38

14.5K 1.1K 17
                                    

Typo? Tandai 👌



Berhari-hari Sean mencari keberadaan Helen, akhirnya ia menemukannya. Ia menemukan alamat apartemen tempat Helen tinggal.

Helen sendiri melonggarkan sedikit pertahanannya. Ia membiarkan Sean menemukan keberadaannya. Ia ingin melihat, apa yang akan Sean lakukan. Soal Amanda? Ia belum menindaklanjutinya. Ia masih membiarkan Amanda. Ia membiarkan Amanda dikucilkan, juga dipermalukan oleh orang-orang. Memang, selama beberapa hari ini Amanda tidak pernah keluar dari kediaman Daddynya. Banyak wartawan dan reporter yang menunggunya di luar. Amanda sendiri tidak tahu dari mana mereka semua mengetahui kediamannya, padahal Daddynya sudah sangat berhati-hati dalam menyembunyikan keberadaannya selama ini.

Selama Sean mencari keberadaan Helen, perusahaannya juga sudah mulai berpindah tangan. Sekarang bukan Sean lagi yang berkuasa. Zayn menyuruh anak buahnya yang waktu itu sebagai investor untuk mengakuisisi perusahaan Sean dan memindahkan jabatan dan kepemilikan perusahaan tersebut. Perusahaan itu akan ia kembalikan pada Harry. Kenapa tidak mrngatasnamakannya? Atau dipindahkan atas nama Helen? Untuk apa? Mereka berdua juga sudah kaya raya, uang mereka tidak akan cepat habis, jadi lebih baik kembalikan lagi pada yang seharusnya. Bisnis obat-obatan milik Sean juga Zayn laporkan pada pihak yang berwajib. Sekarang bisnis obat-obatan Sean sedang diselidiki lebih lanjut. Mungkin sebentar lagi, Sean akan ditangkap dan diinterograsi. Lebih parahnya lagi, dia akan dipenjara sesuai peraturan dan undang-undang yang ada.

***

Saat ini Sean sudah berada di depan pintu apartemen Helen. Memencet bel pintu itu beberapa kali, berharap sang empu berada di apartemen dan membukakannya pintu. Sekarang ia benar-benar berniat meminta maaf. Meminta maaf akan semua kesalahan dan semua dosa yang pernah ia lakukan pada Helen. Ia tahu, kesalahannya tidak mungkin dapat dimaafkan begitu saja. Tapi setidaknya, ia sudah ada niat untuk meminta maaf. Urusan dimaafkan atau tidaknya, ia tidak peduli. Yang penting ia sudah meminta maaf dan mengakui semua kesalahan dan dosanya.

Tak lama, pintu itu terbuka. Helen sendiri yang membukakan pintu.

"Ada apa?"

"B-bisakah kita bicara?"

Entah mengapa Sean menjadi gugup saat berbicara dengan Helen. Rasanya sudah lama ia tidak bertatap muka dan berbicara dengan mantan istrinya itu. Mantan istri? Apakah ia pernah benar-benar menganggapnya sebagai seorang istri? Ia tersenyum miris mengingatnya. Sungguh, penyesalannya semakin bertambah. Ia bersumpah, ia akan membalas Amanda.

"Hmm. Masuklah!"

Sean ikut masuk ke dalam apartemen Helen, mengekorinya dari belakang sembari melihat-lihat sekelilingnya.

Helen menuntun Sean ke ruang tamu. Ia menduduki sofa panjang, berhadapan dengan Sean dan hanya dibatasi oleh meja kaca di tebgah-tengah mereka berdua.

Helen menyilangkan kakinya dan bersedekap dada. Memandang Sean dengan tatapan dingin dan angkuhnya. Ia tidak berbicara sepatah kata pun. Ia hanya menunggu Sean yang akan berbicara.

"A-aku minta maaf, Helen"

Akhirnya Sean mengutarakan apa yang ingin ia sampaikan setelah beberapa detik keduanya saling diam. Ia ikut duduk di sofa, walaupun Helen tidak menyuruhnya. Ia menunduk setelah mengucapkan permintaan maafnya, tidak berani menatap langsung wajah Helen.

"Memangnya kau mempunyai kesalahan padaku?"

Banyak! Sangat Banyak!

Ingin rasanya Sean berteriak seperti itu, namun mulutnya seolah terkatup rapat sehingga ia hanya diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Helen. Semua kesalahan dan dosanya tidak bisa ia jabarkan satu per satu. Sangat banyak, sehingga ia tidak mampu menjabarkannya. Dadanya merasa sesak karena rasa bersalahnya. Ia sudah merenung selama pencarian Helen. Ternyata, banyak sekali dosa dan kesalahannya. Benar-benar membuatnya malu.

Second Life Of SelenaWhere stories live. Discover now