17

51.7K 4.8K 81
                                    

Annyeong yeorobun

Pasti sehat-sehat kan?

Jangan lupa untuk selalu patuhi prokes. Jangan sia-siakan usaha kita selama ini karena pandemi belum berakhir.

Maapkeun yaa karena ngga bisa bles komenan kalian satu-satu. Tapi tetep aku baca kok.

Aku mikir gini nih : Yaa Gusti, typo ku banyak sekali.

Btw makasih bagi yang udah ingetin di mana letak typo dan kesalahan aku💕

Jangan bosen-bosen buat nandain typo dan kesalahan penulisan, biar aku bisa memperbaikinya dan tentunya cerita ini bakal lebih bagus🙊😂

Aku juga double up nih karena aku udah lama ngga up😭

Maapkan aku yang ngaret ini, maklum banyak tugas🤧

Tandai jika ada typo 👌

So, enjoy the story 😉





















Pagi-pagi sekali kediaman Serdix dihebohkan dengan kedatangan puluhan pria berbaju hitam dan berbadan kekar, tak lupa seorang pengacara yang sangat terkenal terlihat memimpin puluhan pria kekar tadi.

Harry dan Alice sampai terkejut melihatnya. Sean sendiri bingung melihatnya.

"Ada perlu apa sampai Tuan Thomas datang kemari?"

Pengacara yang diketahui dengan nama Thomas itu segera menerobos masuk ke dalam rumah diikuti puluhan pria kekar di belakangnya. Segera saja ia duduk di sofa yang tersedia di ruang tamu.

Katakanlah jika ia tidak sopan, tapi ia tidak peduli. Ia datang bukan untuk beramah tamah pada tuan rumah.

Sean menggeram marah melihat kelakuan pengacara Thomas. Padahal dia seorang pengacara, tapi tidak tahu sopan santun dan tata krama. Padahal masih ada Harry dan Alice sebagai orang yang lebih tua darinya.

"Sepertinya pengacara terkenal ini tidak tahu sopan santun ya?" Sindir Sean

"Saya tidak perlu sopan pada orang seperti anda"

"Apa maksudmu!"

Sepertinya Sean terpancing amarah mendengarnya.

"To the point saja. Saya di sini berniat mambawa anda ke pengadilan agama sekarang juga"

Harry, Alice dan juga Sean mengernyitkan dahi bingung.

"Mengapa harus ke kantor pengadilan agama?" Tanya Alice mewakili semua pertanyaan yang ada di benak mereka.

"Saya diutus untuk mengurus perceraian anda dan juga Nyonya Helen" Ucap Thomas sembari menatap Sean.

Lagi-lagi semua orang terkejut mendengarnya. Alice hampir saja limbung jika tidak ada suaminya yang menopang tubuhnya. Ini sangat mendadak.

"Aku tidak mau! Sampai kapan pun aku tidak akan bercerai dengan Helen!" Teriak Sean.

Pengacara Thomas hanya menganggukkan kepalanya. Tuannya mengatakan, jika tidak bisa secara baik-baik maka pakailah kekerasan. Ia juga tidak bisa membuang-buang banyak waktu hanya untuk orang seperti Sean. Tuan dan Nyonyanya sangat penting baginya, terutama keselamatan nyawanya.

Pengacara Thomas segera memberi perintah pada para pria kekar yang mengikutinya untuk segera menangkap Sean dan menyeretnya ke pengadilan agama.

Sean tak tinggal diam saat para pria kekar itu mendekat dan berniat menyeretnya pergi. Ia juga langsung menyuruh para bodyguardnya untuk menyerang dan melindunginya.

Pertarungan tidak dapat dihindari. Ruang tamu menjadi kacau balau bagai diterpa badai. Harry segera membawa istrinya pergi dari sana agar aman dan kembali lagi untuk sekedar melerai.

Beberapa menit berlalu, orang-orang yang dibawa oleh pengacara Thomas mengalahkan para bodyguard Sean yang tidak ada apa-apanya. Sean segera diseret pergi dengan paksa. Sean terus berontak, tapi tenaganya kalah. Ia juga kalah jumlah jika ingin melawan. Akhirnya ia pasrah saja dibawa pergi ke pengadilan agama.

