BAB 30: Skenario-Skenario Baru

4.2K 744 262
                                    

*****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*****






Dari semua tempat yang bisa dia kunjungi, dia malah menyeret kakinya ke tempat ini, rumah tahanan untuk tersangka yang belum diproses. Dalberos Stoms, rumah tahanan di Amstedam.

Seseorang sudah menunggunya di luar gedung, dengan cepat membimbingnya masuk menjadikannya orang terhormat, dari ekspresi saja sekilas sudah membuat mereka terintimidasi dan tidak berani memandang rendah dirinya. Berbeda sekali dengan citeranya yang cacat total di depan seorang anak kecil spikopat gila yang menyandang gelar bayi bajang berdada rata.

Kepala sipir langsung dengan cekatan menemuinya setelah dia masuk ke dalam, menggosok tangannya menghilangkan gugupnya, tersenyum dengan baik dan berperilaku sebaik mungkin. Untuk orang sepertinya datang ke rumah tahanan kecil seperti ini sudah sangat luar biasa. Seseorang yang bahkan membuat Menteri militer menganteri untuk menemuinya, memohon peminjaman peralatan spionase untuk kepentingan Negara. Sang otak teknologi, yang dikenal dengan nama Alexander Anders.

Hanya beberapa orang berlatar belakang tinggi yang tahu nama lainnya selain namanya dalam dunia global, Kings Alexander Uino. Jika tersebar jika dia berasal dari keluarga konglomerat kaya asal Asia, akan melambung setinggi apa lagi namanya? Bukankah terlalu tinggi itu merepotkan?

"Sa—saya sudah menunggu anda, komisaris sudah memberitahu saya. Kalau boleh saya ingin menyajikan minuman hangat di ruangan saya—"

"Tidak suka minuman hangat." Jawabnya langsung, menolak dengan tegas namun juga terdengar enggan.

"Kalau begitu minuman dingin—"

"Benci minuman dingin."

"..." Semua orang menjadi diam. Karakternya sangat sulit untuk ditebak.

"Tunjukan saja tempatnya," kata Kings langsung, suara seraknya membuat orang lain merasa diintimidasi, dia tipe orang yang memonopoli segala hal tanpa ia sadari, membuat tak seorang lagi angkat bicara.

Diantarkan dia pada ruangan isolasi, tertutup tanpa kamera pengawas, ada satu orang yang tangannya diborgol di sana, duduk di lantai bahkan tidak diberi tempat duduk. Sepertinya setelah dia dibawa masuk ke ruang isolasi ini, dia diborgol kuat-kuat seolah takut dia akan menggores kulit tokoh tinggi yang menemuinya ini.

Sang kepala sipir kini bertanya-tanya dalam hatinya, sebenarnya hal-hal seperti apa lagi yang sudah dilakukan narapidana itu? Selain menyinggung Dewan Hak Asasi Manusia dan Kallistro Ge Espen, ada masalah apa dia dengan sang otak dunia ini?

Bukankah dia sangat sial? Orang yang pernah berada di puncak, yang pejabat tinggi Negara saja harus melihat-lihat dulu untuk menyinggungnya, Nial Ge Douglas.

Argus Ge Douglas kasusnya sudah naik ke pengadilan, dan sudah diputuskan bahwa Argus hanya mendapatkan penjara 2 tahun dan itu pun diberi keringanan bersyarat dengan hukuman tahanan rumah secara bersyarat dan hanya wajib lapor. Sementara Nial anaknya atau anak haramnya kini masih di dalam ombang-ambing, terlalu banyak yang dia singgung sampai tidak tahu lagi hukum apa yang harus ditimpakan padanya.

KINGS: ThemisWhere stories live. Discover now