43

12.2K 875 27
                                    

Typo? Tandai 👌



"Zayn, pindahkan mereka semua ke ruangan kosong, tanpa adanya cahaya yang masuk sedikit pun. Beri mereka minum sehari sekali. Aku ingin lihat, sampai mana mereka dapat bertahan" Ucap Helen sembari mematut dirinya di depan cermin. Hari ini ia ada pmemotretan. Ia tidak akan menolak lagi tawaran yang diberikan. Katakan saja, ini adalah pemotretan terakhirnya di negara ini, sebelum dirinya kembali ke negara asal.

"Sesuai keinginanmu, Honey" Zayn mengecup kepala Helen dari belakang sembari memeluknya. Ia juga melihat pantulan keduanya di depan cermin mereka ini. Tampak sangat rupawan walaupun dengan perbedaan umur yang terpaut cukup jauh.

"Nanti bantu aku mencukur, ya?" Zayn melihat jambang yang berada di sekitar dagunya sudah tumbuh. Saking sibuknya, ia tidak ada waktu untuk mencukurnya.

"Baiklah. Ayo kita berangkat"

Keduanya berangkat bekerja bersama dengan pekerjaan yang berbeda. Zayn mengantar Helen terlebih dahulu sebelum dirinya melajukan mobil miliknya menuju perusahaannya sendiri. Sebelum turun, Helen menyempatkan untuk mengecup sebentar bibir suaminya. Rutinitas setiap pagi katanya.

***

"Ethan, ini akan menjadi pemotretan terakhirku di negara ini"

Ethan mengerutkan keningnya bingung. Apakah Helen akan berhenti? Atau Helen akan pindah?

"Kau ... Akan pindah?"

"Ya. Aku akan kembali ke negara asalku. Jika kau ingin ikut, kau bisa ikut. Kau akan menjadi managerku kembali"

Ethan bingung. Ia hanya diam tak menjawab.

"Akan aku pikirkan kembali"

"Hmm"

"Seperti biasa, kau selalu tampak bersinar"

"Aku tahu"

Ethan hanya bisa mendengus geli mendengar kepercayaan diri dari Helen. Memang benar apa yang dikatakan olehnya. Kapan pun itu, Helen selalu tampak bersinar.

"Ayo, semuanya sudah menunggumu"

Ethan dan Helen melangkahkan kakinya menuju tempat pemotretan. Tema kali ini mengambil tema alam. Ia berfoto di sebuah taman dengan membawa produk yang akan dia iklankan. Tidak hanya satu produk, ada banyak produk kecantikan yang ia terima untuk ia iklankan. Mungkin hari ini akan menjadi hari yang padat untuk Helen. Mungkin Zayn juga sama? Mengingat Zayn juga beberapa kali absen dan menyerahkan semua pekerjaannya pada asisten dan sekretarisnya. Hanya sedikit waktu yang akan mereka berdua habiskan bersama hari ini.

***

Tak terasa, sang rembulan sudah bertugas menggantikan matahari. Helen masih berada di studio foto dalam agensi yang menaunginya. Ia tengah membereskan barangnya dan sebentar lagi akan pulang. Mungkin ia akan meminta tolong pada Ethan untuk mengantarnya pulang. Tidak mungkin ia pulang bersama Zayn yang masih sibuk. Ia juga malas memesan taxi. Lagipula ada Ethan sebagai managernya. Ia akan memanfaatkannya dengan baik.

"Ethan, bisakah kau mengantarku pulang?"

"Tentu saja! Lagipula, aku sudah tidak ada urusan lagi di sini. Kontrak kerjamu dengan agensi sedang aku urus"

"Baiklah. Terima kasih"

"Ayo"

Helen dan Ethan berjalan beriringan ke luar agensi dan menuju basemant. Berjalan ke arah mobil Ethan dan memasukinya.

Mobil mulai keluar dari daerah agensi. Menyusuri jalanan yang terlihat masih padat lalu lalang kendaraan lain.

"Tentang tawaranmu tadi ... Aku akan ikut denganmu"

"Baguslah! Aku tidak perlu mencari manager kembali, walaupun aku juga bisa mengurusnya sendiri. Kita akan berangkat besok pagi, walaupun aku tahu ini mendadak. Kau bisa tinggal di salah satu apartemen milikku di sana"

"Tidak perlu. Aku bisa menyewa apartemen sendiri"

"Pakai saja. Aku tidak pernah menghuninya"

"Baiklah. Ngomong-ngomong, beberapa minggu ini, kau sebenarnya ke mana? Sepertinya banyak urusan yang harus kau selesaikan? Maaf jiks aku ikut campur" Ucap Ethan merasa tak enak. Ia hanya penasaran karena Helen dengan entengnya membatalkan semua pemotretannya yang nominal bayarannya sangat banyak. Apalagi kini ia harus memberhentikan kontrak kerja Helen dengan agensi. Ada denda yang harus dibayar karena masa kontram belum habis, walaupun ia tahu Helen mampu membayarnya. Ia hanya menyayangkannya. Tapi itu semua kembali pada Helen sendiri.

"Memang banyak urusan yang harus aku selesaikan. Tapi sekarang sudah selesai"

"Syukurlah kalau begitu. Kau bisa cerita padaku apa masalahmh, siapa tahu aku bisa membantumu. Aku sudah menganggapmu sebagai adikku, jadi jangan sungkan padaku" Ethan menoleh sebentar ke arah Helen yang masih diam memandang ke arah luar jendela, kemudian pandangannya kembali melihat jalanan. Takut jiks menabrak, apalagi ini malam hari.

Helen hanya bergumam lirih mendengar perkataan Ethan. Ada dari sudut hatinya yang terdalam merasa menghangat. Menambah satu orang berharga di hidupnya tak  apa 'kan? Itu tidak akan menimbulkan masalah. Tapi menambah orang berharga di sisinya, menambah pula orang-orang yang harus ia lindungi.

Sekitar 20 menit mereka habiskan di perjalanan. Tidak ada percakapan lagi setelah Ethan berbicara. Helen yang menyandarkan tubuhnya di kursi samping Ethan sembari memejamkan matanya, entah tertidur atau tidak dan Ethan yang fokus menyetir.

Tak lama setelahnya, mobil berhenti di parkiran apartemen mewah. Ethan segera membangunkan Helen yang menurutnya tertidur. Belum sampai membangunkannya, mata Helen sudah terbuka lebih dulu dan sedikit membuat Ethan terkejut.

"Terima kasih" Ucap Helen, kemudian ia keluar dari mobil Ethan tanpa berbasa-basi menawarinya untuk mampir terlebih dahulu. Ia sedang tidak ingin menerima tamu dan membuat suaminya cemburu. Lagian, ia juga lelah. Ia ingin segera merebahkan diri di kasur empuk miliknya. Tubuhnya yang sekarang benar-benar tidak bisa untuk beraktivitas terlalu lama.

Melihat Helen yang sudah tidak dalam pandangannya lagi, Ethan segera pergi meninggalkan apartemen itu menuju apartemen miliknya sendiri. Ia juga merasa lelah. Ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya yang lelah.






Halo readers

Maapkan aku jika chapter kali ini sedikit gaje

Mungkin beberapa chapter lagi novel ini bakal END

Soalnya udah lama banget pingin cepet-cepet END, tapi akunya aja yg males up 😂

Yg mau gabung di grup

https://chat.whatsapp.com/JLooMFG97mE62OTr3OZrrc

Spam "Next" di sini

Jangan lupa voment

Second Life Of SelenaWhere stories live. Discover now