40

14.9K 1K 15
                                    

Typo? Tandai 👌

Ada adegan kekerasan ⚠️

Helen melangkahkan kakinya di lorong-lorong gelap yang hanya diterangi oleh beberapa lampu yag remang-remang. Setiap langkah kakinya menimbulkan kecipak basah dari genangan air yang dilaluinya. Bunyi benda bergesek, yang entah dari mana asalnya, menimbulkan kesan horor.

Helen tidak sendiri, ia ditemani olah sang suami, yaitu Zayn. Tidak-tidak, bukannhanya mereka berdua saja, masih ada dua anak buah Zayn yang mengikuti mereka dari belakang dengan jarak yang cukup jauh. Helen dan Zayn berjalan berdampingan menyusuri lorong-lorong tersebut guna mencapai ruangan yang mereka tuju. Hingga akhirnya setelah beberapa menit melangkah, mereka sampai di ruangan paling ujung. Membuka pintu dengan perlahan hibgga menimbulkan bunyi derit yang pelan.

Ruangan gelap yang terasa lembab itu telah diisi oleh beberapa orang dengan keadaan terikat dan tak sadarkan diri.

"Bangunkan mereka!" Perintah Zayn yang segera dituruti oleh kedua anak buah Zayn. Tanpa rasa kemanusiaannya, anak buah Zayn mengguyur tubuh mereka yang masih pingsan itu dengan air dingin dan kotor yang ada di sana.

Mereka semua yang masih pingsan itu seketika terbangun lantaran terkejut. Mengedarkan pandangannya ke sekeliling karena merasa pemandangan yang sangat asing bagi netra mereka semua.

"Di mana ini?" Tanya salah satu dari mereka.

Mereka terdiri dari keluarga Smith, Amanda, dan juga Daddy Amanda; Nicholas.

"Kalian tidak perlu tahu" Jawab Helen karena mendengar pertanyaan dari kakak kedua pemilik tubuh; Ryan.

Mendengar suara yang familiar di telinganya, Ryan segera mendongakkan kepalanya. Ia bisa melihat Helen yang tengah menatapnya datar. Ah, bukan hanya Ryan yang ditatap, tapi mereka yang terikat ia tatap dengan dingin. Dalam benaknya Helen sudah merencanakan banyak siksaan yang akan ia berikan pada mereka.

"Bagaimana perjalanan kalian kemari? Apakah menyenangkan? Sepertinya begitu?" Tanya Helen.

"Tutup mulutmu, jalang!" Umpat Ryan. Seperti biasa, dia yang paling emosi jika menyangkut Helen. Entah dendam apa yang dimilikinya pada Helen.

Sebuah katana diarahkan tepat di leher Ryan yang barusan mengumpat. Pelakunya tentu saja Zayn yang entah kapan sudah berada di sana dan siap memenggal kepala Ryan kapan pun. Ia tidak terima istrinya dihina begitu saja oleh sampah sepertinya.

"Sepertinya akan lebih baik menghabisi nyawamu terlebih dahulu" Ucap dingin Zayn sembari menekankan katananya hingga mengenai leher Ryan, membuatnya meringis merasakan perih.

"Cukup Zayn! Mereka bagianku" Perintah Helen.

Akhirnya katananya ia tarik kembali dan melemparnya asal.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Ardian, selaku Ayah kandung Helen.

"Tentu saja kematian kalian semua. Memang apa lagi?"

"Kurang ajar!" Umpat Nicolas.

"Tidakkah kau berterima kasih pada kami yang telah membesarkanmu selama ini?! Inikah balasanmu oada keluargamu sendiri?! Dasar tidak punya hati!" Teriak Serena, Ibu dari Helen.

"Cih, menjijikkan. Kapan kalian pernah merawat dan membesarkan Helen? Kapan kalian bersikap baik padanya?! Kapan?! Bahkan kalian selalu melecehkan dan menyiksanya! Kalian yang tidak punya hati! Dasar manusia-manusia rendahan!" Balas Helen. Entah mengapa perasaannya campur aduk. Ia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sekarang. Mungkinkah perasaan Helen yang dulu masih tertinggal? Dasar, sudah mati saja masih menyusahkan. Untuk apa memberikan tubuhnya pada dirinya jika Helen sendiri tidak ikhlas?

Second Life Of SelenaWhere stories live. Discover now