Chapter 21 : Kekesalan Decy.

110 23 1
                                    

Chapter 21 : Kekesalan Decy.

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"SIALAN! PASTI KARENA SI CEWEK BEGO ITU! PASTI!"

Decy melempar segala barang di sekitarnya ke lantai. Urat di lehernya sangat tegang karena amarah.

Jemari gadis itu sedikit luka, karena barusan melempar segala kosmetik kaca nya ke lantai.

Dengan mata merah dan rambut acak-acakan, Decy menarik nafasnya pelan-pelan di depan cermin riasnya. "Tuh cewek. Mulai besok pasti akan menderita! Pasti!"

Tangannya mengepal, ia pun berbicara dengan bibir tergigit dan gigi yang saling bergemelatuk.

Sungguh. Ia sangat kesal.

Jika memang gadis tetangga Daffa itu mau dan menyukai pacarnya, seharusnya ia harus berlutut dan memohon dulu pada Decy.

Lelaki itu. Akan terus menjadi milik Decy hingga nanti gadis itu merasa bosan dan meninggalkan Daffa.

Ego nya terkulai, ketika Daffa malah mengucapkan kalimat putus dengan wajah tenang.

"Harusnya, gue yang ninggalin lo! Lo yang bakal ngerasa disingkirkan dan merasa ga lagi dibutuhkan!"

Jemarinya meremat pecahan kaca kosmetik di atas meja. Tak lama, darah segar pun segera merembes dari telapak tangannya. "Istirahat sejenak? Lo pikir gue percaya kalau itu cuma sebentar, hah?!"

Ia menggertakkan gigi. Dirinya semakin kesal, ketika mengingat bahwa sang kekasih telah berpaling pada sosok lain yang terlihat lebih rendah darinya.

"Lo pasti akan menyesal, Daffa. Gue bersumpah akan bikin lo nyesel!"

Netranya menatap pantulan dirinya di depan cermin. Sekian menit berlalu, sebelum sebuah senyum penuh perhitungan terpantri di bibirnya yang lumayan tebal.

***

Di sebuah toko bakso, Ifah dan Putri tengah duduk sembari mengunyah gumpalan bulat dengan berbagai ukuran.

Tiba-tiba, bagai teringat akan hal penting, Putri mengangkat topik pembicaraan yang sedari tadi sudah ramai dibahas di sekolah mereka.

"Kak Daffa ... putus sama kak Decy."

Ifah diam, mencerna arti ucapan Putri. "Lo nanya? Ya ga tau, lah!"

"Gue ngasih tau. Masa sih lo ga denger tentang berita mereka yang lagi terkenal seantero sekolahan?"

"Gue beneran ga tau. Emangnya mereka bener-bener putus?"

"Iya. Kata temennya kak Decy, dua sejoli itu putus karena ada orang ketiga. Dan katanya lagi. Orang ketiga itu adek kelas, alias, seangkatan kita!" Menatap Ifah yang tetap diam, Putri pun melanjutkan, "lo penasaran ga, sih, sama cewe yang berani rebut kak Daffa dari kak Decy?"

Ifah menggeleng. "Enggak. Lagian itu bukan urusan gue."

Putri berdecak malas, bibirnya mengerucut kesal. "Tau, ah. Males ghibah kalau sama lo. Responnya datar banget!"

Memutar bola matanya malas, Ifah menghela nafas lelah. "Kan bener? Mau mereka putus, nikah, atau punya anak sekalipun. Itu bukan urusan gue. Lagipun, Ghibah itu ga baik, dosa!"

Tak beberapa menit setelahnya.

Ifah mendekatkan dirinya dan duduk mepet di dekat Putri, ia berbisik, "Lo udah denger tentang cucunya bu Endang, gak? Yang ---"

Putri berdecak sejenak. "Ini yang katanya ga mau ghibah lagi? Tapi ... Dulu gue denger, anaknya bu Endang itu juga ketangkep tau, sampe dinikahin paksa!"

"Ooh~ jadi mereka ---"

"Iyaa. Mereka sampai sekarang masih ---"

Malaikat pencatat amal baik yang awalnya tersenyum ketika mendengar Ifah tak ingin Ghibah. Saat ini menatap kecewa pada sang umat manusia tak berprinsip di sisinya.

Dasar, ghibah teruss, memangnya mau kalau disuruh memakan daging saudara sendiri?

Tapi, godaan untuk berhenti bergunjing memang sangat sulit untuk ditahan.

Berhenti ghibah! Karena hal itu bisa membuatmu menjadi kanibal yang memakan daging sesama manusia:).

***

ENJOY!

Hari ke-4!

Ttd :

Aku, seorang gadis penyuka senja dan tepian pantai.

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang