Erland dengan penuh perhitungan memberikan bumbu-bumbu pada masakannya,bahkan saking telitinya ia menggunakan alat timbangan untuk mengukur berat bumbu yang sudah ia perhitukan amannya untuk wanita hamil.

Mengambil piring, kini Erland mulai menyajikan masakannya. Ia mengambil sebuah rantang dan mulai mengisinya dengan masakannya tadi beserta susu hamil yang di jamin berkhasiat untuk istri dan calon anaknya serta air putih yang pastinya dari pengunungan asli.

Erland sudah pergi meninggalkan dapur beberapa detik yang lalu, dan kini para koki menghela nafas lega. Meskipun suasana hati Erland saat ini benar-benar sangat baik, tapi mereka masih waspada pada tuan mereka itu karena satu kesalahan saja itu akan melibatkan seluruh keluarga mereka.

"Er." Panggil Eliza saat melihat Erland kini memasuki kamar dengan rantang yang ia bawa dibawa di tangannya.

Erland tersenyum lembut, meletakkan rantang di nakas samping kasur ia mendekati istrinya yang kini duduk bersandar.

"Udah bangun?" Tanyanya lembut sambil mengelus rambut Eliza.

"Kamu masak lagi?" Bukannya menjawab pertanyaan Erland, Eliza justru kembali bertanya.

Erland hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya kecil.

Eliza melihat itu mendengus kesal, setelah tau bahwa Eliza kini tengah hamil Erland benar-benar menjaganya baik pola makan maupun pergerakan Eliza. Pokoknya semua yang Eliza lakukan tidak pernah lepas dari mata Erland.

Eliza tau Erland bahagia bahkan sangat bahagia dengan kehadiran buah hati mereka ini, tapi ia tak pernah berpikir jika sikap Erland akan seprotektif ini. Bukan hanya Erland, Eliza juga sangat bahagia karena bagaimanapun kehadiran janin di perutnya ini adalah hadiah terbesar dari Tuhan untuk Eliza dan Erland.

"Sekarang kamu makan ya." Ucap Erland sambil menyodorkan sendok yang sudah berisi makanan di hadapan Eliza.

Eliza memegang tangan Erland lembut, dan mendorong pelan tangan Erland.

Melihat penolakan Eliza, Erland mengerutkan keningnya.

"Er, bukankah ini terlalu berlebihan?" Tanya Eliza pelan.

Erland meletakkan kembali sendiri di tangannya di piring yang masih menyisakan masakannya yang masih utuh.

"Berlebihan?" Tanya Erland pelan sambil menatap dalam mata istrinya.

Eliza memegang tangan Erland lembut dan mengenggam nya, ia menatap Erland dengan lembut dan teduh.

"Kamu mengabaikan pekerjaan mu, setelah tau aku mengandung kamu bahkan tak pernah ke perusahaan lagi. Keseharian mu hanya kamu habiskan untuk memenuhi segala kebutuhan ku. Er, aku tau kamu khawatir denganku dan anak kita tapi percayalah aku juga tau merawat diriku dan anak kita sendiri." Jelas Eliza menguarkan apa yang ia rasakan ini.

"Kamu tau pentingnya dirimu di hidupku El?" Erland sambil menyapu lembut wajah Eliza.

Eliza terdiam, ia memandangi Erland dalam. Erland tersenyum kecil.

"Kamu lebih dari kekayaan ku, kedudukan ku dan martabatku. Dibandingkan ketiga hal itu, aku lebih takut kehilanganmu El. semua yang ada di dunia ini bisa di cari dan di gantikan, tapi kamu dan anak kita itu tidak akan bisa di cari apalagi di gantikan."

The Antagonist's Perfect Husband [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang