CHAP 41 🍭İnference

52.2K 5K 727
                                    

"Om Lus, Ethan?!" Aluna berdiri dari tempatnya, menghampiri dua orang yang baru saja datang diringi polisi di kanan dan kiri mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Om Lus, Ethan?!" Aluna berdiri dari tempatnya, menghampiri dua orang yang baru saja datang diringi polisi di kanan dan kiri mereka. Aluna awalnya ingin menemui Kel di kantor polisi, tetapi dia dan Dayana tidak bisa menemui lelaki itu untuk sementara waktu, hingga keduanya memutuskan untuk menunggu.

"Aluna." Luis tersenyum. Sama halnya dengan Ethan. Mereka berdua kompak menampilkan ekspresi lega, tidak ketakutan bagaikan penjahat yang tertangkap, rasanya Aluna ingin menangis. "Kelio sudah di sini?" tanyanya.

"Sudah, kami sedang menunggunya." Dayana yang menjawab. "Kalian--"

"Kami tidak papa." Luis mengatakannya dengan mudah, seolah-olah hukuman besar di depannya tidak menanti. "Kelio juga akan baik-baik saja, semoga saja. Ah iya, sebelum itu aku ingin meminta sesuatu padamu, Dayana."

Dayana mengerjap, kemudian menatap Luis di depannya. "A-apa?"

"Aku tidak tahu ke depannya akan bagaimana. Tapi jika aku tidak bisa kembali, kamu ingin merawat Kelio? Dia masih membutuhkanmu, dan aku juga memberimu kesempatan kedua. Hanya kedua, tidak ada lagi kesempatan."

Mendengar itu, Aluna yang menunduk langsung mengangkat pandangannya, dia menatap Luis lekat. Apa maksud ucapan Luis? Dia tidak akan kembali? Aluna menggeleng, pemikiran Luis mungkin terlalu jauh ke depan untuk Aluna kejar. Dan masalah Kelio yang diurus oleh Dayana, Aluna agak sedikit ragu.

"Tapi om ...." Aluna menggigit bibir, membuat semua menatapnya. "Luna ragu," ucapnya seiringan dengan suaranya yang memelan.

Dayana tidak tinggal diam, dia meraih kedua tangan Aluna dan menggenggamnya dengan erat. "Maafkan saya, Aluna. Saya memang sejahat itu pada Kelio, tetapi untuk kali ini, tolong beri saya kesempatan lagi. Seperti yang Luis katakan, hanya kesempatan ini saja," ucapnya dengan sorot mata meyakinkan, namun sorot mata itu kembali redup saat Aluna tidak menanggapi. Tampaknya Aluna belum benar-benar percaya.

"Aluna." Dayana memanggil, kini mengusap kedua pundak Aluna. "Kamu masih ingat saat pertama kali kita bertemu? Di swalayan, kamu membawa Kelio dan saya mengganggu kalian berdua. Sebenarnya, saya tidak bermaksud seperti itu. Saat itu saya panik karena Kelio bersama dengan orang asing, saya takut jika mereka hanya memanfaatkan Kelio."

Aluna mulai mengangkat wajahnya kembali, dia ingat kejadian itu. Masalah yang timbul akibat pertemuan dengan Dayana tidak bisa dibilang kecil. Kelio kabur dari pengawasan Aluna, dan itu adalah awal kedatangan Kel.

"Hubungan saya dengan suami saya saat itu buruk, Aluna. Dan saya hanya bisa mengingat Kelio, saya merasa bersalah padanya saat suami saya terus mengatakan bahwa saya ibu yang kejam. Suami saya terus mengungkit masa lalu. Saya hanya ingin menemui Kelio, dan meminta maaf padanya, karena saya memang sejahat itu."

Kedua tangan Dayana kini turun dari pundak Aluna, mengusap air matanya yang mengalir. Dan saat itu pula, Aluna mengembuskan napasnya pelan. Gadis itu menatap Luis yang dibalas senyuman, lantas Aluna mengangguk. "Luna mau coba percaya, tante tolong jangan rusak kepercayaan Luna nanti."

Baby İoWhere stories live. Discover now