CHAP 27 🍭İnfiltrate

29.3K 4.2K 69
                                    

Aluna itu tidak kuat, tidak tahan banting ataupun tahan terhadap ombak kehidupan yang melebihi besarnya gelombang di samudera

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aluna itu tidak kuat, tidak tahan banting ataupun tahan terhadap ombak kehidupan yang melebihi besarnya gelombang di samudera. Aluna itu lemah, dia benar-benar lemah sampai hanya bisa menangis sendirian berjam-jam di dalam salah satu bilik toilet mall. Dia bahkan tidak berani keluar dari sana setelah bertemu dengan Nandia. Ketakutan, berharap Danis bisa menjemputnya dan mengatakan bahwa semuanya aman.

Tapi, Aluna sadar, Danis sedang sibuk. Aluna tidak boleh egois, jadinya dia memutuskan untuk tetap menangkan dirinya di dalam bilik toilet sampai jam di pergelangan tangannya menunjukkan pukul 19.00 malam. Menduga jika kondisinya berantakan, Aluna merapikan rambutnya terlebih dahulu, dia tidak ingin ada orang yang melihat jika dia sudah menangis, apalagi sampai matanya membengkak dan merah. Aluna memutuskan untuk menunggu 5 atau 10 menit hingga dia benar-benar tenang.

Kali ini, Aluna tidak tahu apakah keputusannya sudah benar ataukah tidak. Sebelum beranjak dari kloset yang tertutup, Aluna mendengar seseorang membuka pintu toilet bagian luar. Tampaknya ada yang datang, terbukti dengan suara langkah kaki yang cepat dan lama kelamaan terasa semakin mendekat.

Aluna meneguk ludahnya susah payah, dia tidak menemukan tanda jika langkah kaki itu akan berhenti, hingga dia dibuat terkejut kala seseorang dari luar mencoba membuka pintu bilik yang Aluna termpati. Orang itu, Aluna yakin dia adalah orang yang baru saja membuka pintu toilet.

"Ada orang, Mbak!" Aluna berteriak dengan suara parau, keadaannya masih kacau setelah menangis. "Nggak ada yang lain apa?"

Aluna pikir, orang itu akan meminta maaf dan buru-buru pergi karena malu. Tetapi Aluna salah besar. Orang di luar sana malah semakin gencar mencoba membuka pintu. Itu semua, sukses membuat Aluna membelalak terkejut.

"WOI, LO APA-APAAN SIH?!" suara Aluna semakin serak. "GUE BILANG DI SINI--" kening Aluna mengerut, orang yang memaksa membuka pintu itu tidak melakukannya lagi, malah sepertinya melangkah ke bilik toilet di sebelah kiri Aluna.

Itu cukup melegakan, namun tetap saja membuat Aluna heran setengah mati. Orang aneh ternyata ada di mana-mana.

Hendak kembali duduk karena mood-nya kembali buruk, Aluna ingin sekali pingsan saat suara gebrakan terdengar keras diiringi dengan sesuatu yang jatuh hampir menimpanya. Tidak, tunggu. Itu bukanlah sesuatu, tetapi seseorang!

"AAAA--mmmphh!"

Aluna melotot, memberontak kala tangan besar itu membekap mulutnya, sementara tangan yang lainnya melilit sekeliling pinggangnya. Aluna tidak bisa diam, terus berusaha melepaskan diri, bahkan beberapa kali menendang dan menginjak kaki orang di hadapannya, yang ternyata tidak membuahkan hasil sama sekali. Aluna bahkan kembali menangis, meraung kencang kala gigitannya tidak berpengaruh.

Tubuhnya ditarik ke belakang, Aluna dibuat terduduk kembali di kloset tertutup, tetapi kini dengan seseorang yang duduk tepat di belakangnya. Posisi mereka berdua, akan sangat membuat orang salah paham. Dengan Aluna yang didekap dari belakang, semua orang akan mengira jika terjadi hal yang tak senonoh di toilet mall.

Baby İoWhere stories live. Discover now