CHAP 21 🍭İmprobable

32.3K 4.5K 67
                                    

"Jadi, ada apa?" Aries menyuapkan satu buah tahu ke dalam mulut, mengunyahnya dengan pelan sebelum akhirnya menatap Aluna lekat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi, ada apa?" Aries menyuapkan satu buah tahu ke dalam mulut, mengunyahnya dengan pelan sebelum akhirnya menatap Aluna lekat. Waktu istirahat ini, dia langsung ditarik gadis di depannya menuju kantin setelah kejadian di depan kelas tadi.

"Lo nggak usah pura-pura deh." Aluna mendengkus, sedikit risih saat beberapa tatapan didapatkan dari berbagai arah. "Lo udah tahu gue sejak lama 'kan? Waktu pertama kita ketemuan malem itu, terus lo ... ah banyak banget kejadian sama lo."

Banyak yang ingin Aluna ungkapkan, keluarkan dari dalam dirinya melalui bentuk suara dan ocehan panjang lebar. Dia ingin sekali mengeluarkan keluh kesahnya selama ini. Karena, Aluna sudah memastikan jika sosok misterius malam itu adalah sosok Aries. Dari tinggi badan, dan penampilan saat lelaki itu memakai hoodie sangatlah mirip. Rasanya Aluna tidak mungkin salah.

Aluna yakin sekali, Aries adalah sosok psikopat dan pelaku yang membuat para bodyguard milik Luis hilang tanpa jejak.

Lain halnya dengan Aluna yang terus menatapnya intens, Aries malah sebaliknya. Lelaki itu dengan santai mengangkat alis, lalu menyeruput minumannya. "Hm, bagaimana?"

"Lo udah pintar bahasa Indonesia, ya." Aluna bergumam dan mendapat gelengan dari Aries.

"Sedikit," jawab Aries belum menatap Aluna.

"Tapi tetep aja, lo tuh bikin gue takut tahu! Pertama, lo nyayat pinggang gue, kedua bunuh orang, ketiga lo hilangin semua bodyguard. Mau lo apa, sih?"

Aries terdiam sejenak mendengar Aluna barusan, rasanya tubuhnya agak sedikit membeku sebelum akhirnya dia terkekeh. Tawanya yang kecil itu mengudara, namun terkesan menyeramkan membuat beberapa orang termasuk Aluna bergidik ngeri.

"Ah, jadi kamu sudah tahu?"

Aluna kembali mendengkus, melipat tangan di depan dada seraya menyandarkan punggung ke belakang. "Gue beneran nggak akan laporin lo ke polisi, please jangan ganggu gue sama Kelio," ucapnya lalu mencondongkan tubuh untuk berbisik. "Lo bebas mau bunuh orang lagi apa nggak, asal jangan libatin gue, jangan temuin gue lagi."

Dehaman yang keluar dari Aries membuat Aluna sedikit tersentak. Gadis itu mengarahkan tatapannya tepat pada Aries yang tengah menatapnya lurus. Pandangan Aries sulit untuk dihindari, Aluna terus terpaku pada iris hazel milik lelaki itu.

"Sebenarnya, kamu akan terlibat lebih dalam lagi dibanding ini." Aries menjauhkan mangkuk dari hadapannya, menyimpan dua lembar uang di meja lalu menutupi kepalanya dengan tudung hoodie. "Kamu harus bersiap-siap."

Mendengar serangkaian kata itu, Aluna ikut bangkit begitu Aries hendak berbalik. Gadis itu langsung berteriak, "NGGAK MAU! Gue nggak mau!"

Aries tidak menanggapi, lelaki itu terus mematri langkah keluar dari kantin diiringi beberapa pasang mata yang memperhatikan. Sementara Aluna, dia mengepalkan tangannya erat. Kenapa? Bukankah seharusnya pembicaraan ini adalah sebuah akhir? Aluna hanya berniat menyelesaikan semua masalahnya dengan lelaki itu agar dia tenang dan Aluna bisa mengurus Kelio tanpa merasa khawatir lagi. Kenapa pembicaraannya malah menjauh dari titik terang?

Baby İoWhere stories live. Discover now