CHAP 22 🍭İmpotent

31K 4.2K 51
                                    

Tidak biasanya Kelio tertidur hingga jam pulang sekolah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tidak biasanya Kelio tertidur hingga jam pulang sekolah. Setelah lima belas menit bel pulang berlalu, Kelio masih menidurkan kepalanya di paha Aluna, sementara dua kakinya terlipat di atas kursi. Lelaki itu tampak lelap, Aluna jadi tidak tega untuk membangunkannya, walaupun banyak sekali yang menggodanya.

Memeriksa ponselnya, Aluna memberi kabar pada supir Kelio agar menunggu lebih lama, mungkin Aluna akan menunggu hingga Kelio terbangun dengan sendirinya.

Kelio saat tertidur itu mempesona. Bulu matanya yang lentik, alisnya tebal dan rapi, serta bibir merah mudanya yang terlihat kenyal. Ini sudah menjadi paket sempurna, dilihat dari sudut manapun, tidak akan bisa berubah. Aluna akui, ia mengagumi wajah tampan Kelio. Memangnya, perempuan mana yang bisa tidak oleng melihat wajah seperti ini? Tolong diingat, Aluna juga perempuan normal. Masih tertarik pada laki-laki tampan.

Mengusap kepalanya perlahan, Aluna masih memperhatikan wajah Kelio. Lelaki itu tumbuh dengan siksaan sang ibu, lalu terkurung di pengawasan sang ayah. Jika boleh berpendapat, sebenarnya hidup Kelio lebih berat dibandingkan Aluna. Tidak bisa melakukan kegiatan seperti halnya remaja seumurannya, keluar rumah sendirian dengan bebas, atau menikmati kesenangan dengan teman-temannya. Kelio hanya bisa bergaul dengan orang-orang yang diizinkan oleh Luis.

"Kamu kuat, İo." Aluna menunduk, berbisik pelan pada telinga Kelio. Karena rambutnya yang menjuntai ke bawah dan mengenai wajah Kelio, lelaki yang memejamkan mata itu sontak terbangun. Matanya mulai terbuka dan berkedip beberapa kali.

Iris mata biru dan coklatnya menatap lurus pada Aluna. Kelio tidak tahu Aluna sedang apa, mengapa wajahnya begitu dekat dengannya. Hingga akhirnya tangan Kelio terangkat, dua jempolnya mengelus kedua pipi Aluna dengan pelan.

Mulut Kelio terbuka. "Aluna ...."

Mendengar suara itu, Aluna mengerjap. Gadis itu sontak menegapkan tubuh, menjauhkan wajahnya dari Kelio. Tidak menyangka jika Kelio akan terbangun saat posisinya masih seperti tadi. Dan apa yang Kelio katakan barusan? Dia memanggil nama Aluna, bukan panggilan seperti biasanya.

"Una."

Baru saja terkejut karena panggilan itu, Kelio sudah kembali menggantinya. Lelaki itu seperti tidak ada niatan untuk bangun, masih mengelus kedua pipi Aluna menggunakan dua jari jempolnya di sisi kanan dan kiri.

"Unaaa?"

"A-apa?" Aluna segera mengalihkan pandangan, entah kenapa rasanya hawa di sekitar Aluna terasa panas.

"Susu! Mau susu!"

Aluna mengernyit, tidak ingatkah Kelio jika mereka masih di dalam kelas. Kenapa lelaki itu berbicara kencang tanpa berpikir panjang, beberapa teman sekelas Aluna masih di dalam, mereka semua kompak menatap Aluna yang ada di pojok kelas.

"Mauuuu susssuuuuuuuu!!" Kelio berujar panjang seraya mengangkat tangannya ke atas, perlahan-lahan lelaki itu bangkit dengan wajah bantalnya yang imut. Dia mengerjap. "Oh, masih di kelas. Kirain İo kita udah ada di kamar İo."

Baby İoWhere stories live. Discover now