kapitola 42

22.8K 2.8K 111
                                    

feliz pria itu pun pergi dari sana meninggalkan Feudo seorang diri.

Feudo menatap nanar foto nikahannya yang berada di ruang kerjanya.
Ia menatap marah ke arah Zeline, marah karena Zeline tak terbuka ke dirinya padahal ia sudah tahu tujuan Zeline yang mengincar Brian.

...

Sebulan berlalu, berita tentang seorang yang sangat berpengaruh di dunia yang sudah menikah bahkan sudah memiliki tiga anak kembar menghebohkan seluruh dunia.

Siapa yang tak mengenal Feudo, pria yang sudah berumur tapi masih terlihat awet muda.
Bahkan wanita-wanita yang masih belia maupun dewasa rela merangkak ke atas ranjang Feudo untuk mendapatkan pria itu, tapi Feudo dengan tak berperasaan malah membunuh para wanita yang mendekat padanya.

Menurutnya wanita itu sangat-sangat menyusahkan kecuali ibunya, meskipun menurut Feudo ibunya itu juga memang sangat menyusahkan.

Tapi tidak saat ia sudah bertemu dengan Zeline, wanita yang beberapa tahun lalu ia ambil kesuciannya lalu wanita itu juga yang telah melahirkan tiga anak kembar nya.

Ia merasakan jika bersama zeline dirinya damai, lebih damai dari pada bersama ibunya yang selalu banyak mau nya.

*****

Zeline dan Feudo beserta ke tiga anak nya sedang menuju ke kediaman ibu dari Feudo, rencananya Feudo ingin memperkenalkan anak dan istri setelah beberapa hari di teror oleh ibu nya.

"Daddy apakah masih lama Ken mengantuk" ucap Kenzo yang duduk di pangkuan Feudo.

"Lumayan, tidurlah nanti Daddy bangunkan jika sudah sampai" ujar Feudo.

"apakah ibumu akan menyukaiku?' tanya Zeline pada Feudo.

"Sangat" jawab Feudo

"Sangat apa?suka atau tidak?' tanya Zeline lagi.

"Suka"

"bohong" ucap Zeline sambil memandang Sinis Feudo.

"Aku tidak bohong" ujar Feudo sambil melirik Allena yang tertidur di Gending Zeline.

Sedangkan Kenan, tidak satu mobil dengan orang tuanya iya lebih memilih satu mobil bersama Ryba.

"Terserah" ucap Zeline sinis.

Feudo hanya menghela nafas.

"Perjalanan kita masih jauh" ujar Feudo.

"aku tau" ucap Zeline ketus, entah mengapa mood-nya beberapa hari ini selalu berubah-ubah.

.....

Sementara di mobil belakang tepatnya mobil yang ditumpangi oleh kenan, Ryba sedang mengajak ngobrol Kenan dan hanya ditanggapi dengan anggukan, jujur Ryba sedikit merasa canggung dengan suasana saat ini, tapi ia juga bersyukur karena tidak satu mobil dengan dua bocah yang menyebalkan yang sialnya adalah saudara dari Kenan.

"Tuan muda, apa anda ingin mendengar dongeng" ujar Ryba.

"No'' ucap Kenan singkat.

Karena tidak tahu harus bagaimana lagi akhirnya Ryba pun memilih untuk diam saja.

..

Di sisi lain, Brian sudah benar-benar hampir di ambang kehancuran, bahkan saudaranya sendiri tak mau membantunya.

"Sialan, ulah siapa ini" ucap Brian kesal.

Jika dalam beberapa minggu lagi perusahaannya tak ada kemajuan sudah dipastikan ia akan menjadi gelandangan.

"Tuan, ada tamu yang ingin bertemu anda" ucap seorang pria yang baru saja tiba.

"Siapa?" Tanya Brian.

"Tidak tahu tuan, tapi tamu itu ingin bertemu dengan anda katanya ini sangat penting" ujar pria itu.

Brian yang masih kesal pun berdiri ingin menemui siapa tamu yang dimaksud anak buahnya, niat hati ingin melampiaskan kemarahannya pada orang itu karena sudah berani mengganggunya.

Brian pun jalan mengikuti anak buahnya menuju tamu yang dimaksud.
Sampai di salah satu ruangan Brian pun masuk.

Setelah masuk ia pun bisa melihat seorang pria bertubuh tinggi besar memakai topi hitam dan berjeras rapi sambil memegang tongkat.

Brian menyerngit heran Karena ia merasa tidak pernah mengenal orang itu.

"Ah selamat siang tuan Brian maaf mengganggu waktu anda" ucap pria tersebut menyapa Brian.

"Hmm"

"Jangan terlalu ketus Tuan Brian, karena saya ingin menawarkan kerjasama dengan anda" ucap pria itu sambil berdiri menghampiri Brian yang menatap nya dengan tanda tanya.

"Saya tahu Anda sedang mencari tunangan Anda, dan sekarang pasti anda membutuhkan suntikan dana untuk perusahaan anda yang hampir bangkrut eh maaf saya salah yang sudah bangkrut" ucap pria itu yang terkesan mengejek Brian.

"Tahu apa anda tentang saya" ucap Brian sinis.

'haha,, jangan terlalu sinis begitu dengan saya Tuan, saya hanya ingin memberitahu anda bahwa sebaiknya Anda lupakan saja tunangan Anda itu, Karena dia sudah menikah dengan seseorang yang bahkan melebihi anda--"

"Kedatangan anda ke sini untuk apa? Untuk menghina saya atau membantu saya?"tanya Brian dengan kesal.

"Ke dua nya,,hahahah"

"Dengarkan saya baik-baik saya tidak akan pernah mengulangi ucapan saya, saya bisa membantu anda mengambil kembali tunangan Anda dan saya bisa memberikan suntikan dana kepada anda secara percuma, tapi itu tidak gratis, Anda harus melakukan sesuatu untuk saya" ucap pria itu sambil menyeringai.

"Apa?" Tanya Brian pada pria itu.

Kekesalannya hilang karena mendapatkan tawaran berlian dari pria yang baru saja ia temui ini.

"Anda hanya perlu membunuh Putra pertama Tunangan Anda" ujar pria itu.

Mata Brian terbelalak kaget, sejauh ini dia hanya mengetahui bahwa ketiga anak Zeline adalah anaknya dan ia belum mengetahui bahwa ketiga anak zeline bukanlah anak kandungnya.

Meskipun baginya tak ada ruginya membunuh anak Zeline itu, bilang saja Brian Tak memiliki perasaan sama sekali.

"kenapa aku harus membunuh anak ku?" Tanya Brian

"hahah ,, anda terlalu bodoh, anak dari tunangan Anda itu bukanlah anak anda mereka---

MY GREAT MOMWhere stories live. Discover now