Chapter 26 : Hampir terbunuh! (2)

110 23 0
                                    

Chapter 26 : Hampir terbunuh! (2)

❝ HAPPY READING ❞
🦋

Saat ketiga orang luar itu pergi melanjutkan interogasi akan kasus mendadak ini. Putri menatap Ifah dengan bibir tergigit keras.

"Kenapa?" tanya Ifah tenang.

Putri menggeleng pelan. "Gue ga nyangka sekolah ga perbolehin kita buat panggil tante Zakka sama om Sean."

Ifah mengangguk santai, seakan tahu alasan dibalik ini semua. "Wajar, sih. Sekolah ga mau kena tuntutan hukum. Meskipun ini kejadian yang bisa mengancam nyawa gue sebagai siswi disini, itu cuma 'bisa', bukan 'telah terjadi'."

"Kalau gue beneran makan bakso tadi dengan santui, minimal, tenggorokan gue bakal luka parah, usus gue rusak, dan segala organ dalam gue pasti sobek atau seenggaknya lecet."

Ifah menatap Putri, lalu menghela nafasnya mencoba santai. "Karena itu belum terjadi. Maka sekolah pasti ga mau bikin namanya jadi buruk cuma karena hal yang ga bener-bener bikin gue mati."

"Gue ngerti, tapi ga seharusnya kepala sekolah bersikap kaya gini!" Putri menggeleng tak setuju.

"Kaya gini? Lo mau orangtua gue tau tentang anaknya yang hampir mati karena makanan di kantin SMANSANUBA?"

Menatap atap UKS, Ifah kembali menjilat bibirnya yang telah kembali kering. "Kalau Mama Papa tau, mereka pasti akan bawa ini ke jalur hukum. Dan kepala sekolah, ga pernah ingin itu terjadi."

Berlagak tenang, hanyalah topeng. Pada kenyataannya, Ifah sangat takut hingga rasanya ia bisa buang air kecil terus-menerus.

Bibirnya terus pucat sedari tadi. Siapa yang tak takut jika telah dihadapkan kepada kematian?

Dan satu hal yang tidak gadis itu ucapkan pada Putri. Dirinya yakin bahwa pelaku ini semua pasti memiliki latar belakang yang tinggi.

Jadi, tak mungkin orang kecil sepeeti Ifah dan keluarganya akan mampu melawan balik.

Jalur hukum? Sama saja. Pasti orang itu mampu melakukan hal dari  belakang panggung.

**

Ifah tak memasuki sekolahnya selama satu minggu penuh. Karena dirinya yang terlalu takut.

Ia beralasan bahwa sedang sakit pada Papa dan Mama nya.

Padahal, setiap saat ia selalu takut dan bersyukur karena ia masih bisa selamat dari hal yang hampir membunuhnya.

Hari ini, sebuah pesan dari nomer asing memasuki ponselnya.

Dua nomer asing, lebih tepatnya.

Satu diantaranya berucap memberi kabar baik.

Dan satu lainnya berupa pesan ancaman.

Dengan tangan bergetar, gadis itu membuka pesan ancaman.

+1 (Xxxxxxx)
Gimana? Cuma segitu dan lo udah ngerasa kalah?
Cupu.

Ia hanya diam. Tak ingin menambah beban pikiran, gadis itu segera memasukkan nomer tak dikenal ke dalam daftar Hitam dan kontak terblokir.

Pesan bahagia, dari nomer asing pula.

+3 (xxxxxx)
Jangan takut.
Penjual bakso, pun kakak cantik yang lo bilang ... Udah dituntut masuk penjara dua hari lalu.

You :
Beneran?!

Ya.
Ayo sekolah.
Kalau masih takut, jangan ke kantin buat jajan lagi.
Nanti gue bawain masakan buatan Bunda.

You :
Lo ... Daffa, ya?

Ck.

Ifah pikir itu adalah nomer Daffa. Tapi melihat reaksi yang ia dapat, sepertinya bukan?

Dan, sebuah notifikasi lainnya pun ikut masuk.

+2 (Xxxxxx)
Buka pintu.
Gue dibawah.

You :
Siapa?

Daffa Alkana Raja.

***

"Ngapain?"

"Cuma mau mastiin, lo masih idup apa gak," ketus Daffa.

Ifah menyenderkan punggungnya di Sofa. Mencoba abai akan kehadiran Daffa yang tiba-tiba.

Asik berdiam-diaman, Daffa pun akhirnya merasa bosan.

"Tante, Om, sama adek lo mana?"

"Keluar, sekolah Naviza lagi ada rapat."

"Ooh."

Hening lagi.

Lalu Daffa kembali berucap, kali ini dengan nada lembut yang tidak disangka-sangka, "Mereka udah ditangkap polisi. Tapi, diantara keduanya, ga ada yang memberi penjelasan apapun. Mereka secara tenang, ditangkap tanpa memberi pembelaan. Jadi, sampai sekarang, ga ada yang tahu, apa atau siapa yang jadi alasan mereka lakuin itu."

***

Enjoy!

Konfliknya beneran ringan, kan? '-'

Ó.Ò

ADDICTED || DAFFA [Tamat]Where stories live. Discover now