Putri

338 77 67
                                    

Matahari sudah naik

Pagi kah ini?

Akhirnya aku bisa melewati satu malam lagi

Tuhan, kepalaku sakit. Mungkinkah lebih baik kalau aku menyerah dan mati?

Tidak, aku harus kuat

Aku sudah berjanji untuk kuat

Aku sudah berjanji untuk selamat

Ah ... ya, kenapa aku seperti ini?

Karena ingin jadi pahlawan, benar.

Malah akhirnya ... aku yang diselamatkan

Kalau menyusahkan, bukankah lebih baik aku tidak ada?

Toh aku sudah tidak kuat lagi

Matahari sudah naik, ya

Sampai kah aku ke pagi besok lagi?

Aku tidak ingin melewati satu malam lagi

✵✵✵

Naufal harus menerima kenyataan berat kalau ternyata temannya, Adyth, belum pulang ke rumah sejak pamit berangkat sekolah kemarin pagi. Berita tidak terduga itu disampaikan pembantu Adyth saat Naufal datang hendak menjemput. Ini—benar-benar di luar perkiraan Naufal. Sekiranya Adyth menginap di rumah Dj, seharusnya ... ah, tidak. Untuk apa Adyth menginap di rumah Dj? Sudah pasti keduanya lebih memilih untuk pergi ke rumahnya langsung atau paling tidak rumah Dolphy.

Meskipun menyangkal, Naufal tetap ingin memastikan. Jadilah dia kembali memacu vespa tua warna biru, mengarungi aspal jalan Easterham yang penuh asap kendaraan dan debu, menuju rumah Dj di dekat stadion sepak bola.

Keringat Naufal mulai dingin saat berulang kali mengetuk pintu rumah Dj. Salam dan ketukan hanya dibalas dengan sunyi. Sekiranya Dj ada di rumah, sudah pasti temannya itu segera menjawab meskipun sedang mencuci atau tertidur lelap.

Dua kemungkinan langsung mencuat di dalam kepala teman kita yang jenius ini. Pertama, Adyth dan Dj sedang dalam kesulitan ... atau kemungkinan kedua: Adyth dan Dj sedang cari-cari masalah. Kemungkinan pertama rasanya kecil terjadi mengingat cerita Dolphy semalam kalau Adyth memberi laporan terkait kondisi Putri. Ini berarti Adyth dan Dj sukses mencari informasi sesuai tujuan.

Tinggal tersisa kemungkinan kedua, pikir sang kapten sambil berjalan kembali kemudian duduk di atas motor, mengetuk kaca spidometer dengan buku-buku jari. Adyth tipe orang yang paling menghindari masalah, itulah kenapa aku minta dia pergi dengan Dj. Kalau masalah sepele, masalah yang muncul setelah mereka pulang dari lokasi target, tentu Adyth akan berusaha menghindar atau setidaknya menyelesaikan tanpa keributan. Fakta kalau dia menghilang bersama Dj berarti masalah yang mereka kejar bukanlah masalah biasapasti ada hubungannya dengan Putri, Gilda, atau malah Emilia. Adyth pergi bukan karena senang cari masalah, tapi karena penasaran; karena apa yang sedang dia tuju bisa jadi memiliki jawaban atas teki-teki yang sedang kami teliti.

Naufal lantas kembali mengengkol motor, gemeretak bunyinya saat standar diturunkan. Sekali lagi dia memacu motor, sekarang ke arah tenggara. Setengah ngebut itu motor tua untunglah tidak sampai meledak mesinnya. Menghela nafas kapten kita saat melihat tiga gedung menjulang—apa yang dua orang itu lakukan sebetulnya?

Rumah Putri tentu yang harus dia temukan pertama kali kalau mau mengendus jejak Adyth dan Dj. Langkah pertama? Memarkirkan motor—seharusnya, tetapi bukan lapangan parkir yang jadi tujuan Naufal, bukan. Dia tahu akan berujung bingung kalau mencari rumah Putri hanya dengan berbekal nomor pintu. Oh, di sinilah letak kecerdikan Naufal, kawan.

Persneling motornya keras menggeretak sekali lagi saat masuk ke gigi paling rendah, meluncur pelan Naufal mengelilingi komplek rumah susun untuk membaca situasi. Dua gedung paling depan ramai dengan orang-orang tengah makan di kedai sarapan, sementara di gedung paling belakang tidak satu pun nampak orang berjualan. Lampu remang belum dimatikan padahal waktu sudah lebih pukul delapan, pipa sambungan air bocor membasahi ubin yang mulai berjamur—sudah cukup membuat yakin Naufal gedung paling belakang peruntukan utamanya bukan untuk tempat tinggal.

Opera Berdarah (Story Series of Six Elves)Where stories live. Discover now