25

31.6K 2.4K 8
                                    

Tandai jika ada typo 👌

Matahari sudah berada tepat di atas kepala, namun belum juga membangunkan sepasang suami istri yang sedang bergelung nyaman dibalik selimut tebal dengan saling berpelukan tanpa pembatas apapun, membuat kulit keduanya bersentuhan.

Pasangan suami istri tersebut adalah Helen dan Zayn.

Beberapa menit setelahnya, Helen menggeliat tak nyaman. Ia mulai membuka matanya sembari menyesuaikan cahaya yang masuk. Saat sudah sepenuhnya sadar, ia dihadapkan dengan dada bidang yang terlihat kokoh dan terdapat otot-otot yang bisa ia lihat dalam jarak yang dekat itu.

Helen mengumpulkan semua ingatannya yang terjadi kemarin. Dari ia dan Zayn yang mengikrarkan janji di Gereja, malamnya mengadakan pesta, lalu pulang ke apart, setelah itu ia menunggu Zayn mandi, saat ia ingin mandi Zayn malah mencegahnya, setelahnya ia dan Zayn melakukan hubungan suami is-

Tunggu!

Hubungan suami istri?!

Seketika itu Helen menyadari bahwa ia tidak memakai pakaian. Kulitnya dengan kulit Zayn saling bersentuhan. Apalagi di tubuh miliknya dan tubuh milik Zayn terdapat banyak bercak merah dan keunguan. Apakah ia seganas itu semalam?

Helen segera bangkit dari tidurnya, berniat membersihkan diri karena badannya terasa sangat lengket dan juga bau.

Brugh

"Aws"

Helen meringis kesakitan. Saat hendak melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja ia terjatuh. Ia merasakan sangat sakit di area bawahnya. Ia mengumpat dalam hatinya. Mengapa terasa lebih sakit daripada luka tembaknya waktu itu? Ah, ia jadi mengingat permainannya dengan Zayn semalam. Zayn sangat ganas di ranjang, ia sudah seperti serigala yang menerkam mangsanya.

Saat tengah melamun, tiba-tiba saja tubuhnya melayang. Ia sedikit memekik, kemudian memukul pundak Zayn yang tiba-tiba menggendongnya dan membuatnya terkejut.

Zayn membawa Helen ke kamar mandi. Mengisi bathup dengan air hangat. Ia meletakkan Helen di dalam bathup. Bukannya keluar dan meninggalkan Helen, Zayn malah ikut masuk ke dalam bathup dan ikut berendam bersama Helen.

"Kenapa kau malah ikut masuk!"

"Hmm? Memangnya kenapa? Aku juga ingin berendam"

"Tapi kau bisa melakukannya nanti setelah aku selesai"

"Tapi aku inginnya sekarang. Aku ingin berendam denganmu dan melakukan hal lain mungkin?"

Zayn mengucapkan perkataan terakhirnya tepat di telinga Helen dan mengatakannya dengan nada yang menggoda, sesekali ia menggigit ujung telinga Helen, membuat Helen seketika meremang. Helen segera mendorong kepala Zayn yang kini sudah bertengger di salah satu bahunya.

Zayn menurut saja. Ia menegakkan tubuhnya sembari tertawa keras. Kekasih— ah ralat, istrinya itu selalu imut dimatanya.

Helen yang mendengar Zayn tertawa kembali menukulnya. Kini bagian perut yang menjadi sasarannya. Entah mengapa menurutnya tawa Zayn terdengar mengejeknya.

Biarpun sudah dipukul oleh Helen, Zayn belum jera juga. Ia tidak bisa menghentikan tawanya. Ia jadi ingin terus menggoda istrinya itu.

Hingga akhirnya mereka berdua menyelesaikan mandinya yang membutuhkan waktu satu jam. Entah apa yang mereka lakukan di dalam sana.

Helen terlihat sangat lemah sekarang. Ia hanya berbaring di ranjang sembari menonton ipad miliknya. Ia sedang memantau para hama yang akan ia hancurkan. Ia juga sedang menunggu makanan yang sedang Zayn masak. Lagi pula, untuk apa punya suami yang serbabisa jika tidak digunakan dengan baik? Hehe.

"Ayo makan! Aku akan menyuapimu"

Helen hanya mengangguk. Mulutnya terbuka, bersiap menerima makanan yang disuapkan padanya. Ia hanya terus menikmati suapan dari Zayn tanpa melepaskan pandangannya dari ipadnya.

