BAB 52: H-1.

3.8K 606 237
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


















****************

























Termangu gadis itu menatap kosong pada meja di bawah matanya, berada di dalam alam pikirannya sendiri, tak menginggahi apa yang ia lihat dan apa yang ia dengar.

Gadis itu mengingat mimpinya semalam, entah itu mimpi atau kenyataan tapi begitu ia bangun di pagi hari, ia yakin bahwa itu bukan sekedar mimpi.

Semalam begitu ia telah berada di alam bawah sadarnya, terdengar suara-suara yang masuk ke telinganya, entah apa yang suara-suara itu katakan, tetapi ia sempat terbangun saat merasakan tangan yang hangat menyentuh pipinya, seperti mempermainkan dirinya sehingga ia mengeluh kesal.

Tak dengar banyak, namun ia sempat mengigau saat mendengar sedikit apa yang suara itu ucapkan.

"Aria, setelah ini, setelah main marah-marahan, setelah membuatku menderita sepanjang waktu, kita sekarang berteman lagi kan?"

"Dimusuhi olehmu tidak enak, aku tidak mau lagi."

"Kau kejam kalau marah, aku dilarang bertemu, aku sakit sendiri."

"Jangan lagi ya? Kita jangan musuhan lagi, iya?"

Tak banyak gadis itu ingat, tapi ia sangat yakin kalau ia memberikan jawaban. Karena saking terganggunya, karena saking berisiknya, ingin semuanya cepat berakhir, gadis itu ingat malam itu ia menjawab 'ya.'

"Kan-kan, kau tidak dengar lagi kan? Lihat betapa mahirnya kau mengabaikan aku." Suara makhluk tua Bangka bau obat di hadapan Aria, berseberangan meja di depannya, membuyarkan lamunan Aria.

Dokter Saipol Nurden's.

Saat ini Aria tengah menjalankan perintah Nathan untuk mengunjungi Dokter ini dan melakukan pemeriksaan rutin yang telah ia lewatkan.

Setelah Aria sampai, Dokter asli Padang blasteran Medan tapi lama tinggal di Jember ini memulai khotbahnya dengan mengocehi Aria, lagi-lagi masalah jadwal. Kemudian melakukan pemeriksaan seperti biasa, konsultasi, makan nasi Padang rasa teriyaki sambil gosip masalah keluarga tetangga yang katanya ketahuan selingkuh lalu cerai lalu rujuk lagi lalu selingkuh lagi sampai kena azab mati ditelan minyak curah, tamat.

Kalimat terakhir yang Aria dengar sebelum ia hanyut di dalam pikirannya sendiri adalah tentang rasa tidak enak hati Dokter Saipol Nurden kepada Nathan, dia merasa tidak enak karena terus minta bantuan Nathan untuk mengingatkan Aria akan jadwal pemeriksaannya.

"Aku ini digaji oleh Kakekmu, kalau aku tidak melakukan tugasku, Kakekmu akan marah dan mengamuk padaku. Kalau dia mengamuk Aku tidak akan dapat bonus. Apa kau tidak tahu kalau harga sembako naik di pasaran." Kembali Dokter ini mengocehi Aria. Lalu mengajak ghibah lagi, "karena harga sembako mahal, rekanku membeli susu murah di toko pinggir jalan, ternyata susu itu susu basi, lalu satu keluarganya keracunan, untung saja tidak mati. Lucunya, dia itu Dokter gizi, aneh-aneh saja."

KINGS: ThemisWhere stories live. Discover now