Chapter 24 : Jadi selingkuhan Daffa?

117 19 0
                                    

Chapter 24 : Tiba-tiba jadi selingkuhannya Daffa?

❝ HAPPY READING ❞
🦋

"Apa sih lo? Lagi kena masuk sesuatu, ya?" Ifah berbalik, menatap lelaki itu tajam.

"Terserah. Panggil Abang atau gue jedotin kepala lo ke tiang ini?" Daffa menunjuk tiang kayu penopang bangunan parkiran di sisi motornya menggunakan dagu.

Ifah menatap senior kelasnya ini ngeri. Belum apa-apa, kepalanya benar sudah berdenyut merasa perih.

Gadis itu meringis membayangkan kondisi kepalanya jika tidak menurut. "Okee. Makasih ya Abang Daffa yang," menjeda ucapannya. Ifah memperhatikan Daffa yang memasang wajah bangga lalu melanjutkan, "Jelek."

Tertegun sejenak, Daffa menatap Ifah penuh peringatan. "Yang bener."

"O-oke. Makasih ya Abang Daffa yang tampan~"

Daffa menyeringai. "Terimakasih ga diterima, tapi sana pergi."

Ifah tersenyum manis, lalu kabur sejauh dua meter. Ia berhenti, berteriak meledek Daffa sebelum berlari kabur, "Tapi boong. Daffa jelek, muka hasil makai borax!"

"Borax? Dikiranya ini mainan slime?" Daffa menyentuh wajahnya. Matanya menyipit.

Turun dari motornya, lelaki itu berniat pergi ke kelas.

Namun, langkahnya terhenti di depan parkiran khusus mobil. Netranya bersitatap dengan dua bola mata berwarna coklat terang milik gadis yang pernah menjadi kekasih hatinya dulu.

Decy terkekeh suram. "Kamu ... Ah, enggak. Lo, beneran selingkuh sama tuh bocah, ya?"

"Bukan urusan lo, Des."

Daffa berjalan acuh. Sejak ia mengajak putus, pikirannya telah menyusun rencana perlindungan, agar dirinya tak lagi kembali bersama gadis itu.

Ucapan Decy selanjutnya, membuat Daffa mematung di jalannya.

"Kalau memang ... Dia yang rebut lo dari gue. Gue janji, ga akan pernah biarin hidupnya tenang."

Menatap punggung kaku lelaki tampan itu, Decy menyeringai, melanjutkan karena merasa dirinya menang di perdebatan kali ini, "Kemarin, gue yang suruh dua cewek itu buat nusuk ban motor pacar baru lo. Kalau buat nanti ... Gue sangat menanti hal yang akan terjadi. Lo, pasti juga gitu, 'kan Daffa Alkana Raja?"

Daffa menarik nafasnya mencoba menahan emosi. Meski ia tak sedikitpun merasa apa-apa kepada Ifah, dirinya tetap saja tak akan pernah membiarkan orang tak bersalah jadi terkena imbas oleh ulahnya.

Lelaki itu melangkah pergi, sembari berucap terus terang, "Lawan lo bukan dia, Des. Sekalipun lo berani. Silahkan lakuin apapun yang lo mau. Tapi, sampai akhir usia gue kelak, lo ga akan pernah gue maafin."

Decy tertegun, lalu bergumam membantah, "Ga mungkin lo tahan untuk ga maafin gue, Daffa. Gue paham betul apa kelemahan lo."

Daffa itu, lemah terhadap air mata yang keluar karena ulahnya. Air mata pada mata siapapun yang ia sayangi.

Namun, Decy lupa.

Mungkin, saat dirinya menangis kepada Daffa kelak, ia bukan lagi termasuk di dalam list orang-orang yang Daffa sayangi.

***

Jam keluar main pertama telah berbunyi. Ifah bersama Putri, seperti biasa, menunggu dua mangkuk bakso yang telah mereka pesan sejak beberapa menit dahulu.

Keduanya kali ini sibuk membahas beberapa karakter Anime yang saat ini tengah lumayan Viral.

Putri menggeleng tak setuju. "Yor itu cantik banget, jadi ga mungkin nanti dia bakal mau ngebunuh suaminya sendiri!"

"Apa hubungannya, bodoh?" Ifah mengernyit heran. Menatap sahabatnya itu meledek. "Lagian, ya. Entah itu bapak Senja yang mati pas lagi kerjain misi, atau mungkin dia mati karena dibunuh Yor!"

Putri semakin tak setuju, hampir saja ia menepuk meja dengan keras. "Ga mungkin! Bapak Senja ga mungkin mati, If! Orang dia keren begitu, kok. Apalagi punya anak sekeren Anya!"

Keduanya saling beradu argumen, lalu yang satu menatap yang lainnya dengan sengit.

"Ini bakso nya. Dua porsi, kan, ya?"

Ekspresi keduanya segera berubah. Menjadi penuh kasih sayang dan menatap bakso mereka dengan antusias.

Ifah mengangkat kepalanya, menatap orang yang telah mengirim makanan mereka. "Lohh. Mbak nya karyawan baru Bibi kang bakso?"

Tersenyum canggung, wanita itu mengangguk lalu berlalu pergi dengan buru-buru.

Ifah dan Putri saling menatap, lalu keduanya pun ingin menyuapi bakso yang masih panas itu ke mulut masing-masing.

Namun, Ifah malah terdiam.

Gadis itu menatap baksonya yang sedikit berbeda dari milik Putri.

"Put ... Ini, bakso punya gue kok berkilau gini?"

***

Enjoy!

Berkilau? Mungkin di baksonya ada berlian 😔

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora