BAB 48: Segalanya tentang Meng-Ghibah Aria.

3K 618 201
                                    


Hai semuanya, selamat membaca, mohon maaf untuk segala kesalahan, jaga kesehatan, selalu bersyukur, dan semoga bahagia.

Veel leesplezier.


************

************

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

















********




      Dinasty, di suatu ruangan yang remang-remang, tersusunlah kaleng minuman bersoda sesuai urutan expired, hiduplah para Teletubbies ....

Laws, "..."

Saling lirik melirik keempat makhluk gembel yang banyak harta itu. Azazel, Dieter, Karel, dan Lucy.

Melirik pula mereka sekali-sekali pada layar yang menunjukkan ruangan yang diawasi itu. Percakapan curhat-curhatan yang mereka dengar membuat mereka berdebar-debar.

Apa yang membuat mereka berdebar-debar? Isi hati orang lain? Tidak-tidak, bukan itu. Wajar Aria disukai orang lain, mereka sering mendengar orang lain tergila-gila pada Aria. Tapi yang membuat mereka berdebar-debar karena informasi 'omong kosong' yang mereka berikan pada Aria.

"Matilah kita ...." Lucy mengigit jari-jarinya, "kita sudah menyebarkan berita hoax, Aria sudah salah paham. Kita akan dibuang dan jadi yatim piatu.
"

"Tenang guys, tenang ...." Karel mengatur napas dalam-dalam. "Aria tidak akan marah, kita bisa jelaskan pelan-pelan, Aria pasti mengerti. Aria bukan orang yang berpikiran sempit."

"Iya, hanya agak sempit," celetuk Azazel.

"Matilah kita ...." Karel kehilangan semangat juang kemerdekaan.

Lucy memberi semangat dengan putus asa. "A-Aria kan baik ... pasti dia akan dengar alasan kita ... ini hanya salah paham ... kita pasti dimaafkan ...."

"Iya lalu kita mati," kata Dieter. "Dan diceraikan ...."

"Tidak!!" Lucy berteriak frustasi.

"Semua ini salah Azazel!" tuduh Karel sambil menunjuk Azazel dengan jarinya.

"Kenapa aku?" Azazel membantah tuduhan Karel. "Kau yang lebih dulu menghubungi Aria."

"Bukan aku! Lucy yang menyarankan untuk menelepon Aria!" Karel pun membela diri juga.

"Itu karena Dieter bilang 'bagaimana ya kalau Aria tahu,' begitu katanya!" Lucy ikut-ikutan membela diri.

"Aku tidak bilang kalau kita harus memberi tahu Aria," Dieter main bela-belaan juga. "Tapi yang paling banyak salah adalah Azazel."

Azazel, "..."

Mereka menemukan kambing hitam yang sempurna.

"Aku setuju! Azazel yang lebih dulu memancing amarah Aria! Azazel yang harus bertanggungjawab!" Lucy menyeru.

KINGS: ThemisWhere stories live. Discover now