BAB 4: Aria

5.1K 836 196
                                    

MAAFKAN UNTUK SEGALA KESALAHAN DALAM PENULISAN, TETAP SEMANGAT, PANTANG MENYERAH, APAPUN ITU HADAPI ITU KARENA ITU JATI DIRIMU. JAGA KESEHATAN DAN SEMOGA BAHAGIA^^


 JAGA KESEHATAN DAN SEMOGA BAHAGIA^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****





"Aria ..." disebutnya nama itu dengan lembut. Ah sesuatu yang seperti ini lagi ....

Tatapan penuh dengan kekaguman, suara yang lembut dan kegugupan yang nampak jelas. Pemandangan yang familiar.

"Aku tidak pernah berhenti memikirkanmu, aku merasa akan menyesal seumur hidupku kalau aku tidak mengatakannya. Aku jatuh cinta padamu."

Itu ungkapan cinta lagi. Ini ke-3 kalinya minggu ini. Dia memandang lelah pada laki-laki tinggi di depannya, matanya hijau dan rambutnya blonde, ada bintik-bintik yang elegan di wajahnya, dia pasti laki-laki yang sangat popular.

Matanya menyipit dan dia tersenyum sedih, alisnya ditarik ke atas seolah dia bersedih atas ungkapan laki-laki itu. Dia sedikit menundukan kepalanya, jelas sekali dia merasa tidak enak hati. Wajah kecilnya terlihat menyedihkan seolah seseorang baru saja menganiayanya. Itu membuat laki-laki yang ada di depannya panik.

"Aku—aku ...."

"Tidak! Jangan merasa tidak enak hati!" laki-laki itu lebih dulu merasa bersalah mendengar suara kecilnya yang tercicit kecil. Biasanya perempuan ini bicara dengan lembut dan tenang, namun kini dia tercicit panik. "Aku rasa aku yang sedikit terburu-buru, kamu dan aku bahkan tidak pernah mengobrol sebelumnya, tapi aku tiba-tiba bicara seperti ini. Jangan merasa bersalah, aku akan terima apapun jawabannya."

"Maafkan aku ..." itu jawabannya. Karena laki-laki itu bilang jangan merasa bersalah, maka dia tidak akan sungkan.

Laki-laki itu menganggukan kepalanya, dia sedikit merasa lemas, dia pikir karena dia berbeda dengan semua laki-laki yang pernah menyatakan cinta padanya, perempuan ini akan menerimanya, tapi ternyata tidak. Dia hendak menyelesaikannya dan langsung pergi, namun ketika dia mendongakkan kepalanya, dia melihat perempuan itu berkaca-kaca, seperti hampir menangis.

Dia sudah lama mengamati perempuan ini, hampir semua orang di sekolah tahu siapa dia. Dia terkenal pendiam dan murid teladan yang rajin belajar, dia tidak pernah berbuat ulah atau terlihat menonjolkan diri di sekolah, dia seperti pohon cemara yang damai dan tenang. Tapi pohon cemara itu terlalu menarik hingga beberapa ilalang yang tumbuh di sekitarnya tertarik terbawa hembusan angina untuk mendekat pada si cemara.

Aria Ashe Van Amstel, katanya dia anak adopsi keluarga Van Amstel yang terkenal di Amsterdam hingga Den Haag. Di usianya yang ke-18 tahun, dia terlihat seperti bayi yang rapuh. Dia pendiam, rajin, baik hati, dan cantik. Namun dia terlalu pendiam untuk menjadi menonjol.

Meskipun dia terlalu pendiam, dia masih menarik perhatian banyak orang-orang yang menyadari kesempurnaannya. Sejak tahun pertama dia berada di sekolah ini, sampai ditahun terakhir, dia selalu mendapatkan pernyataan cinta seperti ini dari remaja-remaja yang bersekolah dengannya, atau dari sekolah sebelah yang jatuh hati padanya, namun tidak pernah ada pernyataan cinta yang diterima.

KINGS: ThemisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang