chapter 24

47.7K 5.4K 171
                                    

“benar kata Kenan pa, selama ini tanpa seorang suami aku juga sanggup membesarkan dan membahagiakan anak-anak ku, lagi an aku tak memiliki rasa apa-apa pada Derrel"

'hanya mengagumi ketampanannya saja tidak lebih' batin Zeline.

..

“Pikir kan Allen dan Kenzo, Zel, mereka masih butuh sosok ayah" ucap Arles sambil menatap ke arah Allen dan Kenzo.

“bukan begitu pa, aku belum-”

“Papa sudah menjodohkan Mu dengan Tuan Derrel" ucap Arles tegas

BRAK

Kenan mengebrak meja makan.
Selera makan nya langsung hilang mendengar ucapan sang kakek, yang seenak mata nya menjodohkan sang ibu pada seseorang, apalagi orang itu sangat ia hindari dan ia benci itu.

Begitu pula dengan Zeline, wanita itu memandang tajam Kepada pria yang berstatus ayah nya itu.

“Anda tak punya hak atas hidup saya tuan Arles" ucap Zeline dingin.

Entah mengapa rasa marah, kesal, kecewa tiba-tiba muncul, Zeline berpikir mungkin ini adalah perasaan pemilik tubuh asli ini.

“Zeline, lihat anak-anak mu, pikir kan masa depan mereka, kau tahu bagaimana seorang anak besar tanpa seorang ayah, mereka akan menjadi bahan ejekan, kau pasti masih ingat dengan Lorea, anak dari bibi mu, dia bahkan sampai ingin bunuh diri, meski tak berhasil lihat lah dia sekarang, berada di RSJ, apa kau ingin Allena dan Kenzo sama seperti Lorea" ucap Arles panjang lebar, berharap Zeline mau mendengarkan apa yang ia ucapkan.

Entah mengapa Zeline bisa mengingat Seseorang yang bernama Lorea, Zeline masih tetap berfikir, mungkin ingatan ini adalah ingatan dari pemilik asli tubuh ini.

Memang benar apa yang dikatakan arles, Lorea depresi karena selalu menjadi bahan bully-an semua orang, dicaci maki, hina, membuat mental yang terganggu, ingin mengambil jalan pintas tapi tak berhasil sehingga harus membuatnya masuk ke rumah sakit jiwa.

Zeline melirik Allena dan Kenzo, wajah polos anaknya yang seketika membuat hati dingin Zeline mencair.

Boleh kah dia egois, tapi melihat tatapan polos dari kedua anaknya itu membuat hati zeline tidak tega entah perasaan apa ini tapi dia benar-benar sangat menyayangi anak-anaknya, di sisi lain ia juga memiliki Kenan.

“pikir kan lagi Zel" ucap Arles lalu pergi dari sana.

Alex pun demikian, ia sudah tak selera makan, dan memutuskan untuk pergi dari sana, memberikan kesempatan pada anak dan ibu itu.

“Aku bisa menjaga kalian tanpa sosok ayah, percaya pada ku mom" ucap Kenan.

Zeline melirik anak-anak nya satu persatu.

“Mommy,,,hiks,, Kenzo gak maksa kok,,,hiks,, Kenzo bahagia apapun keputusan mommy” ucap Kenzo.

Zeline menghampiri anak nya, dan membawanya ke dalam pelukannya.

“Maaf kan mommy kenan, lihatlah adik-adikmu, mom tak mau egois" ucap Zeline pelan

“Tapi-"

“Kenan, dengar kan mommy, jangan egois, kamu mau adik-adik mu seperti seseorang yang di katakan kakek tadi, mom tau, tapi kita tidak boleh terjebak dengan masa lalu, kita harus memikirkan masa depan kita juga" ucap Zeline

Kenan menatap tajam wanita di depan Nya.

“seharusnya kata-kata itu untukmu mom, jangan terlena dengan dunia yang tak nyata sementara di dunia yang nyata seseorang sedang menantikanmu'' ujar Kenan lalu pergi dari sana.

Zeline bingung dengan perkataan anaknya itu, iya hanya melihat Kenan yang perlahan mulai menjauh dan menghilang dari pandangannya.

“Hikss huaaa"

Suara tangisan Allena mengalihkan pandangan Zeline, ia panik saat tak sengaja memegang dahi Allena dan merasakan suhu tubuh anak nya yang panas.

“Astaga, mengapa bisa begini" ucap Zeline panik bukan kepalang, bukan kah barusan Allena baik-baik saja.

Dengan cepat Zeline menggendong Anak nya dan membawanya ke kamar, sekilas ia melihat Kenzo yang juga menampilkan wajah panik nya.

“Kenzo sayang, panggil kan Kenan dan kakek ya" ucap Zeline.

Kenzo mengangguk dan pergi dari sana sambil berlari kecil.

...

Di salah satu rumah sakit, berbaring seorang pria yang baru saja siuman dari tidur singkat nya.

“Uh Brian sialan, awas saja aku akan membalasmu, dasar pria gila" desis Pria itu.

CKLEKK.

Pintu ruangan rawat pria itu terbuka, lalu masuklah seorang pria dengan wajah yang sangat mirip dengan pria tadi.

“oh taun Derrel sudah bangun rupa nya, aku jadi menyesal tidak menghabisimu sekalian waktu itu" ucap pria itu memandang pria di depan Nya yang tak lain adalah Derrel.

“Brian sialan, aku akan membalas mu" desis Derrel memandang kembaran nya itu dengan tatapan membunuh.

“oh Sayang sekali itu hanya khayalanmu saja, kau tahu sebentar lagi aku dan dia akan bertunangan" ucap Brian sambil memasang senyum yang menjengkelkan bagi Derrel.

Derrel ingin bangun untuk mengajar wajah menjengkelkan milik kembarannya itu, tapi dia merasa ada yang aneh kakinya susah untuk digerakkan.

Sementara Brian yang melihat ekspresi Derrel tersenyum mengejek.

“Tuan Derrel, aku tak sengaja menyuntikkan obat lumpuh sementara pada kedua kaki mu mungkin empat sampai lima bulan kau bisa berjalan lagi" ucap Brian dengan Santai.

Lalu berjalan pergi dari sana, meninggalkan Derrel yang menatapnya penuh rasa benci.

“BRIAN SIALAN, AKU AKAN MEMBUNUH MU" teriak Derrel, tapi sayangnya teriakannya bagaikan angin lalu bagi Brian.









MY GREAT MOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang