9

60.6K 5.5K 138
                                    

Annyeong 👋

Aku mau tanya nih

Kalian paham ngga tentang genre transmigrasi? Atau reinkarnasi? Yaa sejenis itulah ya

I mean, kalian paham yang aku tulis ngga? Atau tulisanku aneh / susah buat dimengerti?

Kalau pun iya, kalian bisa komen biar aku perbaiki lagi 🤗

Tandai jika ada typo 👌

Happy Reading 🙂


Saat ini Helen tengah menghubungi
Steven, tangan kanannya di mafia.
Hanya Steven seorang yang mengetahui bahwa dirinya masih hidup, walaupun berbeda raga. Steven pun hanya tahu jika Selena masih hidup, dia tidak tahu bahwa raga Selena sudah berbeda.

"Steven, urus surat cerai atas nama Helena dan Sean, dan segera kirim ke kantor pengadilan agama di negara N.
Juga kirim ke kantor perusahaan
Serdix. Aku tidak mau ada kegagalan. Kirimkan hari ini juga!"

'Baik bos'

Walaupun Steven bingung, ia tetap menjalankan tugasnya. la bertanya tanya dalam benaknya. Ada hubungan apa ketuanya itu dengan orang yang bernama Helen dan Sean.

***

Helen tengah bersiap untuk pemotretan. Ini kali pertamanya mengambil gambar dengan tubuh orang lain. la harus bisa membawa kariernya melambung tinggi. Membuat namanya bersinar.

la tengah dirias sedemikian rupa oleh penata rias profesional. la akan melakukan pemotretan sebuah brand kecantikan baru milik salah satu perusahaan fashion yang mendunia.

Helen beruntung bukan orang lain yang menjadi brand ambassadornya. Dengan adanya pemotretan kali ini akan menjadi jalannya untuk bersinar kembali di dunia permodelan.

Tentu saja Helen ditemani oleh sang manager yang sedari tadi mengoceh hingga membuat telinganya pengang.

"Shut up! Ethan. Kau daritadi terus mengoceh membuat telingaku sakit"

Seketika Ethan mengatupkan bibirnya dengan rapat. la sedikit takut dengan tatapan tajam yang diberikan oleh Helen padanya. Seperti perkiraannya saat ia terakhir kali bertemu dengan Helen di cafe. Helen memang aneh. Gadis itu berubah. Entah hal apa yg membuatnya berubah.

"Baiklah sudah selesai!" Ucap sang penata rias dengan riang. la senang karena hasilnya sangat memuaskan. Helen yang memang sudah cantik, bertambah cantik pula dengan polesan make up yang diaplikasikan pada wajahnya. Dipoles sedikit saja sudah menambah kecantikannya menjadi berkali-kali lipat.

"Baiklah. Ayo Helen kita langsung saja pemotretan. Aku yakin namamu akan menjadi paling atas nanti" ucap Ethan dengan semangat

Helen hanya membalasnya dengan deheman singkat.

***

Helen sudah melakukan berbagai pose indah. Hasil jepretan dari kameranya sangat memukau. Helen seperti Dewi yang diutus langit untuk turun ke bumi. Benar-benar sangat cantik.

Tidak hanya kru pria yang terpesona, bahkan kru wanita yang ada pun terpesona pada Helen. Benar benar tidak bisa diremehkan lagi pesona dari seorang Helen.

Ah ralat, bukan Helen. Lebih tepatnya jiwa Selena yang memiliki pesona kuat itu. Dulu Helen memang cantik, tetapi sekarang kecantikannya menjadi berkali-kali lipat saat jiwa Selena yang memasukinya.
Entah apa yang dilakukan oleh Selena. Pesonanya benar-benar kuat. Sungguh memikat hati semua orang yang melihatnya.

"Terimakasih untuk kerja kerasnya"

Semua kru segera membereskan peralatan pemotretan dan segala atributnya. Pemotretan telah selesai dan menghasilkan gambar yang indah. Mereka yakin, besok pagi media pasti akan gempar. Apalagi brand yang dipromosikan oleh Helen adalah milik perusahaan fashion ternama.

