Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.
FERIDBATHORYmemeluk tubuh mungil wanita yang kini duduk di depannya. Mendekapnya dengan erat serta meletakkan dagu di kepala wanitanya—[Name].
Sebenarnya [Name] sudah mengantuk berat, tetapi berhubung Ferid terus memaksanya, mau tidak mau ia harus tetap ikhlas menunda jam tidur. Apalagi tayangan yang di pilih oleh pemuda itu, membuat rasa kantuk [Name] semakin menggebu.
Bekerja menjadi seorang aktor membuat Ferid jarang sekali memiliki waktu untuk sekedar bersantai berdua dengan sang istri. Padahal dulu ia tidak begitu peduli dengan hubungan pernikahannya.
"Tidak menonton film saja?" tanya [Name] sembari menengadahkan kepala agar mampu melihat wajah tampan pria yang duduk di belakangnya itu.
Ferid menggelengkan kepala dengan tidak santainya. Terlalu di sibukkan dengan dunia perfilman membuat Ferid sudah lama tidak menonton pertandingan sepak bola—ini saja ia hanya menonton siaran ulang.
[Name] hanya menggelengkan kepala pelan. Tangan kanannya terulur untuk mengambil gelas berisi cokelat panas di atas nakas—tetapi karena Ferid yang duduk di tengah-tengah ranjang, tangan [Name] tidak mampu meraih gelas tersebut.
Ferid terkekeh pelan saat menyadari hal tersebut. Tangan panjangnya terulur mengambil gelas tersebut dan memberikannya kepada [Name]. "Lain kali minta tolong, kita bukan lagi dua orang asing yang termakan ego masing-masing."
Perjodohan akibat bisnis keluarga membuat rumah tangga mereka kurang harmonis di awal pernikahan. Tetapi keduanya berusaha untuk membuka hati dan melawan ego. Bahkan perlahan, kehidupan mereka justru berubah layaknya remaja yang sedang di mabuk cinta.
Belum genap setengah jam Ferid menonton pertandingan sepak bola, [Name] sudah mulai mengeluarkan banyak keluhan dan beberapa permintaan, seperti, "Aku tidur, ya?"
Ferid menganggukkan kepala dengan atensi yang tetap terpaku pada layar televisi di depan sana. Telapak tangannya ia gunakan untuk menepuk-nepuk pelan kepala [Name] serta mengelusnya bagai anak kucing.
[Name] menghela nafas. "Tidur di sebelah mu."
Lantas, Ferid langsung menggelengkan kepala dan kembali mendekap erat tubuh [Name]. Jarang sekali ia mempunyai waktu untuk berduaan, jadi tidak ikhlas jika [Name] mengacaukan waktunya.
Akibat sudah tidak bisa menahan rasa kantuknya lagi, [Name] tertidur di dalam dekapan hangat Ferid Bathory. Pemuda itu sedikit mengendurkan tubuhnya agar [Name] lebih nyaman.
Ferid menarik selimut berwarna putih tersebut hingga sebatas leher, kemudian mengecup sekilas puncak kepala [Name]. "Have a good sleep, my sweetheart."
