BAB 40: Riana

3.2K 630 144
                                    






********





********

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.




Kala mereka keluar dari Villa itu, mobil-mobil polisi sudah memenuhi halaman, pasukan huru-hara juga sudah mengepung kawasan setempat. Namun saat Kings dan Aria keluar dari pintu samping, empat orang pasukan huru-hara mengarahkan anggota untuk pergi ke sisi yang lain, membuat pergerakan dan keberadaan Aria dan Kings tidak diidentifikasi.

Dua orang pasukan huru-hara yang lain, segera mengarahkan Kings dan Aria dan membawa mereka menuju mobil milik Aria yang sudah dipindahkan di luar kepungan area target. Aria tidak banyak bertanya, walau semuanya menjadi ambigu seperti ini, dia hanya mengikuti Kings dan masuk ke dalam mobil di mana kali ini Kings yang mengemudikan mobil.

Setelah mobil pergi melaju, baru setelah itu Aria menoleh ke belakang, melihat pasukan huru-hara yang membantu mereka segera bergabung dengan pasukan yang lain. Aria melihat pada Kings, ingin ia bertanya, tapi aneh juga kalau bertanya. Soalnya orang yang menyetir mobil itu adalah salah satu orang yang memiliki posisi kuat di dunia, bisa saja dia melakukan semua hal ambigu ini, termasuk membuat kepolisian di luar yurisdiksinya pun berpihak padanya.

Melihat Aria terus melihat pada aktivitas kepolisian di belakang sana, Kings menarik lengan Aria, "duduk yang benar," katanya, karena Aria terus melihat ke belakang.

"Aku mau tanya, tapi nanti rasanya seperti orang bodoh kalau bertanya," kata Aria.

"Hanya punya teman yang bisa diandalkan," ucap Kings, ia bisa tahu apa yang Aria pikirkan dalam hatinya saat melihat semua keberpihakan kepolisian padanya.

"Teman Paman pasti mempunyai posisi penting di kepolisian," ujar Aria. "Enak sekali ya untuk mempunyai kemampuan melakukan apa-apa saja yang Paman inginkan."

"Perasaanku saja atau aku seperti mendengar sarkasme darimu?"

"Aku benci tidak memiliki banyak kemampuan seperti Paman, seakan-akan seperti aku tidak pantas untuk mengenal dan berdiri di samping Paman."

Agak tercengang Kings, namun setelahnya ia hanya tertawa. "Anak aneh."

Kings berkata lagi, "kau kan punya aku, kau tidak perlu berlari mengejarku atau berusaha untuk mendapatkan apa pun, kau tinggal bilang padaku, aku yang akan melakukannya."

"Jangan meremehkan aku, aku akan mengejar Paman," kata Aria lagi. "Paman memiliki semuanya. Apa yang belum Paman miliki?"

"Hmm ... anak?"

"Menjijikkan."

Kings tertawa, "kenapa itu menjijikkan?" ia masih tertawa saat mengatakannya.

"Paman melirikku saat menyebutkannya."

"Aku melirikmu karena aku sedang bicara padamu." Kings masih tertawa terpingkal-pingkal, ia bahkan sampai menundukkan kepalanya dan bersandar di kemudi mobil sebelum Aria menarik bajunya agar Kings berkendara dengan baik.

KINGS: ThemisDonde viven las historias. Descúbrelo ahora