"Ayo pulang Helen! Pekerjaanku sudah selesai" ucap Ethan sembari melihat Helen yang tengah menunggunya. la jadi merasa tak enak hati melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh Helen.

"Lain kali bilang padaku seberapa lama urusanmu agar aku pulang lebih dulu! Aku tidak suka menunggu! Berani sekali kau membuatku menunggu!" Ucap Helen dengan nada dingin dan menusuk.

"Ah baiklah. Maafkan aku" Ucap Ethan. Sial, ia benar-benar berada dalam masalah sepertinya

Helen segera beranjak dari duduknya dan pergi lebih dulu ke basement diikuti oleh Ethan di belakangnya. Tadi memang Helen dijemput oleh Ethan dan dipaksa. Helen yang sedang malas menyetir pun mengiyakan saja.

***

Sampai di rumah, Helen dikejutkan dengan adanya Sean yang sedang berdiri menunggunya dengan tatapan marah. Terlihat dari wajahnya yang tidak enak dipandang. Apalagi urat urat didahi dan lehernya yang timbul.

Sean segera membuang kertas yang ia terima tadi di kantor ke wajah Helen.

"Apa maksudmu Helen!"

Helen hanya menatap Sean datar.

"Kau sudah membacanya 'kan? Lagi pula kau bukan orang bodoh yang tidak bisa membaca tulisan itu. Apa perlu aku bacakan agar kau lebih mengerti?"

"Kau tidak bisa bercerai dariku! Sampai kapan pun tidak akan pernah bisa!?" Ucap Sean sembari menunjuk Helen.

Helen segera menghempaskan tangan Sean yang menunjuknya. Lancang sekali pria di depannya ini menunjuknya.

"Coba saja jika kau bisa! Aku bisa melakukan apa yang aku mau. Bahkan kau jauh di bawahku!" Remeh Helen

Sean menggeram marah. Memangnya apa yang Helen punya? Hanya sebuah popularitas dari pekerjaannya sebagai model. Memangnya bisa mengalahkannya?

Sean hendak menampar Helen, tapi Helen segera mencegahnya.

"Sepertinya kau tidak merenungkan ucapanku waktu itu ya? Kau tidak memeriksakan gendermu?"

Wajah Sean semakin menggelap. la segera meninggalkan Helen. Tapi sebelum itu, ia mengucapkan sesuatu yang membuat Helen tertawa.

"Kau istriku! Kau hanya milikku! Jadi kau tidak bisa bercerai dariku!"

Setelah itu Sean benar benar meninggalkan Helen.

Helen tertawa meremehkan. Lucu sekali. Apa katanya tadi? Istri? Istri yang tak dianggap maksutnya? Atau istri pajangan?

"Kau itu hanya seenggok sampah yang tidak berguna dimataku Sean.

Pengkhianat tetaplah pengkhianat dan sampah tetaplah sampah. Bukankah sampah harus segera disingkirkan?

Helen tersenyum licik. la tengah memikirkan berbagai skenario menarik untuk membasmi para hama. la yakin mereka akan terus mengingatnya sampai mati sekali pun. Atau bahkan, saat di neraka pun mereka akan tetap mengingatnya?

Sedangkan Sean? la tengah berada di ruang kerjanya sekarang. Entah mengapa saat ia menerima surat cerai di kantornya tadi membuatnya sangat marah. la ragu-ragu, walaupun ia ingin segera bercerai dari Helen dan menikah dengan Amanda. Yang boleh menceraikan Helen hanya dirinya. Hanya ia yang berhak!

Sean tidak bisa mengontrol emosinya. Asistennya dan para karyawan yang tidak bersalah pun terkena imbas dari kemarahan Sean.

Hingga akhirnya Sean memilih untuk pulang dan menanyakannya langsung pada sang pengirim, yang pastinya adalah Helen.





Second Life Of SelenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang