Chapter 13 : Papa ganteng.

146 28 0
                                    

Chapter 13 : Papa ganteng.

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Ya ampun, hampir aja adek jatuh. Kakak ish!" Naviza menggerakkan giginya kekiri kanan, seakan marah bak anak kecil.

Sean terkekeh. "Ahaha, kan ga jadi, dek."

Ifah menyeringai senang, lalu menjulurkan lidahnya. "Bener kata papa ganteng. Adek aja yang baperan. Wleek!"

Naviza segera tak senang. Gadis kecil itu segera menyandarkan kepalanya di bahu Sean, seakan tengah mengadu dan tak berdaya.

"Papa mah gitu, pas ada kak Ifah, adek malah dinistain. Nanti kegantengan papa ngurang, loh!"

Zakka menatap ketiga orang di depan tangga sana seraya tersenyum. Senang sekali rasanya melihat ayah-anak yang harmonis ini.

"Udah udah. Mending adek sama kakak kesini, biarin papa istirahat dulu, nak," ucapnya lembut.

Ifah dan Naviza saling menatap. Lalu keduanya serempak saling memberi kode lewat mata. Yang artinya ; Ga biasanya bunda lembut-lembut gitu ngomongnya.

Kedua kakak beradik itu tertawa bersama. Lalu berjalan meninggalkan sang ayah, pergi ke dapur dan membantu Zakka yang terlihat akan membuat pudding.

Sementara, Sean segera menyandarkan punggungnya di sofa. Lelaki paruh baya itu memejamkan mata, seakan ia bisa tertidur kapan saja.

**

Esok harinya, Ifah berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motornya seperti biasa.

Saat sampai di depan rumah Wendi, gadis yang kali mengenakkan seragam putih abu-abu itu melihat seorang lelaki tampan tengah memanaskan mesin motornya.

Karena kepala lelaki itu yang menunduk, dirinya sama sekali tak menyadari ada sosok tak di undang yang tengah berhenti di depan pagar rumahnya.

"Piwwit. Abangg Daffa~ barengan yuk ke sekolahnya!" teriak Ifah bernada.

Daffa terdiam, lalu netra gelapnya melirik Ifah sebentar sebelum kembali seolah tak melihat siapa-siapa.

Merenggut kesal, Ifah mencibir, "Idiih, sok cakep amat mas nya. Yaudah kalau ga mau, rugi banget ah gabisa barengan sama artis lagi~"

"Artis? Artis kehilangan panggung mah iya," balas Daffa meledek.

"Ih." Menyipitkan mata, gadis itu segera menghidupkan motornya kembali, lalu berteriak, "TANTEE ANAKNYA NGESELIN BANGET! MASUKIN KE DALAM PERUT LAGI AJA!"

Belum sempat Daffa melempar kerikil kecil ke arah Ifah, gadis itu segera memutar gas di stang motor. "DADAAH!"

"Apaansih, bocah freak sok asik!" gumam Daffa.

Daffa sangat kesal, apalagi ketika mengingat kemarin dirinya ditertawakan oleh gadis yang sayang sekali adalah tetangganya itu.

Saat berbalik, ia menemukan ibunya tengah berdiri di daun pintu.

"Ma, bisa ga kalau kita pindah lagi aja?" tanyanya sembari menyalim tangan Wendi.

Terkekeh pelan, Wendi menggeleng sebagai pertanda jawaban : tidak.

"Ngeselin banget ah anaknya tante Zakka itu. Kadang bisa kaya patung es, kadang lagi malah kaya reog!" keluh Daffa. Lalu melanjutkan, "aku pergi dulu, ma. Assalamu'alaikum!"

Wendi terus terkekeh lucu, tak sadar bahwa suaminya yang berwajah garang telah berdiri di belakang tubuhnya.

Dero menyipitkan mata. Lalu tangannya menyentuh pundak Wendi Tiba-tiba.

"Astaga, mas? Bikin kaget saja ih!" Wendi terperanjat.

Dero menatap netra sang istri. "Kamu... Mau jodohin mereka berdua?"

"Eh?"

"Memangnya kamu mau kalau besanan sama si Sean yang ga punya urat malu itu?" Belum sempat Wendi menjawab, lagi-lagi ia melanjutkan, "aku sih ogah!"

"Apa deh mas? Ga ada yang niatan mau ngejodoh-jodohin, tau?"

Segera, bagai bertukar 360°, Dero tersenyum manis sembari merangkul bahu Wendi. "Yasudah, bagus kalau begitu!"

"Lagian, kalau iya emang kenapa, mas?"

"Sean itu ..."

***

ENJOY!

Semakin kesini, semakin tidak jelas. Tapi tidak apa-apa karena ini hanya cerita hasil gabut ಥ‿ಥ.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now