CHAP 20 🍭İnterference

34.8K 4.4K 32
                                    

"Sebaiknya kamu tidak dekat-dekat dengan dia, ya Luna?" Danis mengecup kening Aluna sekali lagi, sebelum pria itu melangkah mundur, sedikit menjauh agar bisa memandang wajah putrinya yang cantik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sebaiknya kamu tidak dekat-dekat dengan dia, ya Luna?" Danis mengecup kening Aluna sekali lagi, sebelum pria itu melangkah mundur, sedikit menjauh agar bisa memandang wajah putrinya yang cantik.

"Iyaa." Aluna segera mengangguk, mengencangkan tali tasnya lalu mendorong Danis dengan pelan. "Tenang aja, Yah! Sekarang ayah berangkat kerja jangan pikirin masalah itu, semangat ya!"

Danis hanya pasrah begitu Aluna terus mendorongnya hingga pria itu sudah berada di samping mobil. Omong-omong, itu adalah mobil perusahaan milik Luis. Pihak perusahaan memang memberikan beberapa fasilitas pada karyawannya, apalagi karyawan seperti Danis yang sudah mempunyai tempat spesial di sana.

Melambaikan tangannya, Danis segera masuk ke dalam mobil dan meninggalkan pekarangan rumah berlantai dua itu. Aluna sendiri langsung mengunci pintu, lalu keluar dan mengunci pagar sebelum akhirnya berbelok ke kiri, tepat ke rumah Luis. Dia menunjukkan Denio card yang dia miliki pada penjaga gerbang rumah Luis, lalu masuk ke dalam dengan pikiran melayang pada perkataan Danis semalam. 

Aluna menceritakan dirinya bertemu dengan sosok gadis seumurannya di mall kala itu. Tentu saja dengan menyembunyikan bahwa para bodyguard milik Luis telah hilang. Selain memikirkan para bodyguard, Aluna juga tidak akan bisa melupakan gadis yang mengaku-ngaku dan mengelu-elukan dirinya sebagai kakak dari Aluna. Padahal, Aluna benar-benar anak tunggal. Ingin menganggap dirinya kakak kelaspun, rasanya Aluna tidak pernah melihatnya di sekolah. Ah, atau mungkin pernah, ya?

Dan fakta bahwa jika gadis itu sebagai kakaknya, baru bisa Aluna cerna saat Danis yang menjelaskan padanya. Nandia sudah menikah lagi 2 bulan setelah perceraiannya dengan Danis. Nandia menikah dengan seorang duda yang memiliki satu anak seumuran dengan Aluna. Setahu Danis, anak dari Nandia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Aluna, hanya saja Danis tidak mau mengatakannya pada Aluna karena Danis rasa Aluna tidak perlu tahu. Danis juga tidak mau mengacaukan pikiran Aluna selama masih bersekolah jika dia mengatakan semua hal ini.

Sekarang, apa boleh buat? Aluna yang bertanya terlebih dahulu, Danis pun tidak bisa mengelak.

Aluna berdecak kala dia sampai di ambang pintu. "Awas aja kalau ketemu itu cewek, gue pukul mulutnya kalau ngaku-ngaku lagi," ucapnya lalu melangkah ke dalam. Begitu datang, dia langsung disambut oleh teriakan Kelio dan juga suara ribut dari lantai dua.

"PAPII! PAPI JAHAAAT! PAPI JAHAT!!

"KELUARIN İO! BUKA PINTUNYA, PAPI!!"

"PAPI! İO MAU SEKOLAH! PAPI JAHAT! PAPI JAHAT!"

Aluna menatap sekitar dengan bingung, dia hendak berlari ke atas untuk memeriksa apa yang terjadi, tetapi sosok tinggi yang merupakan kepala pelayan di rumah Luis datang menghadangnya.

"Maaf nona, Lus mengatakan jika Tuan muda tidak boleh keluar untuk sementara waktu, keadaannya berbahaya." Kepala pelayan itu langsung menyebutkan inti permasalahan membuat Aluna tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Baby İoWhere stories live. Discover now