***

Sean sudah ditunggu oleh Zayn dan Helen di dalam ruangan. Ada juga seorang hakim. Sean dibawa kehadapan sang hakim.

Mereka segera saja memulai prosesi untuk perceraian yang akan dilakukan oleh Sean dan Helen. Semua rangkaian prosedur dilakukan dengan sangat cepat. Alasannya? Tentu saja Zayn. Jika bukan karena ancaman dan kuasa Zayn, mungkin saja prosesnya akan lama bahkan sampai berbulan-bulan seperti aturan dan prosedur yang harus dilakukan.

Wajah Sean benar-benar keruh. Ia tidak terima dipermalukan. Ia juga tidak terima dengan perceraian ini. Bagaimana bisa Helen menceraikannya? Apakah ia dipaksa oleh lelaki yang bersamanya? Mungkin saja iya.

Dengan pemikiran pendeknya, Sean segera menghampiri Helen setelah perceraian yang dilakukan.

"Helen! Kau pasti dipaksa olehnya agar bercerai dariku bukan? Katakan padaku jika benar. Dengan begitu aku akan membebaskanmu dari pria itu" Ucap Sean sembari memegang kedua tangan Helen.

Zayn yang melihat kekasihnya disentuh oleh orang lain pun marah. Ia segera menghampiri mereka berdua dan melepaskan cekalan tangan Sean dari tangan Helen. Ia memeluk posesif pinggang Helen dan menatap tajam Sean.

"Berani-beraninya kau menyentuh kekasihku! Kau cari mati ha?!"

"Dia istriku! Jadi aku berhak padanya!"

"Ralat. Mantan istri lebih tepatnya"

Benar. Sean baru ingat ia baru saja bercerai dengan istrinya. Ia juga bingung mengapa ia tidak ingin bercerai dan berpisah dengan Helen. Perubahan dari Helen membuatnya merasakan perasaan aneh, tapi ia tidak tahu apa itu.

Sean menggeram marah melihat Helen tidak menolak sentuhan dari Zayn. Dengan tidak tahu malunya, Sean tetap memaksa Helen untuk ikut bersamanya.

"Ayo kita pulang Helen! Jangan menguji kesabaranku!"

"Siapa kau? Kita sudah tidak ada hubungan lagi. Biar kuberi tahu satu hal, istrimu Helen sudah mati. Aku, Selena Ivory Alter! Bukan Helena Syakira!" Ucap Helen penuh penekanan.

"Omong kosong! Kau adalah Helena! Kau adalah istriku!"

Tangan Helen bersedekap dan menatap Sean dengan pandangan remehnya.

"Dasar tidak tahu malu! Sudah terang-terangan selingkuh dan sekarang memintaku untuk kembali, apakah kau waras? Kau dan selingkuhanmu itu benar-benar cocok. Yang satu pelacur rendahan yang satu seorang bajingan yang pecandu. Cocok bukan?"

"Kau! Dasar sialan! Sudah untung aku masih mau menampung dan berbelas kasih padamu yang dijual oleh keluargamu sendiri!"

"Well. Aku memang dijual oleh keluarga serakah itu. Tapi aku bukan bagian dari mereka, jadi jangan sangkut pautkan diriku dengan orang-orang serakah itu. Lagipula, yang aku katakan benar apa adanya"

Saat Sean hendak membalas kembali perkataan Helen, ia sudah disela oleh Zayn.

"Sudahlah honey. Kau tidak perlu menanggapi orang tidak waras itu. Ayo kita pergi"

Zayn segera menarik Helen menuju mobilnya, menjauh dari Sean dan meninggalkan Sean sendirian di depan kantor pengadilan agama.

Lagi-lagi Sean dipermalukan. Ia segera menghubungi bawahannya untuk segera menjemputnya. Ia butuh pelampiasan amarahnya.

Sean dengan tekadnya yang kuat, berjanji akan membalas segala perlakuan dan penghinaan yang didapatnya hari ini.

Second Life Of SelenaWhere stories live. Discover now