatuh pada cincin yang menghiasi jari manisnya. Belum genap satu tahun atau bahkan setengah tahun pun belum cincin itu terpasang di jari nya. Hari itu merupakan hari terbahagia bagi [Name]. Mendapat kejutan dari sosok pria yang sangat ia cintai, kemudian sang pria berkata jika ia akan segera menikahinya.

Hingga hari ketika; seorang perempuan datang ke rumahnya, berkata jika ia tengah mengandung anak dari sang pria. [Name] bukanlah perempuan egois yang memaksakan apapun demi keinginannya sendiri. Bagaimanapun ia harus mengalah--bukan, bukan mengalah, memang seperti itu yang seharusnya ia lakukan. Membatalkan pernikahannya dan merelakan Koko untuk perempuan lain.

Saat itu, Koko sedang melakukan rutinitasnya ketika menyelesaikan urusan pekerjaannya lebih awal. Sekedar mampir ke kediaman [Name], meminum segelas kopi atau teh dan bergurau. Kemudian pulang setelah mengecup singkat pucuk kepala gadisnya. Tetapi sore itu berbeda, Koko pulang karena [Name] mengusirnya.

"Undangan juga belum di sebar 'kan?" Tanya [Name] meyakinkan jika semua ini memang masih bisa di batalkan. Tangannya bergerak untuk melepas cincin dari jari lentiknya. Menyodorkan lingkaran kecil itu kepada sang pria di depannya. "Dengan ini, kita sudah tidak mempunyai hubungan lagi. Jalani kehidupan barumu, dan, lupakan aku."

Dengan refleks yang tinggi, Koko ikut beranjak. Tangannya sudah terlebih dahulu menahan pergelangan tangan [Name] sebelum gadis itu pergi. "Kau yakin dengan keputusan mu? Bukannya kau memutuskan hal terlalu cepat?" Bukan mengulur waktu, tetapi memang Koko tidak mau membatalkan pernikahannya dengan [Name]. "Bagaimana jika ternyata anak itu bukan anakku?"

[Name] menarik paksa tangannya. "Aku sudah mengenal Akane, dia perempuan baik-baik. Perkataan mu justru terkesan seperti kau sedang membela dirimu sendiri."

Memang, [Name] mengenal Akane. Perempuan itu adalah sekretaris Koko. [Name] juga tahu jika dulu Koko sempat menyukai Akane. Tetapi [Name] tak masalah dengan kedekatan dua manusia itu,  jika hal tersebut berhubungan dengan pekerjaan. Cemburu tidak ada dalam daftar hidupnya.

Hingga, tak masalah itu berubah menjadi masalah.

Koko justru kembali menyodorkan cincin yang sempat ia genggam sepersekian detik. "Kau boleh menyimpannya."

Lagi-lagi, [Name] dibuat naik darah dengan kalimat yang keluar dari mulut Koko. "Kau gila?! Aku harus menyimpan barang mu, walaupun kau sudah menjadi milik perempuan lain?"

Setelah mengucap kalimat tersebut, [Name] berjalan dengan langkah kaki lebar, meninggalkan Koko yang masih mematung di tempat. [Name] tidak lagi memiliki hubungan dengan Koko, bahkan hanya sekedar mengirim pesan kabar saja ia tidak pernah. Memangnya ia siapa sampai harus memberi kabar?.

Ketika Koko benar-benar menikahi Akane, laki-laki itu sudah tidak lagi tahu keberadaan [Name]. Mungkinkah [Name] depresi kemudian bunuh diri? Koko rasa tidak. Koko tahu jika [Name] bukan orang seperti itu. Bahkan dulu pernyataan cinta Koko pernah di tolak karena [Name] tidak tertarik dengan hal-hal seperti itu.

Ya, Koko sudah resmi menikahi Akane sebelum identitas hamil di luar nikah diketahui publik. Tak ada ekspresi jelas yang ditampilkan oleh wajahnya. Entah sedih karena istrinya bukan [Name], atau senang karena menikahi cinta lamanya. Ekspresi Koko hanya datar, walaupun sesekali tetap tersenyum tipis kepada tamu undangan.

Tetapi kemungkinan, seiring berjalannya waktu, Koko akan kembali mencintai Akane. Kemudian hidup bahagia bersama keluarga kecilnya. Sedangkan [Name] hanyalah tokoh figuran dalam hidupnya.

Bertahun-tahun lamanya tak ada kabar, petang itu, Koko menerima pesan foto dari nomor tak di kenal. Pemuda itu menyunggingkan senyum kala melihat siapa perempuan yang ada di foto tersebut.

[Name], seorang laki-laki, dan anak kecil yang terlihat tengah membawa mobil-mobilan.

+xxxx

lihat! kita memang tidak
ditakdirkan bersama, tetapi
ditakdirkan dengan kebahagiaan
masing-masing.

ya, kau benar.

Setelah mengirim pesan tersebut, Koko kembali menyunggingkan senyum seraya menatap istri dan putri kecilnya yang tengah bermain barbie. Kemudian ia berjalan menghampiri mereka dan langsung duduk memangku sang anak.

"Hey, kenapa kalian tidak mengajakku bermain?!" Ucapnya dengan nada bicara seolah kesal sembari mencubit pelan pipi tembam putri kesayangannya karena merasa gemas.

Pada akhirnya [Name] memang hanya orang asing yang tak sengaja singgah dalam hidup seorang Hajime Kokonoi.

---
28 agustus 2021

disini koko, name, akane seumuran
🛴

𝐀𝐍𝐈𝐌𝐄 𝐗 𝐑𝐄𝐀𝐃𝐄𝐑 !! Where stories live. Discover now