BAB 23: Punyanya Aria

4K 764 296
                                    

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA SEMUA ORANG BAHAGIA, JAGA KESEHATAN YA, JAGA DIRI, DAH.

****

"Aria ...."

"Aku punya rahasia, aku akan mengatakan semuanya padamu ...."

"Aku dan mereka yang kusebut teman, kami punya satu permainan, kami dulu sering melakukannya tapi setelah menjadi dewasa dan mulai memasuki masyarakat kelas sosial, kami mulai jarang bermain permainan ini, ini rahasia ... tapi aku akan memberitahumu semuanya, asal kamu tidak membenciku ...."

" ... nama permainannya adalah ...."

"... Petak umpat."

****

Aria tidak tersenyum, tidak tersenyum seperti biasanya, dia juga tidak menangis, tidak menangis seperti yang biasa ia lakukan di depan makam Aria atau ketika dia berakting menyedihkan di depan orang lain. Ekspresinya datar, sangat datar.

Pandangannya nampak kosong, namun sebenarnya tidak, mata yang kosong itu menahan segala emosi yang bergejolak liar di dalam dirinya, ingin meluapkan segala perasaan yang tertanam jauh di lubuk hatinya.

Baru sore tadi, Louist datang padanya, dengan ringan memberitahu sesuatu, sesuatu yang menjadi rahasia kelompok itu. Dan malamnya Aria melihat lagi secara langsung sekelompok laki-laki dengan fisik yang kuat dan sempurna, memakai topeng kelinci dan menebar ketakutan pada manusia. Tepatnya pada bekas bangunan mall yang tidak lagi terpakai.

Api dari ban-ban mobil di bakar pada tengahnya, sekitar lima orang wanita yang duduk berlutut dengan memakai pakaian dalam di tengah angin malam yang dingin, empat laki-laki yang juga memakai celana dalam menahan posisi push-up, menggunakan punggu...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Api dari ban-ban mobil di bakar pada tengahnya, sekitar lima orang wanita yang duduk berlutut dengan memakai pakaian dalam di tengah angin malam yang dingin, empat laki-laki yang juga memakai celana dalam menahan posisi push-up, menggunakan punggung mereka sebagai tempat duduk empat laki-laki bertopeng kelinci, dan satu laki-laki yang familiar di mata Aria, dengan wajah penuh darah dan tubuh lebam, tergeletak tak berdaya di dekat ban yang terbakar. Daniel Matheos.

Sekarang Aria bisa mengenali dengan baik masing-masing orang yang ada di balik topeng kelinci itu, dia sudah hafal dengan baik dengan proposi tubuh mereka, langkah mereka dan setiap gerakan mereka yang Aria pelajari. Dante, Louist, Leo dan Nial, para kelinci putih.

Petak umpet? Aria mendengus, ingin ia tertawa. Mereka bergurau?

Yang Aria tahu kala ia tinggal di Indonesia saat masih kecil, permainan petak umpat sudah ada di Indonesia sejak Belanda (Netherlands) memperkenalkan permainan itu saat masa kolonial, Aria suka memainkannya dengan Asia, hanya mereka berdua, karena anak-anak panti asuhan benci dengan mereka yang mempunyai fisik yang berbeda dengan pribumi atau menyebut mereka berdua anak penjajah.

Dulu saat permainan baru masuk ke tanah nusantara sebelum permainan itu berkembang seiring berjalannya waktu menjadi permainan yang bisa dimainkan anak-anak, permainan petak umpat hanya dimainkan para tentara Belanda.

KINGS: ThemisWhere stories live. Discover now