Zayn mendengus kesal. Istrinya kembali menonton pria lain.

"Berhenti menontonnya!"

Helen mengangkat sebelah alisnya bertanya.

"Memangnya kenapa?"

"Aku cemburu!"

Helen hanya mengangguk. Ia meletakkan ipadnya dan merentangkan kedua tangannya. Kebetulan makanannya sudah habis, jadi ia berinisiatif untuk memeluk Zayn.

Zayn tidak langsung memeluk Helen. Ia ingin sedikit jual mahal. Ia tidak akan terbujuk hanya dengan sebuah pelukan. Lagi pula, ia sedang sebal dengan Helen.

Helen yang melihatnya hanya memutar bola matanya malas. Zayn sok-sokan menolak, jika nanti ia berubah pikiran, pasti Zayn sendiri yang akan rugi. Ia pasti akan mengemis padanya untuk memanjakannya.

Helen menurunkan kedua tangannya.

"Baiklah jika kau tidak mau. Padahal aku juga berniat memberikanmu sebuah ciuman"

Zayn berbinar mendengarnya. Ia mendekatkan diri pada Helen. Mengambil kedua tangan Helen dan memposisikannya agar memeluknya.

"Ayo cium aku!"

"Tidak mau. Salahmu tadi menolakku"

Zayn merubah mimik wajahnya menjadi murung. Ia sudah seperti anak anjing yang tidak diberi makan. Helen jadi membayangkan jika Zayn memiliki telinga dan ekor.

"Pfftt"

Zayn mengerutkan keningnya. Ia bertanya dengan ekspresi bingungnya.

"Mengapa kau malah tertawa"

Helen hanya menggelengkan kepalanya. Ia menormalkan kembali ekspresinya.

"Menyingkirlah!"

Zayn memasang kembali ekspresi murungnya.

"Ayolah. Aku tadi hanya bercanda. Cepat peluk aku. Cium aku juga!"

"Tidak mau"

"Ayolah honey"

"Ayo beri aku pelukan!"

"Beri aku ciuman juga!"

"Honey"

Tanpa kata, Helen segera memeluk Zayn. Bibirnya juga ikut mengecup puncak kepala Zayn. Daripada Zayn bertambah berisik dan terus merengek padanya, ia segera memberikan apa yang Zayn inginkan.

Helen menangkup wajah Zayn. Memberikan kecupan-kecupan di seluruh wajahnya. Setelah sudah, ia menjauhkan wajahnya dan menatap Zayn yang masih saja menatapnya dengan tatapan murung.

Zayn belum puas. Ia ingin lagi, lagi, dan lagi. Ia tidak cukup dengan sebuah kecupan yang diberikan padanya.

"Kurang. Ayo cium lagi!"

Helen segera menurutinya. Tapi saat mengecup bibir Zayn, tengkuk Helen ditahan oleh Zayn.

Zayn segera saja melumat bibir Helen dengan lembut. Lumatannya benar-benar lembut dan penuh akan kasih sayang.

Helen memukul punggung Zayn. Ia sudah kehabisan napasnya. Zayn mengerti dan langsung melepaskan lumatannya dari bibir Helen. Ia segera memeluk Helen kembali dan menyembunyikan wajahnya diceruk leher Helen. Mencium rakus aroma tubuh Helen yang menguar, sesekali mengecup lehernya.

Helen masih menormalkan napasnya dengan menahan geli karena Zayn yang mengecupi lehernya. Setelahnya, tangan Helen mengelus rambut Zayn. Mereka berdua menikmati momen kebersamaan mereka. Semoga saja hubungannya selalu baik-baik saja. Walaupun ia tahu Zayn sangat mencintainya. Tapi, ia juga bisa merasakan takut. Takut saat orang yang kita cintai malah berbalik pergi, atau malah mengkhianatinya. Rasanya sangat sakit kehilangan orang yang berharga. Sudah cukup ia kehilangan keluarganya, ia tidak ingin kehilangan kembali orang yang dicintainya. Selama ia hidup, ia akan terus melindungi dan mempertahankan apa yang dimilikinya.

Maaf kalau misalkan cerita aku makin kesini makin ngebosenin 🤧😓

Second Life Of SelenaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora