4

73.2K 6.5K 48
                                    

Sudah seminggu terlewat. Kini Selena tengah berada di rumah keluarga Sean. Mertua dari tubuh ia ia tempati selalu berkunjung dan menemaninya hampir setiap hari saat ia dirawat di rumah sakit. Mereka sangat baik padanya, membuatnya sedikit tenang. Setidaknya masih ada orang waras yang membelanya kelak. Ia juga sudah menerima takdirnya menjadi Helena. (Sekarang panggilan Selena diganti jadi Helena atau Helen)

Helen yang asli sudah memberikan semua ingatannya dari ia kecil sampai kecelakaan yang membuatnya tiada saat di rumah sakit, namun yang ia bingungkan, mengapa jiwa Helen tidak mendatanginya? Setidaknya mengucapkan sepatah dua patah kata untuknya. Tapi yah, ia juga tidak terlalu peduli. Ingatan Helen dan ingatan mikiknya saat masih menjadi Selena jadi bercampur menjadi satu, yang kadang-kadang membuat kepalanya sakit.

Helen tengah bersiap untuk makan malam bersama Sean, juga bersama mertua dan adik iparnya.

"Malam semua" Ucap Helen dingin

Semua atensi langsung tertuju padanya. Mereka semua bingung dengan perubahan dari Helen, kecuali mertua Helen dan juga Sean. Aura yang dikeluarkan oleh Helen juga berbeda dari biasanya. Jika sebelumnya Helen akan mengeluarkan aura positif dan juga menenangkan, sedangkan Helen yang sekarang akan mengeluarkan aura yang seperti ingin memangsa seseorang, auranya juga seperti tirani yang haus darah. Karena memang kenyataannya, yang berada di tubuh Helen sekarang adalah Selena, seorang pembunuh bayaran dan juga pemimpin dari Mafia The Black.

Semua orang yang ada di meja makan segera menjawab sapaan dari Helen, kecuali Sean dan juga selingkuhannya. Siapa lagi jika bukan Amanda?

Helen segera duduk di hadapan Amanda yang juga ikut makan bersama. Ia mendengus dingin dalam hatinya, sungguh tidak tahu malu. Mertuanya itu terlalu lembek dan berbaik hati pada wanita kurang belaian di hadapannya ini.

Makan malam dilakukan dengan hening. Hanya ada dentingan alat makan. Helen sendiri tidak menyentuh makanannya.

"Kenapa tidak dimakan sayang? Apakah makanannya kurang enak?" Tanya bunda Alice, mertua Helen atau ibu dari Sean. Alice hanya seorang ibu rumah tangga. Ia tidak boleh bekerja lagi setelah menikah dengan Harry dan hanya ikut perkumpulan sosialita para nyonya konglomerat.

"Siapa yang memasak? Apakah dia berniat membunuhku?"

Semua yang ada di meja makan terkejut mendengarnya.

"Memangnya apa yang salah dengan makananmu?" Sekarang giliran Harry yang berbicara, ayah mertua Helen dan ayah dari Sean. Salah seorang pebisnis Inggris yang terkenal yang sekarang perusahaannya dipegang oleh Sean.

"Apakah dia berniat meracuniku?"

"Kau jangan banyak tingkah! Mana mungkin Amanda menaruh racun pada masakannya?" Bantah Sean. Ia tidak terima bahwa kekasihnya dituduh meracuni istrinya.

"Simple saja. Alat makan yang digunakan, kecuali piring dan gelas terbuat dari perak. Jika perak menyentuh racun maka perak akan berubah warna" Ucap Helen dengan santai tanpa mempedulikan ekspresi dari salah satu orang di sana.

"H-hiks. A-aku t-tidak meracuni makananmu" ucap Amanda diiringi tangis palsunya.

"Memangnya kau yang memasak makanannya? Yah, kita bisa membuktikan ucapanmu setelah melihat CCTV yang ada di dapur bukan?"

Ucapan dari Helen semakin membuat Amanda ketakutan. Ia tidak menyangka Helen akan sepintar ini untuk membalikkan keadaan. Padahal biasanya Helen hanya akan diam tanpa membalas perlakuan jahatnya.

"Sudah cukup! Kau keterlaluan Helen! Kau tidak bisa menuduh seenaknya! Sudah bagus Amanda mau memasak makanannya!" Ucap Sean sembari menatap tajam istrinya.

"Itu memang pekerjaannya bukan? Pekerjaannya sebagai seorang pelayan di rumah ini? Baiklah, mari kita lihat CCTV! Bukankah itu akan membuktikan segalanya?" Giliran Derix yang menimpali. Derix adalah adik dari Sean dan juga adik ipar Helen. Ia sangat sayang pada kakak iparnya itu dan sangat membenci ular seperti Amanda dan sangat kecewa pada kakak laki-lakinya yang lebih memilih selingkuhannya daripada istrinya sendiri. Derix sendiri masih seorang mahasiswa.

Helen menyeringai melihat ada yang membelanya.

"Kenapa? Kau takut selingkuhanmu itu ketahuan meracuniku?" Tanya Helen sembari memandang Sean dengan pandangan remeh.

Sean langsung saja pergi dari ruang makan dengan kesal, tak lupa ia juga turut menyeret Amanda pergi bersamanya. Ia tidak ingin kekasihnya semakin dipojokkan.

"Kau hebat sekali kakak ipar" Ucap Derix

"Untung saja kau menyadarinya" Ucap Harry

"Kau tidak apa-apa kan sayang?" Tanya Alice khawatir.

Helen yang mendengarnya hanya tersenyum kecil.

"Aku baik-baik saja"

Harry, Alice dan juga Derix bernafas lega. Mereka tidak menyangka bahwa Amanda akan berbuat jahat lagi. Padahal Helen baru saja keluar dari rumah sakit dan juga baru sembuh.

Second Life Of SelenaWhere stories live. Discover now