chapter 3

104K 11.3K 145
                                    

benalkah mommy” tanya Allena

Zeline mengangguk dan tersenyum, lalu mengecup pipi anaknya satu persatu.

.......

Setelah memastikan ke tiga anak nya tertidur di kamar masing-masing, Zeline pun pergi ke ruang tengah, di mana di sana sudah ramai berkumpul para pelayan

Zeline berjalan dengan anggun, semua pelayan yang melihat kedatangan majikan mereka mulai terdiam dan menunduk, karena aura yang dikeluarkan oleh  majikan mereka.

Zeline berhenti tepat dihadapan semua para pelayan.

“Baik,, ada beberapa hal yang akan aku sampaikan pada kalian” ucap Zeline sambil memandangi wajah para pelayan satu persatu.

Dengan ingatan pemilik tubuh ini sebelumnya Zeline dengan mudah mengenali para pelayan itu satu persatu, pandangan Zeline terhenti pada seorang wanita berambut coklat sebahu.

Zeline tersenyum miring, membuat para pelayan yang tak sengaja melihat senyumnya merinding.

“aku ingin mengatakan, mulai sekarang siapapun yang tidak berperilaku sopan terhadap ketiga anakku maka...” Zeline menggantung ucapan nya, dia menikmati raut menegangkan yang ditunjukkan oleh beberapa pelayan.

“jangan salahkan aku bahwa kalian akan tersisa nama saja” lanjut Zeline.

Bisa dirinya lihat beberapa wajah pelayan mulai menegang, pandangan Zeline tak teralihkan kepada seorang wanita berambut coklat sebahu itu.

Bisa ya lihat keringat mulai bercucuran di wajah pelayan itu.

“Kauu” tunjuk Zeline kepada wanita berambut sebahu berwarna coklat itu.

“S--saya nyonya” ucap wanita itu dan diangguki oleh Zeline.

Zeline menggerakkan tangannya memerintahkan wanita itu mendekat ke arahnya.

Setelah mendekat wanita itu pun diam di hadapan Zeline sambil tertunduk.

“mery" ucap Zeline.

“Saya nyonya” ucapan pelayan itu menyahut, karena namanya disebut.

“apakah kau yang selama ini memasak untuk anak-anakku” tanya nya pada pelayan Mery.

“be--benar nyonya" jawab Mery mulai gemetaran.

“apakah kamu sudah tahu letak kesalahanmu?” tanya Zeline sekali lagi.

Tidak bisa berkata apa-apa lagi, pelayan Mery hanya bisa terdiam Sabil meremas jari-jari tangannya.

“Bibi Yo” panggil Zeline.

Lalu datanglah wanita bayar yang tadi mengantarkan bubur ke kamar Allena.

“Saya nyonya”

“Ambil kan aku pisau” titah Zeline.

Mendengar ucapan majikan nya, bibi Yo mengangguk lalu pergi.
Beda halnya dengan pelayan Mery, iya langsung bersujud di kaki Zeline sambil meminta maaf.

“maaf kan saya nyonya,, saya mohon nyonya, saya tidak akan mengulangi lagi” ucap pelayan Mery dengan histeris.

para pelayan lainnya meringis melihat kekehan dari sang majikan, yang memandang rendah ke arah pelayanan Mery.

Tak berselang lama bibi Yo datang lalu wanita baya itu menyerahkan sebilah pisau kepada Zeline.

“Berdiri” ucap Zeline dingin.

Dengan kaki yang masih gemeteran, pelayan itu pun berdiri.

Grappp...

Taakkk

Settttt

AAAGGHHH

Wanita berambut sebahu itu pun menangis meraung-raung karena Zeline menarik tangannya dan langsung motong jarinya.

Para pelayan mulai panik melihat keberingasan majikan mereka.

“ini adalah hukuman kecil bagi siapa saja yang tidak berperilaku sopan terhadap anak-anakku, apa kalian mengerti” ucap Zeline.

Semua pelayan mengangguk, bahkan bibi Yo, wanita paruh baya itu syok melihat kejadian yang baru saja ia lihat.

“Kau” tunjuk Zeline kepada salah satu pelayanan yang berada di barisan.

Pelayanan yang ditunjuk menegang karena takut ia akan menjadi korban selanjutnya, tapi pemikiran itu hancur saat nyonya nya hanya memerintahkannya membawa pelayanan Mery.

Zeline tersenyum miring, mendapati wajah ketakutan para pelayannya.
Dan setelah itu pun ia membubarkan para pelayan dan pergi dari sana.

Saat baru beberapa langkah, bibi Yo memanggil nama nya.

“Nyonya Zeline”

Zeline menoleh dan menatap wanita baya itu.

“Maaf nyonya,, ada telepon” ucap wanita itu sambil memberikan telepon rumah kepada Zeline.

Zeline menerima telepon itu lalu mendekatkannya ke telinga.

“Hallo”

halo nya maaf mengganggu, rapat--" belum sempat orang yang berada di seberang sana menyelesaikan kalimatnya, Zeline sudah memotong ucapan orang tersebut.

“batalkan semua pertemuan ku hari ini aku ingin menghabiskan waktuku bersama anak-anakku”

“Tapi nyonya--”

“Apa kau ingin ku pecat” ucap Zeline dingin.

Ti-tidak nyonya,, baik baik Nyonya, kalau begitu selamat pagi nyonya”

Sementara di tempat lain seorang pria mengelus dadanya, karena hampir saja ia memancing amarah seorang singa betina beranak tiga.




MY GREAT MOMWhere stories live. Discover now