CHAP 34 🍭İncident

31.9K 4.3K 99
                                    

Aluna membereskan semua barang-barangnya, memasukkannya ke dalam tas begitu guru telah meninggalkan kelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aluna membereskan semua barang-barangnya, memasukkannya ke dalam tas begitu guru telah meninggalkan kelas. Dia bangkit, lantas berjalan keluar bersamaan dengan yang lain. Tak jauh dari kelasnya, Aries berdiri dengan satu tangan memegang ponsel, keningnya berkerut tampak sedang berpikir. Aluna menambah kecepatan langkahnya dan berhenti tepat di depan lelaki yang kini menyampirkan hoodie-nya di lengan kiri.

"Ar?"

"Wait a moment." Aries berkata dengan tenang, dia menempelkan ponsel ke telinganya. Ada telepon dari seseorang, jadinya Aluna mengangguk dan hanya memperhatikan, tentu tidak menguping karena tidak terdengar dengan jelas.

Setelah pulang sekolah, Aries berjanji pada Aluna akan menjelaskan semua yang diketahui lelaki itu mengenai Kelio. Dari sini, Aluna juga akan mengetahui, apa hubungan antara Aries dan Kelio atau mungkin Kel.

Aluna tidak menunggu lama, Aries sudah berbalik menghadapnya. "Ayo, kita ke tempat lain," ucapnya seraya memasukkam ponsel ke dalam saku celana.

Mengangguk, Aluna mengikuti Aries ke arah parkiran. Gadis itu langsung masuk ke dalam mobil begitu Aries mengintruksi. Mereka berdua keluar dari SMA, membelah jalanan kota yang lumayan padat.

"Perkenalkan, nama saya Diego Atachio."

Mobil milik Aries baru melaju 10 menit di jalanan ketika Aluna mendengar suara Aries. Gadis itu mengangkat satu alisnya bertepatan dengan kepalanya yang menoleh ke samping kanan. Raut wajah bingung seolah-olah meminta Aries mengulangi ucapannya tergambar sangat jelas.

"Saya detektif dari Kanada." Aries melanjutkan. "Dua tahun ini, saya sedang menyelidiki satu kasus di Indonesia. Kasus ini cukup rumit, bahkan saya belum memecahkannya sampai sekarang."

Aluna tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Mungkinkah dia seharusnya tidak percaya? Bisa saja Aries hanya membual untuk menghibur dirinya, atau bermaksud mencairkan suasana. Tetapi saat pandangan Aluna terpaku tepat pada lelaki yang mengemudi itu, Aluna yakin Aries sedang serius.

"Kasus ini sudah terjadi dua tahun lalu. Bisa dibilang ini pembunuhan berantai yang masih abstrak. Setiap bulan, jumlah korban tidak bisa dipastikan. Pelaku pembunuhan pun belum bisa ditangkap karena tidak ada jejak dan tidak ada saksi mata sama sekali. Sampai sekarang, saya hanya tahu jika semua korban adalah wanita diatas usia 30 tahun, dan mempunyai pekerjaan yang sama."

"A-apa?" suara Aluna hampir seperti lirihan. Amat pelan dan tidak bertenaga, namun Aries bisa mendengarnya karena jarak mereka yang tidak terpaut terlalu jauh.

Aries menarik napasnya sejenak, dia menginjak rem mobil, berhenti tepat di jalan yang begitu Aluna kenal. "Kita turun, Aluna."

Aluna masih diam, mematung. Kepalanya menoleh kaku begitu Aries membuka pintu mobil dan keluar, melangkah pada sebuah gang yang sangat Aluna kenal. Aluna meremat roknya sebentar, membuka sabuk pengaman lantas ikut turun dari mobil, mengikuti langkah Aries yang sudah masuk ke dalam gang.

Baby İoWhere stories live. Discover now